Malam sudah berganti pagi, Aksara sedang berada di halaman belakang, menjemur seprai. Tidak akan membiarkan Kanaya untuk keluar kamar.
Drt drt.
Ponsel Aksara yang ada di di sakunya bergetar, Aksara segera menekan tombol berwarna hijau.
"Ke kamar, sekarang!" Titah si penelepon yang tak lain adalah istrinya dengan galak.
Aksara terkekeh pelan, Kanaya lucu...
Tanpa ba-bi-bu lagi, Aksara langsung menuruti perintah kanjeng ratu setelah selesai menjemur seprai.
Di dalam kamar, Kanaya tampak bergelung dengan selimut tebal dan duduk di sandaran kasur.
Aksara mengusap puncak kepala Kanaya pelan, membuat mata gadis itu terbuka dan mendongak untuk melihat pelakunya.
Cowok itu tersenyum tanpa dosa "Kenapa, hm?"
Kanaya menyambutnya dengan geplakan pelan di tangan kekar itu, lalu mengerucutkan bibirnya dan semakin mengeratkan selimut di tubuhnya.
"Kenapa, kenapa?! Nyebelin banget" omel Kanaya.
"Ngapain lo pindahin gue ke kamar?!"
"Kan biar kamu tidurnya nyaman" jawab Aksara tanpa dosa, dan mengganti kosa katanya menjadi 'kamu.'
"Ya, tapi, kan aku lagi nggak pake baju! Kalo kamu--" balasnya yang langsung menutup mulut karena keceplosan berbicara seperti itu, bahkan ia tidak sadar jika mengikuti kosa kata 'aku-kamu.'
"Nggak papa, lah. Kan semalam--" ucapan Aksara terpotong kala tangan Kanaya mendarat dengan mulus menutup bibirnya.
Hal itu membuat Aksara mematung, bukan--bukan karena tangan Kanaya yang membekap mulutnya, tetapi karena selimut yang di kenakan Kanaya melorot sehingga menampakkan tubuh polos gadis itu bagian atas.
"Tutup mata!" Teriak Kanaya panik, reflek langsung membuat kedua mata Aksara terpejam kuat.
Gadis itu langsung menarik tangannya dan membenahi selimutnya dengan wajah merah padam.
"Balik badan sana, aku mau ke kamar mandi!"
"Mau aku bantu?" Tawar Aksara.
Kanaya langsung menunjukkan kepalan tangannya dengan wajah garang.
"Mau aku hajar?"
Aksara menyengir, lalu membalikkan tubuhnya dengan kaku.
"Awas aja kalo sampe ngintip!" Peringat gadis itu, lalu mulai berjalan ke toilet dengan langkah pelan dan sesekali meringis.
Setelah perempuan itu benar-benar memasuki kamar mandi, Aksara duduk di atas tempat tidur dengan jantung yang berdegup tidak santai.
"Aya, aku minta maaf ya bikin kamu kesusahan buat jalan!" teriak Aksara tak tahu malu. Tapi, lagipula di kamar ini memang hanya ada mereka berdua.
"Aku keluar nanti kamu beneran aku hajar ya, Sa!" Teriak Kanaya balik.
***
"Kok gitu jalannya?" Tanya Aksara mengejek.
Kanaya mendelik, bersiap melemparkan apapun yang ada di dekatnya.
Perempuan itu melenggang pergi tanpa membalas ucapan Aksara karena tahu hal itu hanyalah sebuah guyonan.
Aksara melanjutkan kegiatannya kembali, yaitu bermain gitar sambil bernyanyi.
"AKSARA!!!" Panggil Kanaya menggelegar, cowok itu langsung terperanjat dan menghampiri asal suara.
Ternyata Kanaya tengah duduk bersimpuh di lantai halaman belakang dengan kedua tangan yang menutup wajahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Ficção Adolescente"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...