"Nay, sebelumnya sorry ya. Selama ini gue sering banget berantem sama lo dan bully Leona" ujar Aruna usai menjelaskan permasalahannya dengan Leona selama ini.
"Maaf juga karena gue sering keluar sama Aksara tanpa izin lo belakangan ini. Tapi sumpah gue nggak ada maksud macem-macem. Gue cuma nolong Aksara buat jagain Alena dan jaga rahasia dia perihal Alena sama liam itu Adiknya Aksa."
"Kenapa lo nggak bilang sama gue?" Tanya Kanaya seraya menyuapkan sesendok nasi lagi.
"Karena Aksara takut kamu nggak bisa bohong sama tante Jihan perihal ini. Om Azis yang minta Aksara buat nggak bilang ke tante Jihan."
"Kenapa? Bukannya lebih baik jujur sebelum mama tau sendirinya? Mama pengen bsnget, loh, Na, punya anak perempuan. Sampe-sampe dia maksa Aksara buat nikahin gue waktu itu" balas Kanaya tersenyum kecil.
Aksara yang baru saja sampai di depan pintu kamar inap Kanaya langsung menghampiri sang istri dan mengecup puncak kepalanya singkat.
"Aya... Kan aku udah jelasin soal itu. Dulu emang iya, aku terpaksa nikah sama kamu bahkan sempet pengen cerai sama kamu. Tapi sekarang, sumpah demi apapun aku nggak akan pernah mau jauh dari kamu, okey? Jangan di bahas lagi, ya, aku minta maaf" ujar Aksara penuh penyesalan.
"Iya Nay, dan satu lagi. Aksara bahkan minta tolong ke gue buat bantu jaga Alena karena dia nggak mau bikin lo kepikiran dan stress" timpal Aruna.
Mereka kini hanya bertiga di ruangan itu, teman-temannya yang lain memberikan waktu untuk Aksara dan juga Aruna menjelaskan semuanya agar Kanaya benar-benar paham.
"Eum, mama tau aku keguguran?" Tanya Kanaya pelan.
Aksara menghembuskan nafas pelan.
"Ya, mama tau. Mama juga di rawat sekarang, penyakit jantungnya kambuh. Mama shock dengar kamu keguguran dan tau fakta kalo Liam dan Alena itu anak papa."
Aruna yang merasa obrolan mereka mulai sensitif, memilih untuk pamit keluar.
"Mama di rawat, Sa? Terus gimana sekarang keadaannya? Mama baik-baik aja, kan?" Tanya Kanaya takut.
Ia baru saja merasakan kasih sayang seorang ibu lagi, Kanaya takut jika dirinya kembali kehilangan sosok itu.
Cowok itu mengangguk, "kondisi mama udah membaik. Kemarin udah ditangani sama dokter spesialis jantung. Kamu jangan khawatir, ya?"
"Sebenarnya, itu yang aku takutin, Ya. Mama punya riwayat penyakit jantung. Jadi aku ragu buat ngasih tau semuanya ke mama. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk. Dan akhirnya, aku milih buat sembunyiin semuanya dari mama."
"Sekarang aku udah lega, aku nggak harus bohong lagi ke kamu, ke mama. Dan semua orang."
Kanaya memeluk suaminya itu setelah Aksara menaruh nampan makanannya ke atas nakas.
"Sa, tadi papa bilang, Liam di tahan karena kasus perencanaan pembunuhan ke aku kemarin, ya?"
"Iya. Jadi kanu nggak usah khawatir lagi, sekarang semuanya udah aman, nggak akan ada terror lagi."
Kanaya mendongak, "tapi, Sa. Bukannya dengan kamu ngelaporin dia itu cuma akan bikin dia makin benci sama kamu?"
"Nggak, Liam udah minta maaf sama aku, dia yang nyerahin diri ke polisi. Dia cuma minta sama aku buat jaga Alena dan bantu dia sembuh dari penyakit mentalnya. Itu aja."
***
Sepuluh hari Kanaya di rawat di rumah sakit. Sejak dua hari yang lalu, ia dan Aksara sudah kembali ke rumah, tanpa bayi yang Kanaya kandung. Hanya mere berdua. Kanaya dan Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Novela Juvenil"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...