56. HARI YANG DITUNGGU

26.1K 1K 41
                                        

Perempuan dengan perut bulat itu berjalan pelan dengan sapu yang ia pegang di tangan Kanan. Kemudia ia sedikit menunduk lalu mengarahkan sapu itu ke bawah sofa ruang tamu yang gerlihat begitu kokoh.

Kanaya berdecak seraya memegangi perutnya yang sudah bulat.

"Ck. Susah banget" keluhnya seraya mencari ide lain.

"Sayang? Ngapain pegang sapu?" Tegur Aksara dengan pandangan horor.

Bukan apa-apa, di kehamilan kedua ini, Kanaya terlihat sangat sehat dan cenderung tidak mau diam.

Pernah satu kali Kanaya mengalami keram perut setelah mengepel lantai rumah yang begitu luas. Padahal banyak asisten di rumah mama Aksara.

Di usia kandungan tujuh bulan, Kanaya dan Aksara mulai pindah ke rumah orang tua Aksara untuk sementara waktu.

Karena Aksara maupun Kanaya masih sangat awam perihal kehamilan ataupun cara merawat bayi.

"Apa? Mau marah?! Itu hape aku jatuh ke sela kursi. Aku gak hisa bungkuk, susah!" Semprot Kanaya sebelum Aksara mengomelinya.

Aksara itu sensitif sekali, baru melihat Kanaya memegang sapu saja sudah seperti itu.

Suami Kanaya itu berjongkok, kemudian mengambil benda pipih itu dengan mudah.

Kaya sudah mulai kesulitan bergerak atau sekedar membungkuk karena perut bulatnya.

"Kenapa gak panggil aku?"

"Males liat muka kamu!"

Lah? Ada salah apa nih, Aksara? Seingatnya hari ini dirinya tidak melakukan hal apapun yang sekiranya berpotensi membuat sang istri kesal.

Kemudian dengan wajah flat-nya, Aksara mengusap perut Kanaya yang terlapisi dress ibu hamil berwarna salem itu.

"Bunda kamu emosian banget, dek. jangan di tiru ya kalo udah besar" bisiknya dengan suara cukup besar.

Oh ya, pasutri muda itu juga sudah memutuskan untuk cuti kuliah selama dua semester, setidaknya sampai bayi mereka berusia delapan bulan.

"Sa, beli kebab, yuk" ajak perempuan hamil itu tiba-tiba.

"Sekarang?"

Kanaya mengangguk lucu seraya memegangi perutnya.

"Bentar, aku ambil kunci mobil dulu di kamar."

"Naik motor aja. Kalo naik mobil muka kamu keliatan dari samping, aku mual kalo liat muka kamu" ujar Kanaya entah serius atau tidak.

Tapi sepertinya serius, karena perempuan itu sedari tadi hanya menatap Aksara sekilas saat berbicara.

Wajah Aksara mendatar.

"Yaudah sana beli sama Bian aja kalo mual liat muka aku" balas Aksara membuang muka.

Ceritanya mau ngambek.

Sekedar informasi, Bian itu salah salah satu teman kuliah mereka yang menyukai Kanaya, dan tadi pagi cowok itu datang ke rumahnya untuk menemui Kanaya dan istrinya itu terlihat cukup senang tadi, membuat Aksara cemburu.

Padahal itu hanya perasaan Aksara saja.

"Kok gitu ngomongnya?!"

Nah, kan.

Cowok itu mulai bereaksi, kalau nada bicara Kanaya sedah kesal begini pasti nanti dirinya yang menderita.

"Ya, udah, kalo gitu aku mau tidur aja. Kamu gak usah pegang-pegang aku pokoknya. Tidur sama mama sama papa aja sana!"

Aksara gelagapan.

"Enggak-enggak, sayang. Aku bercanda, maafin, ya" sela Aksara dengan cepat.

"Gih, ganti celana panjang, kita motoran aja, aku nurut, nih."

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang