22.

29.1K 1.3K 12
                                    

Aksara mengacak rambutnya frustasi, matanya menatap layar laptop dengan seksama, video rekaman cctv area depan rumah Aruna yang dikirim Haikal tidak membuatnya puas.

Dia yakin jika kejadian yang menimpa Kanaya tadi, bukan karena kebetulan melainkan sudah di rencanakan, entah oleh siapa. Mana mungkin di acara pesta yang cukup besar itu terdapat pisau yang tergeletak asal. Bahkan tidak ada satu pun sampah di sana, apa iya pisau itu tak sengaja terjatuh?

Kalaupun iya, apa tidak ada yang menyadari? Atau menginjak benda tajam itu?

Lagipula, Kanaya bilang, dirinya merasa seperti di dorong atau di senggol oleh seseorang hingga kehilangan keseimbangan dan berakhir terjatuh.

Tetapi, di dalam rekaman itu tidak terlihat sesuatu yang mencurigakan, bahkan ketika Kanaya memasuki rumah Aruna, tidak ada yang mencurigakan sama sekali.

Sedangkan rekaman cctv di tempat kejadian, yaitu halaman belakang rumah Aruna, sudah di hapus. Itu hal yang memperkuat opini Aksara.

Drtt.

Liam
Sepuluh menit sebelum kejadian, cctv udah mati, Sa. Jadi gue nggak tau siapa yang naruh pisau itu di sana.

Kayaknya ini emang udah di rencanakan, bahkan nggak ada satu pun bukti yang di tinggalkan.

Semuanya seperti udah di susun sebaik mungkin.

Sial, Aksara jadi bingung sendiri sekarang.

Aksara melirik ke arah kasur, Kanaya masih memejamkan mata dengan tenang setelah di obati oleh dokter Atalla.

Ia menutup laptopnya dan berjalan ke arah tempat tidur Kanaya, lalu mengecup dahi gadis itu singkat.

Cup.

"Gue mandi dulu" gumam Aksara pelan seraya mengusap lembut surai hitam Kanaya.

Beberapa menit kemudian, Aksara keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya. Ia melihat Kanaya yang sudah terbangun, duduk di tepi ranjang dengan muka bantalnya.

"Mau kemana?"

"Kamar mandi."

"Ngapain?"

"Mau pipis."

Aksara bersiap membopong tubuh mungil gadis itu, sebelum..

"Gue bisa" cegah Kanaya, lalu berjalan pelan dan sedikit tertatih ke arah kamar mandi, Aksara menunggu di depan pintu, takut terjadi sesuatu pada istrinya itu.

Sedangkan di dalam sana, aroma perpaduan shampo dan juga sabun langsung merebak menyapa indra penciuman Kanaya.

Kenapa, ya, kalau Aksara habis mandi, wangi kamar mandinya beda, pikir Kanaya.

Aksara mengetuk pintu kamar mandi karena Kanaya tak kunjung keluar.

"Aya? Lo masih bisa pake cenala, kan?" Pertanyaan konyol.

Kanaya hampir tertawa itu mendengar pertanyaan. Kanaya, kan memakai celana pendek, jadi luka nya tidak akan sakit.

"Butuh bantuan nggak?" Tanya Aksara lagi.

"Nggak!"

Cowok itu mengangguk, padahal Kanaya tidak melihatnya. Aksara takut jika Kanaya terpeleset atau pingsan di dalam kamar mandi, karena luka gadis itu cukup parah.

Kanaya keluar dari kamar mandi, wajahnya terlihat basah, sepertinya habis cuci muka.

Aksara kembali menuntun gadis itu menuju tempat tidur, sedikit berlebihan sebenarnya, karena Kanaya masih bisa berjalan walau tanpa di tuntun.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang