"kenapa lagi, Sa? Mereka bisa curiga kalo kita tiba-tiba pergi kayak gini."
"Gue nggak suka, di sana ada Aldy."
"Kenapa? Kalian lagi ada masalah?"
Aksara menatap Kanaya datar, seraya memegang kedua lengan gadis itu.
"Lo nggak ngerti?" Tanya Aksara dingin.
Kedua alis tebal yang tertata rapi itu menukik pertanda bingung.
"Ngerti ap--"
"Gue cemburu."
Dua kata yang sangat mengganggu hatinya itu kini terucap di hadapan seseorang yang kini mematung dengan wajah terkejut.
Aksara mengusap lengan Kanaya dengan lembut, menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
"Sa, tapi Aldy nggak ngap--"
"Gue tau. Gue tau Aldy nggak ngapa-ngapain. Tapi gue cemburu, Ya. Gue nggak suka liat dia ngajakin lo ngobrol."
"Gue nggak ngerti sama diri gue sendiri, perasaan gue masih gamang, Ya. Gue..."
Raut wajah Aksara terlihat resah, membuat Kanaya bingung harus mengatakan apa.
Dalam hatinya ia memikirkan kalimat-kalimat yang terucap dari mulut Aksara. Cowok itu berkata jika dirinya cemburu. Bukankah cemburu itu salah satu tanda cinta, bagaimana mungkin Aksara cemburu padanya? Apa...
"Sa, lo..."
Sebelum lagi-lagi ucapannya terpotong oleh Aksara.
"Gue balik ke kelas" ujarnya, lalu pergi dari hadapan Kanaya yang masih berdiri dengan banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
***
Setelah pergi dari taman belakang, Aksara menghampiri ketiga temannya. Ia akan memberitahukan perihal dirinya dan Kanaya, bukanlah sepupu.
"Ke pintu belakang sekarang, ada yang mau gue omongin" ujar Aksara to the point.
Ketiganya menatap Aksara heran, cowok itu terlihat sedikit... Aneh. Tetapi, kenapa wajahnya terlihat sangat tenang dan datar. Bahkan nada bicara nya pun datar, tidak mengekspresikan jika cowok itu sedang kesal, marah, sedih atau sebagainya.
Tapi tak urung ketiganya mengikuti langkah lebar cowok bernama lengkap Aksara Mahaprana itu.
"Kenapa lo, Sa?" Tanya Liam seakan paham dengan tingkah lakunya yang sedikit berbeda.
"Gue sama Kanaya bukan sepupu."
Ketiganya diam.
"Lo mau jelasin sesuatu?" Liam sepertinya sangat peka dengan keadaan sekitar, hingga tanpa bicara pun, cowok bertubuh atletis itu mengerti.
"Gue sama dia emang lagi dekat."
"Iya, lah, lo berdua, kan sodara" ujar Aldy seakan tidak paham.
Aksara langsung memandang Aldy datar.
"Kita nggak ada ikatan saudara. Gue sama Aya dekat sebagai laki-laki dan perempuan, bukan sepupu" tegasnya.
"Lo serius?" Tanya Haikal kaget. Aksara mengangguk, lalu menoleh pada Aldy yang melemparkan tatapan tak bersahabat kepadanya.
Aksara menghela nafas melihat respon Aldy yang tak mengenakkan.
"Sorry, Al. Tapi sebelum lo nyatain perasaan sama Kanaya, gue sebenarnya udah dekat duluan sama dia" jelas Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Novela Juvenil"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...