9. KEPUTUSAN KANAYA.

30.2K 1.5K 4
                                        

HAPPY READING 🧡

*
*
*

Setelah kurang lebih tiga hari berfikir tentang lamaran Aksara padanya, malam Kanaya harus memberikan keputusannya kepada keluarga Aksara.

Kanaya duduk dengan gelisah, tangannya saling bertautan, bingung.

"Menikah dengan Aksara atau menikah dengan Tama."

"Kalau gue nggak dateng buat ngelamar lo, apa nyokap lo bakal ngelepasin lo dari perjodohan itu? Nggak juga, Nay. Gue yakin nyokap lo bakalan tetap maksa."

Ucapan Indy dan juga Aksara tempo lalu terngiang di kepalanya, dan membuat Kanaya bimbang aka
n keputusannya sendiri.

Dia tersentak saat sebuah tangan menyentuh punggung tangannya yang dingin, Kanaya mendongak, dapat dia lihat Jihan sedang tersenyum tulus kepadanya. Seolah menyampaikan sesuatu yang Kanaya sendiri pun tidak mengerti maksudnya apa.

"Bagaimana, Kanaya?" Suara bariton Azis membuyarkan lamunan Kanaya.

Gadis itu menengok ke arah Indy yang memandangnya tajam, juga Gito yang menganggukkan kepalanya seolah meminta dia untuk menerima.

Ingin menangis rasanya, Kanaya tidak punya pilihan lain selain menikah. Entah itu dengan Aksara ataupun Tama.

Perlahan tangan itu mengelus punggung tangan Kanaya.

Gadis itu memantapkan keputusannya, laku memandang semua orang yang ada di sana.

"Aya..." Kanaya menggantungkan ucapannya.

"Aya mau" jawabnya pelan diiringi anggukan kepala, kedua orang tua Aksara tersenyum senang mendengar keputusannya. Sedangkan Indy dan Gito, seolah puas dengan apa yang Kanaya ucapkan.

Tapi, Kanaya tidak dapat menebak ekspresi apa yang di tunjukkan oleh Aksara, cowok itu tetap setia dengan wajah datarnya. Kanaya berdoa, semoga saja keputusannya tidak salah.

***

Sama seperti hari-hari sebelumnya, jam istirahat adalah waktu yang paling di tunggu-tunggu oleh para siswa dan siswi Galaxy High School.

"Nih" sebuah tangan terulur di hadapannya.

Kanaya mengambil benda yang di ulurkan itu, surat undangan party.

"Sebagai rival, gue kasih undangan spesial buat lo. Dateng, ya. Acaranya, sih, masih dua minggu, gue sengaja kasih undangan pertama ke lo dari jauh-jauh hari" ujar orang itu angkuh.

"Biar apa lo ngundang gue, Na?" Aruna berdecak kesal.

"Ya, mau pamer, lah. Biar lo tau seberapa meriahnya pesta ulang tahun gue!"

"Bocah banget, ya, kelakuan lo" Kanaya tertawa mendengar penuturan Aruna.

"Terserah gue. Pokoknya, lo harus dateng nanti" setelah mengucapkan itu, Aruna kembali ke meja nya.

Kanaya melahap mie ayam miliknya lagi, sesekali menyeruput es teh manis di sampingnya.

Acaranya masih dua minggu lagi, kok, lebay!

Tapi, ngomong-ngomong soal dua minggu, Kanaya jadi teringat soal pernikahannya dengan si cowok beku.

Bukankah pernikahan akan dilaksanakan satu bulan setelah lamaran kemarin? Itu artinya, hanya tinggal lima hari lagi dari sekarang.

Tatapannya menerawang, bagaimana jika Aksara tetap dingin atau malah ketus setelah menikah nanti? Bagaimana jika dia hanya di jadikan seorang babu oleh cowok itu? Dan, bagaiman jika cowok itu malah langsung menggugat cerai dirinya?

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang