14. HANGAT.

38.1K 1.7K 8
                                    

HAPPY READING 🧡

*
*
*

"kenapa nggak neduh dulu, sih?" Kanaya berdecak seraya melemparkan handuk berwarna putih pada Aksara.

Baju cowok itu basah kuyup dengan rambut yang terlihat sangat lepek.

"Mama maksa gue pulang cepat" jawabnya.

Kanaya baru selesai menyediakan air hangat untuk Aksara, tidurnya terganggu karena suara Aksara yang grasak-grusuk tadi.

Pantas saja Aksara menyuruhnya untuk tidur, ternyata cowok itu pulang tepat pada pukul satu malam.

Dengan sedikit paksaan, Aksara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan juga berganti pakaian.

Tak berselang lama, Aksara ikut duduk di pinggir ranjang di samping Kanaya. Tangan gadis itu menyentuh kening dan juga lehernya menggunakan punggung tangan, membuat Aksara terkejut.

"Badan lo panas. Tunggu sebentar" ujar Kanaya lalu meninggalkan Aksara menuju dapur dan kembali dengan membawa obat dan kompresan agar demamnya turun.

Aksara mengambil segelas air dan meminum obat demam yang diberikan Kanaya. Saat melihat Kanaya hendak meletakkan kain itu di keningnya, Aksara menepisnya pelan.

"Gue nggak suka di kompres" info nya menjauhkan tangan Kanaya. Gadis itu hanya mengangguk saja, tidak ingin memaksa.

Melihat gerak-gerik cowok di hadapannya seperti kedinginan, Kanaya mematikan AC. Cowok itu terlihat mengusap-usap lengannya yang mangenakan kaos tangan pendek.

"Lo tiduran aja, pake selimut biar nggak dingin" Kanaya membantu Aksara membaringkan tubuh ke kasur lalu ikut berbaring di samping cowok itu walaupun masih sedikit canggung.

Posisi tidur Aksara terlentang dengan selimut sebatas dada. Kanaya membalikkan tubuhnya memunggungi Aksara dengan memeluk sebuah guling berwarna abu-abu itu.

Hampir saja terlelap, gerakan di sampingnya membuat Kanaya terbangun, dia hampir menjerit saat sebuah tangan kekar melilit pinggang nya. Itu Aksara!

Dengan jantung yang berdegup kencang, Kanaya hendak tidur kembali tanpa mempedulikan tangan itu membalikkan tubuhnya sehingga mereka berhadapan, dengan wajah Kanaya yang tepat menghadap dada Aksara. Kanaya mendongak, melihat wajah tampan yang sedang terlelap itu.

"Gue peluk lo ya, malam ini. Dingin banget, Ya" izin Aksara dengan suara berat namun terdengar sedikit parau, nafas hangat yang harum pasta gigi itu terasa di puncak kepala Kanaya, membuat Kanaya menelan ludahnya pelan karena merasa gugup. Aksara malah semakin mempererat pelukannya pada Kanaya, bahkan kaki laki-laki itu ikut membelit kaki Kanaya.

Sepertinya Aksara benar-benar kedinginan.

Tanpa sadar, Kanaya menyusupkan wajahnya mencari posisi nyaman di dada Aksara dan memejamkan mata menuju alam mimpi.



***


Pagi yang cerah dengan pelukan hangat, dua manusia berbeda gender itu masih dalam posisi berpelukan.

Aksara mengerjapkan matanya pelan, matanya mengarah pada Kanaya yang tidur dengan tangan sebelah kiri yang mengalung di lehernya.

Dia juga melirik ke arah di mana tangannya memeluk pinggang Kanaya, dia tersentak saat sadar bahwa tangannya bersentuhan langsung dengan kulit perut Kanaya.

Bukannya memindahkannya, Aksara malah mengusap perut putih nan mulus itu pelan, rupanya baju Kanaya tersingkap hingga bawah dada. Beruntung tidak sampai atas.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang