Satu bulan berlalu usai Kanaya di keluarkan dari sekolah, perempuan itu sudah mulai home schooling. Sampai saat ini, Aksara masih bersekolah di Galaxy High School.
Hanya kepala sekolah serta beberapa guru saja yang mengetahui perihal pernikahan Aksara, jadi ia masih di izinkan bersekolah di sana, dan pihak sekolah setuju untuk merahasiakannya, tentu saja itu semua karena uang.
"Kamu ada latihan hari ini?" Tanya Kanaya melihat Aksara memasukan beberapa perlengkapan basket ke dalam tas nya.
"Nggak" jawab Aksara singkat, kemudian menghampiri Kanaya yang baru selesai mandi dan berpakaian.
"Loh? Kenapa? Kamu udah hampir satu bulan nggak latihan, Sa. Nggak enak, lah sama temen-temen kamu yang lain."
"Nggak papa, Ay. Lagian mereka juga yang maksa aku buat masuk club basket."
"Terus, kamu bawa itu buat apa kalo nggak latihan?"
Aksara mengusak rambut Kanaya yang baru selesai di sisir itu hingga berantakan, "Mau aku balikin ke kapten basketnya."
"Kok dibalikin?"
"Aku berangkat, ya. Hati-hati dirumah" pamit Aksara tanpa menggubris pertanyaan terakhir Kanaya.
Cup.
Cowok itu menyempatkan mengecup kening Kanaya singkat.
"Iya, hati-hati juga bawa motornya" pesan Kanaya.
Kanaya menuruni tangga dengan membawa dua buku paket. Katanya bu Nindi akan sampai kurang lebih satu jam lagi, jadi Kanaya akan membaca materi yang akan ia pelajari hari ini.
Tak lupa ia menyediakan minuman dan beberapa camilan untuk teman belajarnya.
Tok tok tok
Kanaya mengangkat kepala melihat ke arah pintu. Siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi begini? Apa itu bu Nindi?
Kanaya mengecek ponselnya untuk memastikan. Ini baru empat belas menit dari satu jam yang dikatakan bu Nindi.
Perempuan itu memejamkan matanya dengan perasaan takut. Terakhir kali ia membuka pintu saat sendirian di rumah, Kanaya di bius di tempat oleh orang tak dikenal dan berakhir keguguran.
Tak bisa di pungkiri, jika dirinya cukup trauma. Perasaan takut masih menghinggapi dirinya saat ini.
Tapi mendengar suara yang sangat dikenalinya, Kanaya langsung bangun dan menetralkan raut wajah ketakutannya kemudian membuka pintu.
"Sa? Kok udah pulang? Kamu, kan, baru dua jam di sekolah" tanya Kanaya heran.
Di hadapannya, Askara yang masih rapi memakai seragam sekolah itu mengerutkan kening melihat wajah gugup Kanaya.
"Kenapa?" Tanya nya ambigu.
"Hah? Kenapa apanya? Aku nggak papa."
Aksara maju, menggenggam sebelah tangan mungil Kanaya.
"Tangan kamu dingin, kenapa?"
"Enggak" bantah Kanaya gelagapan, ia tak mau Aksara khawatir dan kembali posesif seperti setelah kejadian itu.
"Harusnya aku yang nanya, kamu kenapa jam segini udah pulang?"
"Males aja di sekolah. Mau pulang" dengan santainya Aksara menjawab begitu.
"Mana bisa kayak gitu Aksara, itu namanya kamu bolos. Bentar lagi lulus, loh, jangan nyari masalah, Sa" oceh Kanaya menasihati.
Cowok itu malah menutup pintu kemudian memeluk tubuh mungil Kanaya dan menggendong perempuan itu seperti koala, membawanya ke kamar dan membaringkan tubuh keduanya di atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Novela Juvenil"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...