38

20.2K 952 8
                                    

"What the fuck!" Umpatan Haikal heboh sendiri.

"Lo ngapain telanjang dada di rumah orang, Sa?" Introgasi di mulai, Haikal menelisik tubuh Aksara seraya menyelonong masuk sebelum di persilahkan.

Aksara mengumpat dalam hati, kenapa bisa ada mereka disini?

"Gue gerah" jawabnya berusaha cool.

"Terus lo ngapain di sini?" Tanya Aldy.

"Ya, jenguk ceweknya, lah, tolol!" Maki Haikal.

Liam membisikan sesuatu pada Aksara, kedua teman mereka melihatnya.

"Bisik-bisikin apa lo pada?"

Aksara hanya menggeleng "gue belum bisa cerita" jawab Aksara dengan pelan, Liam mengangguk.

"Naya kemana?" Tanya Aldy to the point.

"Di kamar" jawab Aksara.

"Sebentar, gue panggil" lanjutnya.

Sebelum pergi, Aksara meminta teman-temannya untuk duduk di ruang tamu.

Cklek.

Kanaya yang tengah berbaring dengan posisi menyamping itu menoleh ke arah Aksara yang masih shirtless.

"Ay, di bawah ada temen-temen aku" ujar Aksara memberitahu.

"Hah? Kok bisa?"

"Aku juga nggak tau. Mereka nggak bilang kalo mau jenguk kamu."

Kanaya langsung berdiri dengan linglung, wajahnya menunjukkan kegelisahan. Ia takut pernikahannya dengan cowok ini terbongkar, mengingat teman-teman Aksara mempunyai mulut yang sungguh cerewet.

"Terus gimana, dong? Kamu, lagi, ngapain pake buka-buka baju segala, sih?!" Ujar Kanaya gregetan, perempuan itu menggigiti kuku ibu jarinya.

Ketiganya mengamati rumah itu, rumah Kanaya memang besar, tetapi kenapa sepertinya sepi sekali?

Tak berselang lama, Aksara turun di susul oleh Kanaya di belakangnya.

Kanaya menghampiri mereka dengan langkah pelan, sedangkan Aksara pergi ke dapur tanpa pamit.

"Lo masih sakit, Nay?" Tanya Haikal yang memang berniat untuk menjenguk.

Kanaya tersenyum kikuk, "udah mendingan, kok."

"Kok jalannya gitu?" celetuk Aldy.

"Kanaya kan belum sepenuhnya sembuh, mungkin aja kemarin kaki nya juga luka" dalam hati, Kanaya berterimakasih kepada Liam karena sudah menyelamatkannya kali ini.

"Gue boleh duduk?" Tanya Kanaya ketika melihat semua kursi di duduki oleh mereka bertiga.

Liam berpindah duduk menjadi di samping Aldy, membiarkan Kanaya duduk di samping Haikal.

"Kalian ngapain kesini?" Tanya Kanaya kikuk, lebih tepatnya was-was.

"Kita mau jenguk lo, lah. Boleh kan?"

Kanaya tersenyum, menutupi kegugupannya.

Aksara datang dengan beberapa minuman dingin dan camilan, menaruhnya ke atas meja.

Ia menggerakkan tangannya seolah meminta Haikal untuk berpindah tempat duduk, lalu menduduki tempat di samping Kanaya.

Bukan tidak senang dengan kehadiran ketiga temannya, hanya saja Aksara tidak suka melihat wajah cemas Kanaya.

Ia tidak suka jika perempuan itu ketakutan jika status keduanya terbongkar.

Ingin sekali rasanya Aksara menceritakan tentang dirinya dan Kanaya kepada mereka, tetapi ia tidak siap jika nanti harus melihat Kanaya terpuruk lagi. Terlebih, Haikal itu tipe orang yang mudah keceplosan. Bisa-bisa mereka di keluarkan dari sekolah karena ketahuan sudah menikah.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang