26.

26.4K 1.3K 11
                                    

"lo ada liat ponsel gue, nggak?"

Kedua tangan mungil itu sibuk mencari benda elektronik miliknya yang entah ada di mana.

Decakan keluar dari mulut gadis itu kala pencariannya tak membuahkan hasil. Kanaya mendelik kesal pada Aksara, karena sedari tadi cowok itu tidak menjawab satu pun pertanyaan yang ia lontarkan.

Ia lupa menaruh benda itu dimana, apa tertinggal di tempat bakso tadi siang, ya?

"Gue pinjem ponsel lo aja deh, bentar" pinta Kanaya, Aksara tetap diam. Hanya fokus dengan buku dan pena nya.

Tangan Kanaya mengepal, ia kesal dengan Aksara yang hanya diam saja, entah apa kesalahan yang ia buat hingga cowok dengan rambut hitam itu terlihat sedang marah.

Dengan berani, Kanaya menarik tangan Aksara untuk berdiri di hadapannya.

"Lo kenapa sih? Dari kemarin diemin gue kayak gini?!"

"Gue tanya, ponsel gue ada di mana, lo diem aja, Sa!"

Aksara merogoh saku celananya, mengangkat ponsel berwarna silver milik Kanaya, sedetik kemudian benda itu terlempar di susul suara pecahan, Aksara melempar ponsel itu dengan cukup keras.

"Aksara!" Pekik Kanaya keras.

Gadis itu berlari memungut ponselnya yabg sudah tidak menyala dengan layar yang pecah parah.

"Kenapa lo banting!"

Aksara tetap memasang wajah datar, melihat ekspresi gadis di hadapannya yang tampak sangat marah.

Dirinya kemudian terusik oleh kedua manik mata Kanaya yabg tampak berkaca-kaca dengan dada yang naik turun.

Kanaya menatap Aksara nyalang.

"Lo kenapa, sih? Ada apa sama lo?! Kenapa dari kemarin lo bertindak seolah-olah gue ngelakuin kesalahan! Apa karena ucapan gue kemarin lusa?!" Bentak Kanaya dengan air mata yang siap turun.

"Kalau lo marah sama gue karena gue bilang gue sayang sama lo, gue minta maaf. Gue tau, gue lancang ucapin hal itu, gue tau lo cuma bantuin gue selama ini. Tapi nggak gini caranya, Sa. Lo diemin gue, tapi lo nggak ngasih tau salah gue dimana."

Kanaya menunduk, menautkan kedua tangannya.

"Segitu pentingnya, ya, ponsel. Sampe lo berani teriakin gue kayak gini" ujar Aksara, datar.

Gadis itu mengangkat kepala, menatap Aksara dengan tatapan tidak percaya.

"Sa, lo tau--"

"Apa? Karena chat Aldy? Sepenting itu dia buat lo?"

Kanaya menatap Aksara tidak mengerti, tapi Aksara hanya terkekeh sinis.

"Lo udah punya suami, Aya. Bisa-bisanya lo berhubungan sama sahabat suami lo sendiri?"

"Maksud lo?"

"Aldy nembak lo, kan, tadi siang? Kenapa nggak lo terima aja?"

"Sa, gue--"

"Kayaknya dia cinta banget tuh, sama lo."

Lagi-lagi Aksara memotong ucapan Kanaya.

"Gue nggak suka sama dia..." ujar Kanaya pelan.

Aksara tersenyum sinis.

"Aya, lo nggak suka sama Aldy, tapi lo terima apa yang dia kasih! Apa lo nggak bisa lihat gelagat dia beberapa hari ini ngejelasin kalau dia suka sama lo! Dengan lo terima apa yang dia kasih sama aja lo kasih dia harapan, sedangkan lo udah punya suami, Ya" Aksara tampak seperti frustasi saat menyatakan itu, kedua tangannya mengudara mencontohkan perumpamaan.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang