Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Aksara memilih pamit sebelum acara selesai, karena merasa kasihan melihat mata Kanaya yang sudah sangat sayu.
Cowok dengan mata tajam itu merangkul Kanaya menuju mobil dengan langkah pelan. Sesekali melirik ke arah gadis yang tengah menguap ini.
Saat sudah sampai di depan rumah Aldy, tiba-tiba suara sesuatu yang meledak terdengar sangat keras membuat telinga Kanaya terasa berdengung. Kantuk gadis itu langsung menguap entah kemana, jantungnya berpacu dengan sangat cepat karena terkejut. Lalu menolehkan kepalanya ke belakang, ia bahkan tidak sadar Aksara sudah tidak berada di dekatnya.
Kemana cowok itu? Dan suara apa tadi? Apakah bom?
Bip.
Tiba-tiba lampu halaman mati semua, Kanaya hanya mampu melihat cahaya dari lampu-lampu yang ada di sebelah rumah Aldy.
Brukk
Entah suara apa itu, yang jelas sekarang Kanaya merasa takut, ia menoleh ke samping kanan dan kiri, mencari keberadaan Aksara.
Tetapi tidak menemukan suaminya itu, dan tak sengaja netra nya melihat ke arah bawah, hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri, Kanaya berteriak terkejut melihat Aksara yang sudah terbaring dengan mata terpejam.
Siapa yang melakukan ini?
Dengan cepat, kakinya yang bergetar itu menghampiri Aksara lalu menggoyangkan tubuh Aksara beberapa kali, berharap laki-laki itu membuka matanya.
"ALDY!!! TOLONGIN GUE!!" Teriaknya sambil menopang kepala Aksara, tetapi tak ada jawaban apapun.
"ALDY! HAIKAL! LIAM! TOLONGIN AKSARA GUE MOHON! TOLONG!!! AKSARA PINGSAN!" Teriaknya lagi, kali ini seraya menangis.
Teringat sesuatu, Kanaya merogoh ponselnya di slingbag lalu mencari kontak Aldy dengan tangan yang gemetaran.
Kanaya menggigit bibir bawahnya saat panggilan itu tak kunjung di terima. Lalu gadis itu menghubungi Haikal, berharap cowok itu sedang memegang ponselnya.
Benar saja, tak sampai lima detik, panggilan itu sudah di terima.
"Halo?" Sapa Haikal santai.
"Ken--"
"Haikal tolongin gue, please! Gue masih di depan rumah Aldy, Aksara pingsan gue nggak tau kenapa. Disini juga sepi banget gaada orang sama sekali, lo cepet ke depan gue mohon" serobot Kanaya dengan isak tangis, tangannya semakin bergetar takut.
terdengar suara pekikan di sebrang sana di susul oleh suara grasak-grusuk.
"PINGSAN?! GUE KE DEPAN SEKARANG" Sambungan telepon langsung terputus.
"Hikss.. Sa, bangun. Lo kenapa bisa kayak gini, sih?" Rengeknya seraya menangis.
Kejadiannya begitu cepat, entah apa uang terjadi, Kanaya tidak melihatnya karena keadaan sekitarnya begitu gelap.
Tak berselang lama, Aldy datang seorang diri dengan raut wajah paniknya. Kanaya langsung menghampiri cowok itu, dengan wajah yang sudah banjir air mata.
"Aksa kenapa, Nay?"
"G-gue nggak tau. Tadi ada suara meledak gak tau apa, t-terus tiba-tiba lampu depan mati semua hiks, dan pas gue liat, Aksara udah pingsan gitu aja. Gue takut, tolongin Aksara, gue takut dia kenapa-kenapa hikss" terangnya tersendat-sendat.
"Oke kita bawa Aksara ke rumah sakit sekarang. Gue panggil temen-temen dulu" Kanaya mengangguk cepat, lalu mulai mencari kontak mertuanya untuk memberitahukan keadaan anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Ficção Adolescente"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...