"Pi, aku lagi banyak urusan. Sibuk banget, wassalamu'alaikum."
Haikal mengacak rambutnya frustasi, ia harus dihadapkan dengan situasi yang sangat mengesalkan.
Papi nya meminta ia untuk mengantarkan pulang Adista si cewek gila yang kemarin bertengkar dengannya di kantin.
Gila saja! Pikir Haikal, bisa habis ia di hantam cewek bar-bar itu selama perjalanan.
Belum satu menit setelah Haikal mematikan sambungan panggilan, ponselnya kembali berdering menampilkan nama 'Papi Gantengnya mama' yang tak lain adalah papinya, suami dari mama nya.
Haikal membiarkan saja ponsel itu berdering, berusaha tak menggubrisnya.
Tring.
Papi Gantengnya mami
Angkat telpon papi atau baju basket kamu papi bakar semua.
Shhh.
Haikal meringis melihat pesan yang langsung dikirimkan oleh papi nya.
Selang tiga detik, ponselnya kembali berdering dan cowok itu langsung menekan tombol berwarna hijau.
"Haikal! Kamu dengar ya, kalo kamu nggak mau dengerin perintahnya papi, mami serahin monyet peliharaan kamu ke kebun binatang, ya!" Omel mami nya di seberang sana.
"Mami jangan macem-macem ya sama Sinta!" Cegah Haikal.
"Nurut atau kamu nggak bakal ketemu lagi sama Sinta."
Sinta. Monyet peliharaan kesayangan Haikal sejak kelas tiga SMP. Gila saja maminya mau membuang monyet centil itu.
"Oke! Oke! Nanti aku anterin Adis pulang, tapi pastiin Sinta aman di kandangnya."
Haikal mengerang frustasi, sambungan sudah dimatikan. Bagaimana caranya ia mengajak Adista pulang bersama? Sedangkan gadis itu pasti akan menjulidi dirinya.
Cewek itu pasti akan mengatakan bahwa dirinya modus!
Gengsi sekali, masa ia harus mengantarkan musuhnya pulang? Nanti kalau ditertawakan Liam sama Aldy gimana?
"Ck. Ah, anjing" erang Haikal menghentak-hentakan kakinya kesal, dengan kasar menyambar tas nya dan berjalan ke arah kelas XII IPS 3, kelas Adista dengan sedikit emosi.
Dengan sabar, Haikal berdiri di depan kelas yang sangat bersih itu sesekali menengok ke arah kaca untuk melihat apakah kegiatan belajar sudah selesai atau belum.
Tiba-tiba Aldy datang entah dari arah mana, "Nungguin siapa, Malih? Gebetan lo, kan anak kelas 11?!" Sentaknya membuyarkan wajah kusut Haikal.
"Ck" decaknya malas.
Tak lama murid kelas XII IPS 3 mulai berhamburan keluar, seorang gadis dengan case ponsel berwarna kuning mencolok itu langsung menjadi pusat perhatian Haikal.
Sedangkan orang yang di tatap, mengerutkan keningnya dengan dalam, lalu menunjuk Haikal curiga.
"Ngapain lo disini?!"
"Kal, lo nggak ik--"
"Nggak! Bacot banget lo! Gue lagi bete!"
Ucapan Aldy langsung terpotong, hampir saja Aldy melayangkan tangannya untuk menempeleng Haikal yang mengagetkannya, jika saja cowok itu tidak pergi dengan menarik tangan Adis, perempuan yang bertengkar dengan cowok itu saat di kantin.
"Ikut gue! Lo juga jangan banyak bacot kalo nggak mau gue lempar ke gedung bawah!" Tukas Haikal kepalang kesal.
Adis langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat, "kasar banget lo jadi cowok!" Ujarnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Novela Juvenil"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...