Aksara baru saja pulang sehabis joging pagi.
Ia menenteng dua buah papper bag dan satu buat plastik di tangan kanan dan kiri nya.
Ia melihat isi papper bag itu, lalu tersenyum kecil.
Plastik itu ia letakkan di meja makan, sedangkan kedua papper bag itu ia bawa ke dalam kamar.
Laki-laki dengan iris mata cerah itu melepas kaus yang melekat pada tubuh proporsional nya setelah menaruh benda yang ia bawa ke meja belajar milik sang istri.
Selang tiga menit, Kanaya keluar dari kamar mandi dengan menggunakan hotpants dan kaus oversize yang tampak lucu ketika ia kenakan.
"Apa nih?" Tanya nya meraih kedua barang itu lalu membuka nya satu persatu.
Aksara mengambil salah satu benda yang Kanaya pegang, "gantungan kunci."
Kanaya semakin tak paham dengan Aksara, mengapa laki-laki itu memberinya gantungan kunci berbentuk boneka berukuran kecil ini?
"Buat lo. Lo, kan, sering lupa naruh kunci, gue kasih itu biar gampang cari nya" jelas Aksara seolah tau pemikiran Kanaya.
"Ini?"
"Baju buat lo. Gue liat di toko tadi, langsung keinget sama lo. Kayaknya bagus kalau lo pake" Aksara tersenyum, kenapa Kanaya merasa meleleh melihatnya? Sial!
"Nanti malam jangan lupa ikut gue" lanjutnya mengingatkan perkataannya kemarin.
"Emang gue mau kemana?"
"Kita ke rumah Aldy."
Kanaya membelalakkan matanya, gila!
"Sama gue? Yang bener aja lo, Sa" Kanaya mendengus sebal. Ia bukan tidak mau, hanya saja Kanaya malas bertengkar dengan Aksara nantinya, cowok itu ternyata cukup cemburuan.
"Emang kenapa? Mereka tau nya kita sepupu, kan, wajar gue pergi sama lo."
"Nanti lo cemburu lagi, terus diemin gue lagi kayak kemarin" memang ya, cewek itu ahlinya ungkit mengungkit, Aksara jadi bingung harus menjawab apa.
"Ngapain ke rumah itu cowok. Emang ada acara apa, sih?"
Aksara tersenyum kecil mengingat itu, tidak menyangka jika Aldy memilih untuk mencoba menjalin hubungan dengan Aruna, daripada terus-menerus menyimpan perasaan terhadap Kanaya.
"Ikut aja. Gue yakin lo pasti kaget."
***
"Tumben banget lo nyuruh gue pake dress pendek kayak gini? Di sana ada Aldy, Liam, sama temen-temen lo, loh, sa" ucap Kanaya seraya mematut penampilannya di depan cermin besar.
"Harus banget Aldy yang di sebut duluan" balas Aksara sedikit mendengus.
"Hah?" Beo Kanaya tidak mengerti
"Nggak. Ayo pergi" ajak Aksara yang sudah rapi dengan pakaian casual-nya.
"Harus banget pakai ini?" Tanya Kanaya menunjuk baju yang di kenakannya, pemberian Aksara tadi siang.
Pakaian Kanaya memang tidak aneh, ataupun terlihat spesial. Ia hanya bingung, biasanya Aksara akan melarangnya menggunakan dress mini seperti itu dan malah menurutnya menggunakan celana panjang jika akan keluar rumah. Tapi hari ini Aksara memberinya dress selutut dengan aksen di bagian perut dan lehernya.
Aksara mendekati Kanaya, berdiri di hadapan gadis itu, lalu...
Cup.
Satu kecupan hangat mendarat tepat di kening gadis itu membuat aliran darah di dalam tubuhnya seolah berhenti. Gadis itu mematung hanya karena perlkuan sederhana Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...