Suara pintu yang tertutup membuat Aksara membuka mata, Kanaya berjalan menuju kamar mandi setelah meletakan ponselnya di nakas yang terletak di sisi Aksara.
Buru-buru Aksara menyalakan ponsel itu dan membuka room chat Kanya dengan sahabatnya, Aldy.
Aksara tiba-tiba merasa gerah membaca pesan yang dikirimkan Aldy kepada gadis-nya.
Derap langkah Kanaya membuat Aksara menghentikan kegiatannya men-stalker whvvatsapp gadis itu, ia menyimpan kembali ponsel Kanaya ke tempatnya.
Cewek itu keluar dengan setelan piyama pendek dengan wajah yang masih basah, lalu mendudukkan diri di depan meja rias untuk memoleskan beberapa perawatan wajah miliknya.
"Udah telponannya?" Tanya Aksara dingin.
Kanaya menoleh dengan kapas ditangan kanannya yang menempel di wajah.
"Udah" jawabnya santai, laku berbalik lagi melanjutkan kegiatannya.
"Asik banget, sampe tengah malem baru selesai" ucapan sarkas Aksara membuat Kanaya mengerutkan kening.
Gadis itu menghentikan kegiatannya sejenak, lali memfokuskan diri dengan pertanyaan Aksara.
"Tengah malem gimana?"
Wajar saja Kanaya tidak mengerti dengan ucapan cowok itu, ia dan Aldy hanya berkomunikasi selama sepuluh menit melalui benda elektronik itu, dan sekarang baru pukul delapan malam, tengah malam bagaimana maksud Aksara?
Pertanyaannya tidak membuahkan jawaban yang jelas dari Aksara, malah terdengar suara pintu kamar mandi yang tertutup dengan cukup keras.
"Itu orang sensian banget dari kemarin, kenapa sih?" Batin Kanaya.
***
Kamis pagi dengan cuaca yang cerah, tetapi tidak dengan wajah Aksara, pemilik wajah yang tampan itu tidak menampilkan ekspresi apapun, tidak ada sorot kemarahan ataupun senyuman yang terpatri.
Setelah obrolannya semalam, cowok dirinya tidak mengatakan apapun lagi kepada Kanaya selain meminta untuk di peluk saat tidur.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Aksara sekarang tidak bisa tidur tanpa pelukan hangat dari Kanaya setiap malamnya.
Sikapnya kemarin ternyata di sadari oleh Kanaya, gadis itu paham jika ada yang aneh dengan Aksara, gelagatnya itu menunjukan jika cowok sedang... Merajuk
Ia sebenarnya ragu, tetapi tingkah laku Aksara menunjukkan hal itu. Tapi apa yang membuat Aksara merajuk padanya?
Atau jangan-jangan, cowok itu marah padanya karena ungkapan sayangnya tempo hari, Kanaya merutuki dirinya sendiri karena lancang mengucapkan hal itu kepada Aksara.
Ia tau jika Aksara yang datang untuk melamarnya, pernikahan ini bukan terjadi karena perjodohan, ataupun pemaksaan.
Tapi tetap saja, bukankah Aksara menikahinya hanya untuk membantu dirinya terbebas dari perjodohan konyol yang direncanakan oleh Indy dan segala tekanan yang ia terima dari wanita paruh baya itu.
Aksara hanya membantu dirinya.
Sekali lagi, Aksara tidak mengucapkan apapun ketika sampai di sekolah, cowok itu meninggalkan Kanaya dengan segala pertanyaan di benaknya.
"Hai" sapa seseorang di belakang Kanaya.
"Eh, Leona" Kanaya tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Roman pour Adolescents"Jadi, kenapa akhirnya lo terima lamaran gue?" "ya, setelah gue pikir-pikir, omongan lo waktu itu emang bener, sih. Dari pada gue nikah sama om-om, kan?" "Lo sendiri kenapa, tiba-tiba dateng buat lamar gue?" Cowok itu diam, tak berniat menjawab. M...