Bagian 53

523 44 7
                                    

Mama Nika dan papa Andre senang kedatangan rombongan teman-teman Rai dari kampusnya. Setahu mereka Rai adalah anak pendiam yang jarang bergaul, makanya jarang sekali ada orang selain keluarga yang menjenguk Rai ketika dia sakit. Tetapi ternyata Rai diam-diam telah membuat hubungan baik dengan mereka walaupun dalam waktu singkat karena Rai jarang masuk kampus karena sering sakit.

Aldi berpamitan mewakili teman-teman kampus Rai yang telah menjenguk Rai sekitar 15 menit yang lalu. Mereka berdoa bersama untuk kesembuhan Rai yang masih tidak sadarkan diri dua hari ini.

"Terimakasih sudah datang, Tante yakin Rai pasti senang," ucap Mama Nika ketika mereka hendak pulang.

Sementara kondisi Rai setelah operasi semakin stabil meskipun belum sadar. Dokter bilang setelah operasi kedua ini, tubuh Rai semakin bisa menerima jantung baru nya itu daripada operasi pertamanya. Jadi kemungkinan besar Rai akan sembuh total kali ini. Semoga saja seperti itu, karena ada wanita yang dengan tulus hati terus menunggu Rai di dalam kamarnya, tanpa henti terisak lalu memanjatkan doa.

"Ara sayang, keluar, nak! Kamu udah dua hari gak makan. Maafin mami sama papi, kita gak bakalan ulangi kesalahan yang sama. Kita akan terbuka sama kamu," ujar Amber sambil mengetuk-ngetuk pintu bercat putih itu dengan wajah cemas.

Sebenarnya Ara tidak benar-benar tidak makan selama dua hari ini. Dia sendiri sejenis cewek yang suka lapar kapanpun dan di waktu-waktu yang tidak dapat ditentukan bahkan di tengah malam sekalipun, makanya di kamarnya banyak sekali persediaan makanan ringan yang gak mungkin bikin dia kelaparan selama tiga hari sekalipun.

Tidak ada jawaban dari Ara, Amber menatap wajah suaminya yang berada disebelahnya. Semua orang tahu sifat Ara dari kecil, kalau dia marah pasti dia akan diam seribu bahasa sampai marahnya reda. Bahkan kadang sifat buruk yang diturunkan dari Anthony juga terjadi, yaitu merusak barang-barang yang ada disekitarnya. Meskipun begitu Ara tidak pernah marah terlalu lama sebelum ini, paling lama dia akan marah semalaman lalu paginya dia sudah senyum-senyum ceria lagi.

Berbeda dengan kedua orangtuanya yang khawatir dibalik pintu kamarnya, Ara malah sedang sibuk makan mie instan didalam kamarnya sambil marah-marah dan sesekali air matanya keluar karena menahan amarahnya. Berhubung di dalam kamar Ara yang lumayan luas itu terdapat dispenser dan kamar mandi pribadi, maka ia tidak perlu susah payah menyeduh mie instan dalam wadah itu. Jujur saja dia memang rindu dengan masakan orangtuanya, tapi kali ini amarah nya masih menumpuk dan menutupi mata hatinya.

"Ax, adikmu masih gak mau keluar. Coba kamu bujuk dia sekarang, mami sama papi khawatir dia gak mau makan udah 2 hari. Mami ke rumah sakit sekarang."

Begitu kiranya sebuah pesan yang sedang dibaca oleh Ax dalam hati. Ara marah, wajar. Tapi kalau sampai gak makan, itu sudah tidak wajar.

Ax menelpon nomor Ara untuk ke 70 kalinya, tapi tetap saja hanya operator yang menjawab teleponnya.

"Ara! Jawab telponnya! Kamu udah bikin mami sama papi khawatir!"

"Bodo amat!" Tukas Ara setelah membaca pesan ke 35 yang baru saja masuk dari abangnya.

"Sial!" Pekik Ax lalu menendang kaki ranjang yang sedang diduduki oleh Ran itu.

"Gila Lo! Kalo ambruk gimana, bego?!" Protes Ran yang masih kaget karena tendangan Ax sampai membuat ranjangnya bergetar.

"Lo tau? Ara gak mau keluar kamar juga! Udah puluhan kali gue Telpon, gue kirim pesan, tapi gak ada satupun jawaban!" Ujar Ax lalu mondar-mandir didepan Ran yang lebih terkejut lagi. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia benar-benar belum terbiasa dengan keluarga 'tiba-tiba'nya.

"Apa gue harus temuin dia? Semua ini salah gue," jawab Ran memberi saran.

"Mau bilang apa Lo sama dia?! Mau bilang kalo Lo juga berurusan sama Kris yang udah bikin dia hampir mati? Lo tau kan reaksi Ara pas tau kalo gue berurusan sama si bajingan Kris?" Emosi Ax tersulut kembali. Kali ini bukan kepada orang lain, tapi kepada dirinya sendiri. Dia kecewa dengan dirinya sendiri, dia benci dengan dirinya sendiri karena bisa-bisanya dibodohi oleh makhluk sejenis Kris. Dia malu dengan keluarganya yang telah menyekolahkannya tinggi-tinggi tapi sia-sia saja karena dengan mudahnya dia bisa ditipu oleh Kris!

Merpati Putih [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang