Epilog

488 35 0
                                    

"Whoaaaa!!! Selamat Abang ku!!!" Pekik Ara pada orang yang baru saja turun dari pesawat, tangannya segera direntangkan lalu menghambur ke dalam tubuh Abangnya, Ax.

"Kangen banget ya sama Abang? Kan ada Kak Ran," ucap Ax sambil mengusap-usap kepala Ara yang sudah lebih tinggi saat sebelum dia lulus kuliah.

"Kak Ran ngeselin, hobinya main PS mulu!" Protes Ara lalu melepas pelukannya. Semua orang yang ada disana tertawa renyah mendengar celoteh gadis yang telah berumur 21 tahun itu. Rasanya baru kemarin dia mengeluh tentang tugas-tugas kuliahnya, sekarang sudah bisa mandiri juga bisnis sama maminya.

Bang Ax lalu mendekati kedua orangtuanya beserta satu wanita yang setia berada disampingnya sekarang.

"Selamat ya, Ax, Yel," ucap Mami Amber ketika kedua anak itu menyalaminya.

"Kamu Ax ngelamar kok mendadak sekali! Tunggu dulu pulang ke tanah air lalu datangi keluarganya sama-sama! Bukan malah ngelamar di Disneyland!" Protes Papi Anthony berkacak pinggang didepan anak sulungnya. Kak yel cuma senyum-senyum malu karena sudah dilamar Ax di Disneyland, Paris.

"Selamat ya, Bang!" Seru Rai lalu memeluk orang yang dulu sering banget jahilin dia.

"Thank's bro! Ini semua berkat Lo, sih!" Jawab Ax sambil memukul pelan punggung Rai. 

"Emang udah jodohnya kali!" Tentu saja Rai tidak ingin disebut mak comblang. Mungkin bukan mak, tapi pak comblang kalo lelaki.

Selepas kejadian di acara ulang tahun Rai dan Ran, Ax segera menghubungi Kak Yel yang menurut informasi dari Rai dia telah putus dengan kekasihnya dan tidak jadi menggelar pertuangan karena tidak adanya kecocokan. Rai mengetahui itu karena sebelumnya Kak Yel menghubungi Rai lewat email untuk menyampaikan ucapan ulang tahun. Kedekatan hubungannya dengan Bang Ax membuat Rai dekat dengan Kak Yel ketika masih menjadi pacarnya Bang Ax. Di hari ulangtahunnya juga dia secara tiba-tiba menerima email dari mantannya, Jasmine. Dia berkata kalau dia senang dengan Rai yang sudah mulai terbuka dengan teman-teman kuliahnya. Bahkan setelah pesta ulangtahun yang dihadiri oleh keluarga, Rai juga menggelar pesta ulangtahun untuk teman-teman kuliahnya. Rai akhirnya tahu jika tidak ada yang salah dengan dirinya ataupun dengan teman-temannya, dia tidak berbeda hanya karena mempunyai penyakit. Hanya saja dia harus sedikit membuka ruang untuk mereka. Kali ini Rai mengerti arti dari sebuah hubungan.

"Tinggal ini nih, anak dua kapan mau diresmikan? Katanya udah gak sabar?" Sewot Ran sambil memegang kepala kedua anak yang dimaksud yaitu Rai dan Ara. 

Setelah acara ulang tahun 2R juga, Ara dan Rai semakin dekat dan pacaran diam-diam dari kedua keluarganya. Itupun hanya Ran dan Ax saja yang tahu karena mereka masih takut untuk menyatakan kepada orangtuanya secara langsung. Alasannya, ya karena mereka takut keduanya akan marah. Selama ini kan hubungan keduanya hanya sebatas sahabat.

"Ran!!!"

"Kak Ran!!!" Pekik keduanya sambil memberikan mata tajam pada Ran yang malah nyengir kuda. 

_________________________

Malam ini kedua keluarga telah berkumpul di rumah Ara akibat perkataan Ran tempo hari di bandara itu. Wajah Rai dan Ara telah tegang dari beberapa menit lalu memikirkan reaksi kedua orangtuanya yang takutnya akan melarang hubungan mereka. Terlebih Rai, dia takut jika Mami Amber dan Papi Anthony tidak ingin menerimanya sebagai calon pasangan Ara mengingat dia memiliki riwayat penyakit jantung walaupun sekarang dia telah dinyatakan sehat oleh dokter. So' pesan Rai untuk kalian semua adalah jaga diri baik-baik dan sayangi tubuh kalian agar tetap sehat dan selalu optimis dalam menjalani hidup.

"Sejak kapan kalian berhubungan?" Tanya Papi Anthony pada anak yang saling menunduk itu.

"Sejak tiga tahun lalu, Pi," jawab Rai karena merasa tanggung jawab atas hubungan ini.

"Tiga tahun lalu, Ara masih 19 tahun, Rai," ujar Mama Nika pada anaknya.

"Ma--Maaf, ma." Rai dan Ara masih saja menunduk tidak berani melihat keempat orangtua itu.

"Sebagai lelaki kamu tidak gentle, Rai. Harusnya kalian bilang sama kami," sahut Papa Andre. Kedua orang itu tidak menjawab, mereka sibuk memikirkan hal-hal negatif yang hanya ada di pikiran mereka.

"Tapi kalian gak lakuin apa-apa kan?" Tanya Mami Amber kemudian.

"Kami berprinsip tidak akan melakukan apapun sebelum menikah." Rai memandang ara dengan sudut matanya.

"Rai selalu jagain Ara dari dulu, Mi," pungkas Ara agar keempat orang itu tahu bahwa Rai sungguh-sungguh menyayangi nya.

"Kami tau, nak. Tapi menjalin hubungan dibelakang secara diam-diam itu gak baik." Rai merasa serba salah dan sekarang lebih merasa bersalah dengan perkataan mama nya. Dia yang dari awal menyarankan hubungan yang tertutup dari kedua orangtuanya karena dia merasa takut pada waktu itu. Rai semakin bersalah kepada Ara, harusnya dia berbicara dengan keluarganya terlebih dahulu.

"Kita kan sudah menjadi keluarga dekat, kami gak akan marah kok kalau kalian memutuskan untuk pacaran," ucap Papi Anthony seakan memberikan dukungan pada dua sejoli itu.

Rai dan Ara mengangkat kepalanya. Keduanya saling memandang lalu beralih pada papi Anthony.

"Beneran, Pi?" Tanya Ara tidak percaya. Selama ini dirinya tidak pernah diijinkan untuk pacaran karena takut tidak fokus terhadap kuliah, tapi sekarang Ara sudah dewasa.

Papi Anthony mengangguk. Lalu Ara beralih pada Mami nya, dan maminya tersenyum seperti keluarga Rai yang sama-sama setuju. Sebenarnya mereka sudah tahu soal hubungan Ara dan Rai dari dulu, tapi mereka tutup mulut sampai dirasa umur mereka telah cukup baru kedua keluarga itu mempertanyakannya pada Rai dan Ara.

"Ciee yang resmi pacaran!" Pekik Ran tiba-tiba masuk kedalam rumah.

"Iya dong, harus!" Jawab Ara lalu disambut dengan tawa semua orang yang ada disana.

"Jagain loh adikku!"

"Oy oy, kapten!" Seru Rai lalu hormat pada Ran. Lantas Rai dan Ran saling berpelukan, mereka telah sering melakukannya. Jarak yang dahulu pernah ada pun kini telah hilang sepenuhnya dan membuat mereka layaknya kakak dan adik kandung.

"Kalau Ara sama Rai nikah duluan boleh gak, kak?" Tanya Ara membuat semua orang terkejut.

"Secepat itu?" Komentar mami Amber.

"Nggak! Ini cuma kalau aja!" Tekan Ara agar keluarganya tidak terlalu terkejut termasuk Rai yang merasa tidak pernah memikirkan hal itu.

"Harus ada syaratnya kan? Mau minta apa Lo?" Tanya Rai pada Ran yang tengah merangkulnya.

Ran lalu melepaskan rangkulannya, dia lalu berlagak seperti orang yang sedang berpikir.

"Jangan ribet-ribet!" Ucap Ara memperingatkan.

"Emm-- simpel sih!" Jawab Ran lalu memandang kepada dua orang yang sedang bahagia itu.

"Kasih aku keponakan yang lucu-lucu!" Lanjut Ran yang membuat semuanya tertawa renyah.

Rai tertawa bahagia ditengah kehangatan ini. Dirinya tidak pernah menyangka jika hidupnya akan mengalami hal ini, setelah ditinggalkan oleh Jasmine, kepergian Rei untuk selamanya, dia menerima kebahagiaan yang setimpal dengan itu. Keluarga adalah segalanya, dan dia berharap Rei juga bertemu dengan keluarganya disana. Rai berharap Rei dapat menemukan ayahnya disana.

Begitupun dengan Ran. Setelah serangkaian peristiwa kelam dari masa kecilnya, kini dia mendapatkan sesuatu yang selalu dia impikan. Keluarga yang utuh. Keluarga kandungnya menerimanya dengan baik, tapi dia tidak melupakan satu-satunya keluarga yang membesarkannya dari kecil, Rianti. Sekarang Rianti telah bekerja dibutik milik ibunya Rai dan tidak lagi menjadi kupu-kupu malam. Cukuplah Reihan yang menjadi 'korban' dari kehidupannya yang keras. Ran harap kakaknya Reihan dan ayahnya Galang, bisa melihat dari atas sana bahwa dia telah bahagia. Dan semua kebahagiaan ini berasal dari mereka juga yang merawat Ran dari kecil.

Tuhan itu adil, roda berputar tepat pada sudutnya, musim berganti tepat pada waktunya. Jika hari ini kamu sedang bersedih, ingatlah hari-hari kemarin ketika kamu senang dan ingatlah bahwa besok kamu akan kembali bahagia karena kamu tidak selamanya berada dibawah.

———————THE END——————

Merpati Putih [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang