Bagian 28

840 74 10
                                    

Votee..!!
Disarankan sambil mendengarkan lagu perahu kertas
________

Pukul setengah tujuh malam. Rai baru terbangun. Rai baru sadar tubuhnya diselimuti oleh selimut tebal. Dari motifnya Rai tahu, ini adalah selimut yang sering papanya pakai jika bermalam di kantor. Ponselnya tiba-tiba berada di atas meja kerja papanya. Kemana papanya?

Rai mengerjap menyesuaikan pandangannya di keadaan ruangan yang remang-remang hanya diterangi lampu di luar.

Pintu terbuka, menampilkan papa Andre yang membawa roda makanan. Rai tidak bisa menghitung berapa banyak makanan yang dibawa papanya itu ataupun makanan apa yang dibawanya.

"Papa," ujar Rai dengan nada serak lalu mengucek matanya.

"Udah bangun, yuk makan dulu!" Ajak papa Andre mendekati anaknya lalu duduk disamping Rai dengan membawa roda makanan itu.

Dari dekat Rai mencium aroma makanan favoritnya. Ini dimana sih sebenarnya? Apakah ia masih tidur dan ini mimpi?

"Mama ada disini?" Ya! Rai mencium aroma masakan ibunya. Rai sangat hafal. Sayur sop dengan aneka macam sayuran, daging rendah lemak, minim gula dan garam juga tanpa micin. Masakan ibunya itu sangat enak. Aroma yang tidak begitu kuat karena tidak memakai penyedap rasa, justru itu yang membuat Rai pintar. No micin-micin club'.

"Enggak. Pas kamu tidur, mamamu menelpon papa bilang kamu disini. Sama papa. Dia malah ngirim ini. Dia juga pesan obatmu itu diminum," terang papa Andre.

"Sekarang jam berapa, pa?" Tanya Rai

"Jam setengah 7 malam," jawab papa Andre.

"Setengah jam lagi," kata Rai sambil membenahi duduknya, membuka selimut itu.

Krykkk

Perut Rai sudah berbunyi. Ia lupa, sedari rumah Ara dia hanya memakan salad saja.

"Kamu sudah lapar ya rupanya? Belum makan dari kapan? Kamu tuh ya, makan tepat waktu!" Nah kan, kalo udah gini papa Andre malah jadi mirip mama Nika. Cerewet!

Rai hanya diam seakan tidak peduli sewaktu papa Andre ngomong sambil nyentongin makanan kemangkuk hingga Papa Andre memberikan mangkuk berisi nasi dan sayur itu kepada Rai.

Setelah menerimanya Rai memakannya dengan lahap. Begitupun dengan papa Andre yang ikutan makan di mangkuknya dengan menu yang sama. Membayangkan bagaimana setiap hari anaknya hanya memakan makanan sehat seperti ini. Hambar.

Rai tersenyum disela-sela makan. Senang melihat dirinya dan papa Andre makan bersama dengan menu yang sama. Rasa sayur yang hambar serasa jadi gurih dan nikmat. Dinginnya malam seolah lenyap bergantikan dengan kehangatan yang menyelimuti kedua orang itu. Malam itu, terjalin kembali tali-tali yang semula putus, menguat kembali ikatan batin yang semula mengendur, terkobar kembali kebahagiaan yang semula tertunda karena badai.
____

Ran mondar-mandir dari tadi di kamarnya. Sekarang, satu kamar yang kosong di rumah ini telah menjadi kamar Rai. Awalnya ada tiga kamar yang kosong. Kamar jika ada keluarga yang menginap, kamar tamu dan satu lagi kamar hanya untuk berjaga-jaga. Mungkin sudah takdir keluarga Rai membangun kamar itu untuk Ran yang tiba-tiba datang di kehidupannya.

Mama Nika bilang kalo Rai sedang bersama papanya. Ran lega jika hubungan keduanya membaik. Ran juga sebenarnya tidak dendam atau benci dengan papanya Rai. Ia hanya terlalu khawatir dan refleks marah waktu itu.

Ran berusaha tenang. Tapi tetap saja, Ran menunggu Rai pulang. Ada sesuatu yang harus ia sampaikan.

"Nak Ran, makan dulu yu! Mama udah nunggu di luar," seru Mbak Yuni diambang pintu kamar Ran.

Merpati Putih [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang