Budayakan vote sebelum membaca please….
Disarankan sambil mendengarkan lagu perahu kertas
_____Sepanjang perjalanan menuju ke rumah, Rai hanya diam termenung, terpaku, memikirkan banyak hal dalam pikirannya. Perlakuan Papi Anthony dan Mami Amber pada dirinya tadi membuatnya merasa disayangi. Meskipun dirumah mamanya penyayang tapi semenjak kejadian waktu itu, mamanya jarang dirumah. Selalu pergi kebutik memantau bisnisnya. Apakah dulu papanya memberinya nafkah sampai Mama Nika harus bekerja keras untuk mendapatkan uang?
Jujur saja, sekarang Rai sedang merindukan papanya. Meskipun papanya telah mengecewakannya, tapi hubungan anak dan ayah itu tidak bisa diputuskan begitu saja. Semenjak papanya tidak pernah lagi menginjakkan kaki ke rumahnya, ia merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya.
Semua orang pernah melakukan kesalahan bukan? Dan semua orang patut memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik. Ia tidak ingin egois. Positif thinking saja jika dulu papa dan mamanya menyembunyikan banyak hal darinya itu semata-mata hanya untuk kesenangan dan kesehatannya.
"Pak, kita ke kantor papa dulu ya," pinta Rai akhirnya setelah berpikir berulang-ulang.
"Tapi, tadi mama bilang langsung pulang," sergah Pak Muh.
"Bilangin aja belum pulang. Ada yang harus aku bilang ke papa," paksa Rai.
Mau tidak mau pak Muh menurut permintaan anak majikannya. Ia lalu banting setir ke tempat kerja papanya anak ini.
Sekitar sepuluh menit berlalu akhirnya mobil CR-V putih itu sudah tiba di depan gerbang kantor yang sangat megah.
Rai menelan ludahnya lalu menyemangati dirinya sendiri dalam hati. Ia lalu turun dari mobil itu memantapkan langkahnya menuju tempat sang ayah.
Kakinya yang jenjang melangkah mantap ke arah kantor itu. Sesudah masuk, ia menemui dahulu sekretaris kantor untuk menanyakan apakah ayahnya ada jadwal meeting.
"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" Tanya si sekretaris cantik itu. Papanya Rai adalah pemilik perusahaan ini, apakah dia tidak tahu jika Rai adalah anaknya?
"Maaf, Adik Rai. Mau ketemu bapak?" Kata orang yang baru saja tiba. Dia adalah sekretaris senior disini. Namanya Tyas. Dia sudah lama kenal dengan Rai karena dulu dia sering kesini.
"Iya, kak. Papa ada jadwal kah?" Tanya Rai.
Kak Tyas langsung mengecek sebuah buku tebal yang berisikan jadwal disana.
"Ada, satu jam lagi. Bapak ada di ruangannya. Ini Melati. Dia baru disini," ujarnya memperkenalkan.
Yang di perkenalkan hanya menangkupkan tangannya dan tersenyum.
"Ini adik Rai, putranya pemilik perusahaan ini." Dengan ramah Rai tersenyum balik.
"Yaudah, aku ke ruangan papa dulu," putus Rai terburu-buru. Setelah di beri anggukan oleh kedua orang itu, Rai melesat pergi.
Menaiki lift menuju lantai 5. Kurang dari 20 detik, pintu lift sudah terbuka kembali menandakan orang yang ada didalam sudah tiba di lantai yang dituju.
Rai menyusuri beberapa ruangan penting disana. Sampai tiba di sebuah ruangan yang strategis dengan pintu berwarna putih bertuliskan CEO.
Papanya itu memang CEO disini sekaligus founder perusahaan ini. Jabatannya penting banget deh pokoknya. Semua orang sangat hormat padanya. Selain emang jarang marah, papa Andre juga bijaksana. Dia gak pernah memberi keputusan dengan kepala panas dan emosi. Makanya waktu pertama kali Rai lihat Andre marah sama Ran, dia ngerasa sakit hati banget. Apalagi lihat papanya mesra berduaan sama orang lain selain mamanya. Kebayang dong gimana sakit hatinya Rai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merpati Putih [DONE]
Teen FictionRaiza, seorang mahasiswa penyakitan yang berusaha mendapatkan ketenangan tiba-tiba harus terlibat dalam pertikaian orang yang tidak dikenalinya. Bermula dari pertemuannya dengan hantu yang tiba-tiba bisa ia lihat setelah operasi jantung. Reihan, han...