Bagian 18

756 73 8
                                    

Ran tenang membaca koran yang tiba-tiba sudah ada di atas meja samping ranjangnya. Kali ini nasal kanula nya sengaja ia lepas. Ternyata menghirup oksigen langsung dengan di dalam tabung itu berbeda. Ran sering merasa pusing dan dokter kata itu mungkin efek dari udara dalam tabung yang mungkin tidak alami. Bersyukurlah karena kita dapat menghirup udara segar secara gratis langsung dari Tuhan.

"Rajin amat Lo!" Tukas Rai lalu menutup pintu. Ran mengikuti pergerakan Rai yang terlihat lelah, membanting tasnya, membuka jaketnya dan merebahkan tubuhnya di sofa.

"Lancar kuliah Lo?"

"Lancar lah! Gue kan anak teladan, gak kayak Lo!" Jawab ketus Rai lalu memejamkan matanya.

"Anak teladan kok gak punya temen," goda Ran.

Rai lalu membuka matanya dan menatap lekat ke arah Ran. "Emang Lo anak teladan? Punya temen? Kok gak ada yang pernah jenguk?" Balas Rai mulai emosi. Lalu ia menutup wajahnya dengan jaketnya.

Ceklek.

Pintu dibuka dari luar dan datang lah seorang wanita dengan pakaian serba putih yang bisa dipastikan itu adalah seorang suster.

"Maaf, ada yang mau berkunjung untuk saudara Raino," ucap suster yang tiba-tiba datang dari balik pintu membawa beberapa orang yang berpakaian modis dengan tas yang kemungkinan mereka seorang mahasiswa di kampus Ran.

Rai membuka jaket yang menutupi wajahnya dengan tidak santai lalu mendongak menatap wajah-wajah asing dengan sangat kaget.

Ran menatap Rai yang kebingungan lalu mendelik.

"Terimakasih banyak, sus!" Seru Ran lalu menoleh pada Rai yang kusut.

Tiga orang pemuda yang baru datang itu menoleh kaku ke arah Ran juga orang yang tidak mereka kenal. Rai. Hingga pada akhirnya seorang dari mereka--pemuda berambut keriting-- menyapa Ran dengan heboh.

"Halo, bro! Apa kabar?" Sapanya dengan asik dan mendekati Ran.

Setelah itu dua orang yang lainnya mengikuti jejak si kriting dan Tos bersama Ran.

"Bego! Udah tau orang sakit, pake tanya apa kabar!" Bisik Rai dalam hati merasa aneh sekaligus kesal dengan perlakuan teman-teman si Ran yang seperti mengusirnya secara halus.

Rai pergi keluar ruangan Ran setelah dia menatap tajam pada Ran dengan isyarat ia selalu memperhatikannya.

Ran tersenyum masam melihat kepergian Rai. Ia tau Rai sedang kesal. Wajar.

"Ada apa kalian kemari? Kalo gak penting amat jangan deh!" Ucap Ran membuka pembicaraan.

"Jangan ngawur deh, Lo! Kita kesini juga karena ada hal penting!" Jawab si kriting.

"Gue rasa gak ada hal penting lain setelah kejadian ini," tutur Ran.

"Lo mau mundur? Terserah! Cuma kekasih Lo itu mau gimana?" Ucap orang yang diketahui bernama Alde.

"Maunya sih gitu, siapa sih orang yang mau capek terus hidupnya?"

"Ya, semua ada di tangan Lo. Tapi bagaimana pun Lo mesti pikirin semua resikonya. Kalo Lo pun mau terus maju, Lo juga harus tau apa yang jadi konsekuensinya. Intinya, liat di semua sisi. Cari perspektif baru. Rasain apa yang orang lain rasain. Gimana kalo Lo di posisi Reska," terang lelaki yang paling tinggi diantara teman-teman Ran ini, Tio.

Ran bergeming. Benar. Semua yang dikatakan oleh Tio benar. Tapi sampai kapan?

"Doakan gue cepet sembuh, gue bakal beresin ini secepatnya."

Semua temannya tersenyum. Tidak ada lagi yang harus mereka katakan. Mereka sama-sama sudah dewasa, tidak perlu memaksakan keinginan, toh semua perbuatan juga ada konsekuensinya. Perlahan-lahan mereka akan berfikir yang terbaik bagi sesamanya.

"Ohiya, gue baru inget. Kalo beberapa hari kebelakang sering ada orang yang liatin kontrakan Lo. Nyari Lo mungkin, tapi gak pernah ketuk pintu dan nanyain langsung," ucap kriting tiba-tiba.

"Anak buah Kris?" Tanya Ran.

"Bukan, orang itu seperti pegawai kantor. Memakai jas dan berpakaian rapi. Tidak lucu bukan jika anak motor berpakaian seperti itu?"

"Bisa jadi dia anak motor yang sudah mempunyai pekerjaan di kantor," tutur Alde.

"Sebego-begonya gue kalo dapat kerjaan di kantor gue gak bakalan balik lagi jadi anak motor!" Skak, Tio selalu benar.

Orang kantoran nyari Ran? Siapa?

---

Up nya lama, maaf ya. Sibuk di dunia nyata

Merpati Putih [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang