Bagian 49

596 61 10
                                    

"Hahahaha! Gimana? Keren kan gue?" Suara itu menggema di seluruh sudut ruangan yang berukuran cukup besar.

"Niat untung satu, ehh malah dua sekaligus! Hahahaha!" Tawa aneh itu seakan menusuk gendang telinga kelima orang yang sudah pasti tidak akan protes padanya.

Jika tiga orang yang berada disana adalah kawannya, maka dua orang yang lain adalah tawanannya.

"Keren bos! Gue yakin, sebentar lagi Ran akan datang kesini!" Timpal seorang pria yang berkalung tengkorak. Badannya gempal, dan rambutnya pendek agak ikal.

Dari pertama kali Ara diculik ketempat ini, nama Ran yang sudah tidak asing lagi ditelinga nya selalu disebut-sebut. Memang berandal banget itu orang! Kalau saja dia tidak kenal dengan orang itu, mungkin Ara tidak akan pernah bisa merasakan penculikan seperti ini!

"Gak hanya Ran, tapi si brengsek Ax itu pasti bakalan ngasih duit-duit nya lagi!"

"Apa! Bang Ax? Kenapa mereka kenal sama bang Ax? Apa urusan mereka sama bang Ax?"

"Bener banget, bos! Kita bakalan bisa kaya lagi!" Timpal lelaki lain.

"Hahahaha! Ya iyalah, disini kan ada..." Ara mengelak kala tangan kotor Kris menyentuh dagu nya. Kalau saja perekat ini tidak menutup mulutnya, Ara sudah pasti akan memaki-maki nya.

"Sialan! Gue beneran dijadiin senjata! Please! God, help me!" Rintih Ara dalam hati.

"Apa orang yang kita kirimin email itu bakalan datang, bos?" Tanya seorang pria yang berbadan kurus.

Kris berbalik, menatap jendela yang kusennya sudah rapuh termakan usia. Lalu tangannya merogoh saku jaketnya, sebuah ponsel keluar bersamaan dengan mata Ara yang semakin membulat.

"Ponsel Rai!"

"Kalau dia bener-bener cinta sama cewek ini, mungkin dia bakalan dateng," ucapnya lalu memperlihatkan sebuah tulisan dari note milik Rai.

Mata Ara memanas. Dia terharu dengan tulisan-tulisan yang sepertinya Rai tulis untuknya. Ternyata Rai juga punya perasaan yang sama dengannya. Jika saja Rai ada disini, Ara akan langsung memeluknya dengan erat! Tapi, jangan sampai hal itu terjadi! Jangan sampai Rai ada di tempat yang seperti ini!

Derrtt

"Owh! Ternyata!" Ucap Kris ketika ia membaca pesan yang masuk dari ponsel milik Ara.

"Lihat! Si brengsek Ax itu ternyata sedang tidak berdaya di rumah sakit!" 

Emosi Ara memuncak kala mengetahui bahwa Kris membajak telponnya dengan kata-kata kasar yang ia kirimkan pada papinya. Dan, sekarang muncul pesan baru dari papinya itu..

"Papi sama mami kecewa sama kamu! Tentu saja kami lebih mementingkan Ax daripada anak yang tidak tahu diri sepertimu!"

Apa!
"Semudah itu papi dan mami percaya bahwa semua ini adalah ulahnya?"

Rasanya Ara ingin mati sekarang juga! Keluarga yang harusnya jadi tempat yang sangat dipercaya malah jadi tempat yang membuat kecewa. Ara tahu dari dulu jika kedua orangtuanya itu sangat menyayangi kakaknya lebih dari apapun, bahkan lebih dari dirinya sendiri. Dan selama bertahun-tahun Ara terima semua itu. Dia mencoba untuk baik-baik saja bahkan ketika dirinya dinomor duakan. Mungkin nomor sekian setelah pekerjaan dan banyaknya rahasia yang mereka sembunyikan darinya. Dan kini, setidaknya mereka punya firasat bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja dan tahu bahwa semua ini bukanlah kehendaknya.

Hari ini benar-benar hancur! Sekarang Ara meyakini bahwa bang Ax memang punya urusan dengan orang gak jelas ini. Dan setelah apa yang bang Ax lakukan dengan orang ini, apa pantas jika Ara yang mendapatkan imbasnya? Dunia ini memang tidak adil!

Merpati Putih [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang