Bagian 14

853 75 0
                                        

"Tidak ada orangtua yang tidak penuh kasih sayang, dan tidak ada anak yang penuh dengan dendam. Yang ada, mereka hanya lupa terhadap sang pencipta," - Aminor
_____________

Rai dan Nika tiba di rumah sakit dan langsung menuju rumah IGD. Terdapat tiga orang disana, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan yang diyakini Nika bahwa ia yang menelponnya. Nika lalu menghampiri Reska.

Reska yakin bahwa ia adalah majikan Ran. Karena waktu ia membuka ponsel Ran, ia mendapati 75 panggilan tidak terjawab dari orang yang dinamai Mama Nika (Bos) di kontaknya.

"Ran kenapa, nak? Apakah ia kamu temannya?" Tanya Nika lembut sekaligus khawatir dengan kondisi Ran.

"Iya Tante, aku Reska. Teman sekampus Ran. Dia pingsan karena berkelahi, Tante. Dia tidak makan dua hari karena disekap oleh musuhnya, Tante," terang Reska sambil terisak.

Nika menutup mulutnya. Musuhnya? Siapa? Apakah mantan suaminya itu mengirim orang untuk mencelakakan Ran?

Rai hanya diam menyimak keduanya berbicara, begitupun dengan kedua orang yang tidak dikenal Rai. Hingga akhirnya seorang dokter keluar, Rai langsung mendekatinya.

"Dok, bagaimana, Dok??" Tanyanya tidak sabaran.

Mendengar suara Rai yang memanggil dokter, semua orang menuju padanya.

"Keluarganya siapa?" Tanya dokter lalu Nika menjawab bahwa ia keluarga nya.

"Saya mau bicara sebentar, bisa tunggu di ruangan saya?"

Nika menggenggam tangan Rai dan Reska agar bisa menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"Kondisi pasien Raino sangat lemah. Ia kekurangan banyak cairan dan darah. Di beberapa tubuhnya juga terdapat luka goresan dan sayatan. Golongan darah pasien Raino sangat langka. Apakah golongan darah ibu sama dengan pasien? Kami membutuhkan darah segera agar bisa menyelamatkan pasien," terang dokter itu. Semua orang diam. Tidak ada satupun dari mereka yang memiliki darah yang sama dengan Ran.

"Maaf sebelumnya, Dok. Saya bukan orang tua kandungnya. Apakah disini tidak ada stok darah yang sama dengannya?" Tanya Nika tegang dengan pernyataan si dokter.

"Golongan darah Raino sangat langka, hanya beberapa orang yang memiliki nya. Dan di PMI juga rumah sakit ini sedang kehabisan darah golongan itu," terang dokter lalu sebuah telpon berdering tepat disampingnya.

"Ada? Syukurlah! Cepat bawa ke ruang IGD, kita akan melanjutkan perawatan medis," ucap si dokter lega seolah menemukan sebuah harta Karun.

"Ada apa, dok?" Tanya Rai.

"Ternyata darahnya ada, itupun karena ada orang yang baru saja donor darah disini. Banyaklah berdoa, pasien pasti akan segera pulih," ucap sang dokter itu. Semua orang yang mendengarnya lega karena masih ada harapan untuk hidup Ran.

Seorang perawat menutup telponnya. Ia lalu berbalik.

"Darah itu saya bawa, dan untuk anda tuan, jika tidak keberatan anda jadi pendonor darah untuk pasien yang sedang kritis. Dia butuh banyak darah, dan golongan darah anda sama dengan golongan darahnya," terang si perawat itu.

Lelaki yang dituju tampak berfikir sebentar untuk memantapkan hati. "Apakah tidak ada efek samping?"  Tanyanya sedikit ragu.

"Tenang saja, tuan. Tidak ada, bahkan itu bagus untuk kesehatan anda," terang perawat lelaki itu sambil tersenyum.

Akhirnya lelaki itu yakin. "Baiklah, saya akan menjadi pendonor nya."

Lelaki tampan bertubuh tinggi dan putih itu keluar ruangan. Adiknya sudah menunggu di luar.

Merpati Putih [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang