Chapter 11🐬

883 85 14
                                    

"Huft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huft." Yuna menghembuskan napasnya perlahan. Sudah sedari tadi gadis itu hanya diam berdiri di depan pagar rumah untuk menunggu Bagas yang datang menjemput seraya memandang room chatnya dengan Yuda pada handphone. Dengan harap ada notifikasi pesan masuk dari Yuda ... Namun, yang didapat justru hanya sebuah garis centang berwarna biru. "Kenapa chat aku cuman di read doang ya sama Yuda?"

Yuna menatap kosong ke depan. "Apa Yuda marah sama aku gara-gara aku mergokin dia mabuk semalem?" tanya Yuna pada dirinya sendiri dengan sebuah ekspresi wajah yang menyiratkan sebuah kerisauan. Namun kemudian, gadis itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Enggak deh kayaknya."

"Justru harusnya Yuda berterima kasih sama aku karena aku nasihatin dia, kan? Dan mungkin aja Yuda nggak bales chat aku karena dia ketiduran habis baca chat aku." Yuna mengangguk cepat. "Iya, itu bener. Aku yakin itu."  Kemudian wajah itu beralih menatap arloji yang melingkar pada pergelangan tangannya. "Lima belas menit lagi masuk sekolah." Lalu memandang jalanan depan rumah yang tampak sepi. "Tapi, kenapa Bagas belum datang-datang y--"

Cittttt

Ucapan Yuna tercekat ketika melihat motor sport milik Bagas tiba-tiba sudah terparkir dengan mulus di hadapannya. Ditatapnya wajah Bagas sekilas. "Kok baru datang?"

"Isi bensin," jawab Bagas singkat.

Lelaki itu menatap wajah Yuna sekilas lalu memandang jok motor miliknya lagi. "Cepet naik!"

"Gue mau ngebut."

Pernyataan yang terlontar dari mulut Bagas membuat Yuna menghentikan langkahnya menuju jok motor Bagas. Gadis itu menggelengkan kepalanya pada Bagas. "Nggak!"

"Sekali ini aja."

"Enggak." Yuna menatap tajam wajah Bagas. "Nggak usah ngebut. Kita nggak bakal telat kok. Orang jarak rumahku ke sekolah cuman satu kilo meter."

Bagas berdecak. "Ck, iya. Cepetan naik."

"Iya-iya," ujar Yuna kesal seraya melangkahkan kakinya menuju jok motor Bagas.

🐬🐬🐬

Kondisi lorong kelas sebelas SMA Cahaya Cendekia pagi ini tampak sangat ramai. Para murid tengah berlalu-lalang untuk menuju kelas mereka masing-masing. Maklum saja, hari ini adalah Hari Rabu. Hari dimana semua pelajaran yang sulit berkumpul menjadi satu. Entah kenapa, hal itu sudah seperti menjadi tradisi sekolah Yuna itu. Misalnya pada kelas jurusan IPA yang setiap hari Rabu-nya selalu menyelenggarakan pelajaran Kimia dan Fisika. Dan pada kelas jurusan IPS, ada pelajaran Ekonomi dan Matematika Wajib yang digabungkan menjadi satu.

Namun, berbeda dengan kelas Yuna. Kelas Sebelas IPS Satu tampaknya memiliki jadwal yang berbeda. Karena hari ini kelas Yuna tersebut justru memiliki jadwal pelajaran Olahraga, Sosiologi, Seni Budaya, dan PPKn.

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang