Reyhan merengkuhkan tangannya untuk memutar roda pada kursi roda yang tengah ia duduki. Mencoba mengendarai alat bantu itu sendirian menuju arah belakang rumah.
Pergerakannya seketika terhenti ketika tangan Yuda tiba-tiba memegang push handle kursi roda tersebut. "Biar gue aja," ucap Yuda seraya mendorong kursi roda yang ia duduki mengarah pada tempat yang akan Reyhan tuju.
Reyhan menatap sekilas wajah Yuda. Namun, ia segera memalingkan kembali wajahnya ke depan. Memandang keindahan lahan kosong belakang rumah yang telah disulap menjadi taman bunga sejak kehadirannya dengan Hanna di rumah ini.
"Lo gak sekolah?" Reyhan memulai pembicaraan dengan Yuda.
Yuda menggelengkan kepalanya. "Enggak."
"Mau ditaruh dimana muka gue kalau sekolah nanti." Pemuda itu terkekeh ringan, seolah menertawakan takdirnya. "Bisa-bisa baru masuk gerbang, udah remuk duluan badan gue karena dipukulin sama Satria."
"Terus? Lo mau ngapain habis ini?"
"Ya, gak gimana-gimana. Putus sekolah, mungkin."
Ucapan yang terdengar asal itu membuat Reyhan menatap cepat wajah Yuda. "Jangan ngaco."
"Papah pasti marah kalau tahu anaknya kayak gini."
Reyhan menghela napas panjang. "Tapi, emang enggak ada pembenaran dari tindakan lo sih, Yud."
"Mulai dari nyamar dan mata-matain Revenant Phoenix, jadiin Yuna alat buat balesin dendam Inside Tiger, nembak Zergan, sampai hampir nyelakain gue kemarin."
Reyhan membuang wajahnya ke lain arah. "Setan aja mungkin minder lihat tingkah laku lo karena kalah liciknya."
Kemudian memandang kembali wajah Yuda. "Lagian gimana asal-usulnya lo bisa gabung jadi anggota Inside Tiger? Sampai terjebak ke dalam fanatik buta dan nekat ngebunuh adik kandung lo sendir—"
"Gue gak pernah ada niatan buat nyelakain lo, Rey." Yuda memotong ucapan Reyhan.
Ia membalas tatapan Reyhan. "Kalau gue bilang waktu pertempuran kemarin bukan gue yang nusuk perut lo, lo bakalan percaya?"
"Dan kalau gue bilang gue udah nyoba buat keluar dari Inside Tiger pada saat Darius, ketua umum Inside Tiger sekarang ngumumin penyerangan Markas Revenant Phoenix, lo bakalan percaya?"
Yuda mendudukkan dirinya tepat pada hadapan Reyhan. Bersimpuh. Menatap Reyhan dengan sorot netra bersungguh-sungguh.
"Pada awalnya tujuan gue bergabung ke dalam Inside Tiger adalah untuk mencari arti kehidupan."
"Tepat pada kelas sembilan SMP, gue memutuskan untuk bergabung dengan Inside Tiger secara diam-diam."
"Pada saat gue diusir dari rumah oleh Papah karena Papah selalu menganggap gue sebagai penyebab kematian Mamah."
"Pada saat itu pula, gue terlontang-lanting gak karuan di tengah jalan. Mencari apa arti rumah yang sebenarnya." Yuda menghela napas. "Dan satu-satunya rumah yang gue punya pada saat itu cuman Inside Tiger."
"Lo tahu? Gak ada satupun orang yang mau menampung keberadaan gue selain anggota Inside Tiger, dan Darius."
"Gue tinggal pindah dari rumah ke rumah, hingga Darius berbesar hati minjamin appartement kosong punyanya ke gue."
"Gak sampai itu, Rey. Darius pula yang menyokong kehidupan gue selama ini, sebelum hati Papah terbuka kembali dan ngasih gue uang lagi."
"Sampai pada akhirnya gue sadar, kalau Darius memiliki maksud lain dari niat baiknya selama ini ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)
Teen Fiction[SERIES CAHAYA CENDEKIA: 1] TW // Family issues CW // Containing any harsh word So, please be wise on yourself! 🙏🏻 Angkasa Prayuda Nakula, atau biasa dipanggil Yuda. Seorang murid baru pindahan dari SMA Insan Cendekia. Pendiam, tajam, namun meni...