Suasana SMA Cahaya Cendekia siang hari ini tampak tak seramai biasanya. Terlihat hanya ada gerombolan murid perempuan yang berjalan keluar dari sekolah itu.
Termasuk Satria, Bagas, dan Reyhan. Tiga sekawan itu hilang entah kemana sejak istirahat pertama selesai.
Hal itu membuat Yuna terpaksa harus pulang sendiri hari ini. Namun, Yuna tidak merasa sedih karena hal tersebut. Sebab Yuda telah menawarinya untuk pulang bersama hari ini. Yuna tak dapat menyembunyikan raut sumringahnya sedari tadi.
Kebahagiaan itu semakin bertambah saat Yuna mendengar deru knalpot motor Yuda yang bergerak mendekat ke arahnya. Yuna pun langsung memutarkan badannya untuk menatap Yuda yang tengah meluncur dari ujung jalan.
Yuna melambaikan tangannya riang pada Yuda. Membuat Yuda seketika mengetahui posisi Yuna dan segera mengarahkan motornya menuju posisi Yuna saat ini.
Yuna melontarkan senyuman lebar pada Yuda. "Yuda! Aku seneng banget bisa ketemu sama kamu lagi!"
Sorot netra cerah milik Yuna berhasil memancing sebongkah senyuman lebar merekah pada rahang tegas milik Yuda. Laki-laki itu mengacak-acak perlahan rambut Yuna lalu memegang kedua pipi Yuna dengan gemas.
"Lo kangen sama gue 'kan?"
Pertanyaan yang dilontarkan oleh Yuda berhasil membuat kedua pipi Yuna seketika memerah. Seperti biasa. Yuda selalu bisa membuat perasaan Yuna bereuforia.
Yuna mengangguk perlahan. "I-iya," ucapnya gugup.
Yuna melepaskan tempelan telapak tangan Yuda dari kedua pipinya. Ia segera mengenakan helm yang ia bawa lalu berjalan menaiki jok belakang motor Yuda.
Kemudian Yuna menempelkan dagunya pada pundak Yuda. "Let's go captain!"
Yuda tersenyum tipis mendengar seruan Yuna. Ia pun segera melesatkan motor ninja 250 miliknya menjauhi kawasan SMA Cahaya Cendekia. Membelah lautan jalan raya ibu kota dengan kecepatan 100km/jam.
Yuda mengabaikan teriakan orang-orang yang kesal dengan kelakuannya. Bahkan Yuda juga mengabaikan ucapan Yuna yang telah berkali-kali menepuk helmnya agar Yuda menurunkan kecepatan motor.
Namun, pada akhirnya Yuda pun berangsur-angsur memelankan laju motor yang ia kendarai saat mereka telah sampai di jalanan sekitar Kafe Semesta. Tempat tujuan Yuda saat ini.
Yuna menatap kebingungan seluruh penjuru Kafe sebelum pada akhirnya menatap Yuda kembali.
"Yuda ngapain ngajak aku kesini?"
Yuda menatap lama wajah Yuna. Sorot ekspresi polos yang terukir pada wajah Yuna, membuat Yuda semakin merasa bersalah. Ia semakin menyadari bahwa tindakannya selama ini mempermainkan hati Yuna adalah tindakan yang jahat.
Yuda mengembuskan napas panjang. Kemudian mendekatkan wajahnya tuk menatap dalam netra Yuna. "Yun."
"Ya?"
"Maafin gue."
Permohonan maaf yang dilontarkan oleh Yuda membuat sudut-sudut alis Yuna terangkat naik. Ia tampak bingung, apa makna dari ucapan Yuda tersebut.
"Maksudnya?"
"Nothing."
"Gue cuman minta maaf atas semua kesalahan gue selama ini."
Yuda mengenggam erat kedua pundak Yuna. "Dan tolong, percaya sama perasaan lo sendiri, ketika semua kebenaran mengejutkan itu datang."
"Maksudnya?" Yuna masih tak memahami ucapan Yuda. Semuanya tampak ambigu di pikiran Yuna.
"Yuda ngomong apa, sih? Maksudnya apa?"
"Tolong jelasin pakai bahasa yang lebih sederhana biar aku paham."
Pertanyaan Yuna seharusnya mendapat jawaban dari Yuda. Namun, tidak untuk saat ini. Tak ada jawaban yang terlontar dari bibir Yuda. Yuda hanya menarik tangan Yuna memasuki Kafe Semesta seraya membatin, "Semoga es krim date kali ini bukan akhir dari jumpa kita, Yun."
🦛🦛🦛
Senin, 4 Juli 2022
490 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)
Novela Juvenil[SERIES CAHAYA CENDEKIA: 1] TW // Family issues CW // Containing any harsh word So, please be wise on yourself! 🙏🏻 Angkasa Prayuda Nakula, atau biasa dipanggil Yuda. Seorang murid baru pindahan dari SMA Insan Cendekia. Pendiam, tajam, namun meni...