Chapter 46🦛

340 36 0
                                    

Yuna melangkahkan kakinya menuju kelas 11 MIPA 3 dengan semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna melangkahkan kakinya menuju kelas 11 MIPA 3 dengan semangat. Ia mengabaikan Reyhan yang berjalan jauh dibelakangnya usai mengantarkannya ke sekolah. Menemukan Yuda dan bertanya mengapa laki-laki itu tak kunjung membalas pesannya sejak kemarin adalah tujuan Yuna saat ini.

Langkah Yuna terhenti ketika telah mencapai tujuannya. Ruang 11 MIPA 3. Yuna pun segera masuk ke dalam kelas tersebut.

Ia berjalan menuju bangku Yuda yang terletak di samping Bagas. Kondisi bangku yang masih kosong padahal waktu masuk sekolah kurang lima menit lagi, berhasil membuat kedua sudut alis Yuna terangkat heran. Ia penasaran kemana perginya Yuda saat ini.

Yuna menatap Satria yang tampak duduk di bangkunya dan tengah sibuk berkutat menatap ponsel. "Sat, kamu tahu enggak Yuda kemana?"

"Gak tahu." Satria menjawab pertanyaan Yuna tanpa menatap wajah Yuna sekalipun.

Jawaban singkat dari Satria membuat Yuna semakin penasaran tentang keberadaan Yuda. "Masa kamu beneran gak tahu dimana Yuda sekarang?"

"Gak tahu. Dan gue gak peduli sama dimana dia berada saat ini." Kali ini Satria menjawab dengan nada bicara sedikit ketus.

Ketidaktahuan Satria tentang keberadaan Yuda, seketika membuat Yuna sedikit emosi. Jawaban Satria yang terdengar ketus, ditambah hari pertama periode, membuat ekspresi kesal pada wajah Yuna semakin terukir jelas.

"Kok kamu gak peduli, sih, sama keberadaan Yuda? Dia temen kelas kamu lho, Sat. Dan kamu kan ketua kelas ini. Yuda tuh, ibaratnya anak buah kamu juga di kelas. Kenapa kamu gak peduli-"

Kringggg ... Kringggg ... Kringggg

Bunyi bel masuk sekolah seketika membuat ucapan Yuna terpotong. Atensi Yuna pun teralih menatap kesal speaker yang ada di kelas tersebut seraya menghentakkan kedua kakinya kesal. "Argh! Ganggu orang emosi aja!"

Ia menatap Satria kembali. "Awas aja ya kamu, Sat. Urusan aku sama kamu belum berakhir. Aku pastiin kamu akan peduli sama Yuda sebentar lagi," ucap Yuna lalu segera beranjak pergi meninggalkan kelas tersebut.

Reyhan yang melihat tingkah laku Yuna pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sebagai sahabat, Reyhan tentu sudah hafal dengan betul, bagaimana tingkah laku Yuna pada hari pertama datang bulan.

Reyhan mendudukkan dirinya pada kursi samping Satria. "Yuna kenapa mencak-mencak marah sampai kayak gitu?"

Satria yang ditanya pun hanya mengendikkan bahunya santai. "Gak tahu. Gue cuman ngomong gak peduli sama keberadaan Yuda bangsat itu. Dan Yuna tiba-tiba marah gak jelas."

Penuturan Satria membuat Reyhan mengembuskan napas ringan. "Bener kata Bagas. Lo harus lebih bisa kontrol emosi lo, Sat. Gimanapun juga, kita gak boleh ngebiarin Yuna curiga dengan apa yang terjadi antara Yuda dan kita."

Ucapan Reyhan membuat Satria berdecak kesal. "Ck, iya," ujarnya seraya memasukkan ponsel yang usai ia mainkan ke dalam saku seragam saat menyadari Pak Yono sudah hadir hari ini.

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang