Chapter 43🦛

324 31 0
                                    

Yuda menyeruput perlahan secangkir teh panas yang terletak di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuda menyeruput perlahan secangkir teh panas yang terletak di atas meja. Setelah merasakan sensasi hangat nan melegakan menyapa ramah seluruh tenggorokannya, laki-laki itu segera meletakkan cangkir tersebut pada atas meja kembali. Pandangan Yuda pun beralih menatap novel berjudul Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang terletak di samping cangkir teh. Telapak tangan Yuda segera mengambil kembali buku tersebut, sebelum pada akhirnya ia melanjutkan aktivitas awalnya. Literasi di hari minggu pagi. Sebuah agenda yang telah menjadi kebiasaan rutin Yuda sejak ia berusia empat belas tahun.

Hingga ringing nada ponsel miliknya seketika berhasil membuyarkan konsentrasi laki-laki tersebut. Yuda tampak tak tahan dengan handphonenya yang terus bergetar sejak tadi. Sehingga ia pun segera mengambil benda pipih tersebut. Sekilas, ia membaca siapa nama orang yang tengah meneleponnya.

Darius

Ketika mengetahui siapa orang yang telah menganggu waktu literasi paginya, helaan napas panjang pun terlontar dari hidung Yuda. Sebelum pada akhirnya Yuda memutuskan untuk mengangkat telepon dari Darius.

"Halo?"

"Halo. Selamat pagi, Yuda."

"Pagi. Ada apa, ya?"

Terdengar helaan napas dari seberang. "Langsung to the point saja. Saya ingin mengajak Anda bertemu di Markas Inside Tiger saat ini juga, bersama anggota Inside Tiger yang lain, dan mantan anggota Fire Lion."

Pernyataan yang terlontar dari bibir Darius membuat salah satu alis Yuda terangkat naik. "Sepagi ini? Memangnya apa agenda pertemuan yang akan diadakan pagi ini?"

"Penyerangan Markas Revenant Phoenix."

Tut ... Darius mematikan sambungan telepon usai memberi tahu tujuannya mengajak Yuda dan anggota Inside Tiger lain berkumpul pagi ini.

Pernyataan lugas yang dilontarkan oleh Darius, seketika membuat raut wajah Yuda berubah. Kerutan yang terukir pada kening Yuda dapat menunjukkan betapa risaunya laki-laki itu saat ini. Aura ketenangan yang biasa terpancar dari Yuda pun, lenyap dalam sekejap. Berganti dengan aura panik nan bingung yang bersinar terang.

Yuda memutarkan kedua bola matanya ke segala arah. Ia mengenggam erat jari-jemarinya untuk menahan rasa getar yang tengah mengujuri seluruh tubuhnya dengan hebat. Pikiran Yuda yang tadinya berwarna cerah karena dipenuhi oleh imajinasi dari novel yang tengah ia baca, seketika berubah kelam karena kabar Darius.

"Bagaimana bisa gue turut serta dalam penyerangan Markas Revenant Phoenix, di saat ada adik gue di dalam Markas tersebut?" batin Yuda kebingungan.

Keguncahan hebat itu semakin terasa saat Yuda merasakan pundaknya tiba-tiba ditepuk. Sontak, hal itu membuat Yuda terkejut.

Yuda pun segera memutarkan tubuhnya menghadap Reyhan, orang yang menepuk pundaknya. "L-lo."

Yuda mengembuskan napas panjang sebelum pada akhirnya menatap Reyhan kembali. Ia berusaha mengatur ekspresinya agar tenang seperti sedia kala.

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang