Yuna berjalan mendampingi Yuda keluar dari pekarangan rumahnya selepas acara makan malam yang diberlangsungkan tadi. Senyuman cerah selalu terpancar di wajah cantik milik Yuna malam ini. Gadis itu merasa sangat senang, karena Thomas dan Brigitta dapat menerima kehadiran Yuda dengan baik. Fokus pandang Yuna pun, sedari tadi tak pernah terlepas dari Yuda. Entah kenapa, Yuna sangat senang mengamati pahatan sempurna wajah lelaki itu.
"Yun."
Panggilan itu sontak membuyarkan lamunan Yuna tentang Yuda dan rasa bahagianya hari ini. Yuna pun segera menengokkan kepalanya ke arah sumber suara. "Kenapa, Yud?"
Yuda menatap wajah Yuna dari atas motor. "Besok berangkat sekolah sama siapa?"
"Euhmm ... Sama Bagas, atau mungkin sama Rey--"
"Hast. Dibilang jangan sebut nama cowok lain di hadapan gue." Yuda memotong ucapan Yuna saat Yuna hendak menyebut nama Reyhan. Yuda menghembuskan napasnya perlahan. "Gue enggak suka, Yun," ujar Yuda terus terang.
Ucapan yang terlontar dari bibir Yuda membuat Yuna menundukkan kepalanya. Gadis itu menatap kosong aspal jalan yang ada di bawahnya dengan raut muka bersalah. "Maaf, Yud."
Yuda menghela napas perlahan. Telapak tangan Yuda beranjak mengacak perlahan rambut Yuna. Yuda tersenyum tipis. "Gapapa. Gue yang salah karena memulai pembicaraan yang mengarah pada cowok lain. Gue lupa kalau lo biasanya dianter sama sahabat cowok lo."
Ucapan Yuda seketika membuat Yuna segera memalingkan wajahnya pada Yuda. Yuna menatap wajah Yuda penuh binar. "Yuda maafin Yuna?"
Yuda mengangguk. "Iya." Kemudian Yuda menajamkan tatapannya pada Yuna. "Dan mulai besok, lo nggak perlu minta sahabat cowok lo buat antar-jemput lo lagi."
Yuna mengernyitkan dahinya kala mendengar ucapan Yuda yang menurutnya sangat ambigu. "Terus? Aku gimana dong sekolahnya? Naik bis sekolah? Atau, ojek?"
Pertanyaan bernada kepolosan yang terlontar dari bibir mungil milik Yuna seketika membuat Yuda tertawa ringan. Yuna itu ... Memang sangat polos dan menggemaskan.
"Gak gitu, Yun, maksudnya."
"Terus?"
"Sama gue."
"Mulai besok, berangkat dan pulang sekolah bareng gue."
Yuda menangkup kedua pipi chubby milik Yuna secara bergantian. Lelaki itu menatap dalam manik indah milik Yuna. "Karena keselamatan lo adalah tanggung jawab gue."
Yuna tersenyum tipis sesaat. Lalu ia segera melepaskan tangkupan tangannya pada wajah Yuna, dan beralih merengkuh helm yang terpasang pada spion motor sport miliknya. Yuda mengenakan helm tersebut. Sesaat kemudian, ia mengalihkan pandangannya pada Yuna. "Gue pulang dulu," pamit Yuda lalu segera menjalankan motornya meninggalkan rumah Yuna.
🐙🐙🐙
Saya:
Selamat malam
Saya ingin bertanya mengenai, dimana letak file-file perusahaan pada Anda.
Saya ingin mulai mempelajarinya sekarang agar saya bisa segera mengambil tindakan tentang apa saja yang bisa saya lakukan untuk menolong Papa mengembalikan kondisi perusahaan seperti sedia kala.Hanif (Pegawai Papa):
Selamat malam juga Yuda.
Setahu saya, Tuan Halim selalu menyimpan copy-an file-file perusahaan pada laci meja yang ada di ruang kerja beliau di rumah.
Lebih tepatnya pada map bertuliskan 'Laporan Keuangan H. Corps'
Saya mengetahuinya karena Tuan Halim selalu menyuruh saya menyimpan file tersebut di situ untuk mempelajarinya lagi di rumah.Saya:
Siap, terima kasih.Hanif (Pegawai Papa):
Sama-sama.
Semangat belajar, Yuda. Jangan sungkan bertanya pada saya apabila ada kesulitan, mengingat Yuda sendiri masih SMA dan tentunya belum cukup cakap menguasai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan.Saya:
Ya.Yuda segera melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Halim usai membalas chat dari Hanif. Lelaki itu berjalan sangat cepat, hingga mengabaikan beberapa maid yang menyapanya. Menemukan arsip file perusahaan dan mempelajari secepatnya adalah tujuan Yuda sekarang.
Srekkkk
Yuda menarik laci meja kerja milik Halim dengan kasar. Lelaki itu mendudukan dirinya pada lantai untuk mencari lembaran kertas yang ia maksud. Tangan Yuda bergerak mengeluarkan seluruh map plastik yang ada di dalam laci, menggeledah isi laci tersebut hingga habis tak bersisa. Netra Yuda pun ikut bekerja membaca dan mengeja nama file yang tertulis pada permukaan depan map. Hampir lima puluh map plastik ia keluarkan, namun, arsip data yang ia cari belum ia jumpai. Hingga tatapannya tepat membidik sebuah map kertas berwarna kuning.
'Laporan Keuangan H. Corps'
Yuda langsung mengambil map kertas tersebut usai membaca rentetan huruf yang tertulis di atasnya. Jari jemari Yuda bergerak membuka lembaran demi lembaran kertas di dalam map tersebut. Seolah memastikan apakah map yang ia temukan adalah map yang ia cari atau bukan. Tak lama kemudian Yuda menganggukkan kepalanya. "Nice," ujar Yuda. Lalu telapak tangan Yuda segera bergerak meringkasi puluhan map lain yang tercecer di atas lantai dan segera memasukkan ke dalam laci kembali.
Yuda memberdirikan tubuhnya kala ia telah menemukan map yang ia cari. Lalu ia segera melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja Halim. Namun, belum sempat Yuda benar-benar keluar dari tempat itu, Yuda tiba-tiba menghentikan langkahnya. Saat ia mendapati ada selembar kertas yang jatuh dari dalam map kuning yang ia genggam.
Lelaki itu berdecak kesal. "Ck." Yuda segera menundukkan tubuhnya untuk memungut kertas tersebut. Yuda hendak memasukkan kembali kertas tersebut ke dalam map, namun entah mengapa, tiba-tiba pikirannya menyuruh untuk membalik selembar kertas tersebut. Yuda pun segera melakukan perintah yang terlintas dalam kepalanya.
The Wedding Of Halim & Hanna
1th of January 2001Yuda mengeja rentetan kata yang terukir indah pada permukaan kertas dengan raut wajah penuh kejut. "K-kenapa muka Mama m-mirip dengan i-ibu yang kutemui di makam tadi?"
Seketika bola mata Yuda membulat pepat ketika mendapati hal apa yang terdapat di balik kertas yang ia pungut. Seluruh tubuh Yuda bergetar hebat. Jantungnya berdetak kencang. Keringat mengucur begitu deras.
"Uhuk ... Uhuk ... Nak ...."
Yuda segera menyimpan foto itu dalam saku jaket ketika menyadari ada yang memanggilnya. Lalu, Yuda pun segera memalingkan wajahnya untuk menatap sang pemanggil. "Papah."
Orang yang memanggil Yuda adalah Halim.
🐙🐙🐙
Minggu, 15 Agustus 2021
900 kataIni adalah part terpendek yang pernah aku tulis.😭
Mau cerita dikit. Jadi, sebenarnya aku ada rencana buat up part 26-27 minggu ini, dan part 27 juga udah di draft. Tapi, gatau kenapa tugas sekolah Minggu ini lagi hectic bangettt. Kayak amoeba, memperbanyak diri terus setiap detik. Ya, cuman bedanya gak membelah diri😭 Dan, hal itu yang ngebuat aku sampai gak bisa revisi part 27 :))
Sorry guys..
Aku usahain buat upload 2 part minggu depan kok :)So, thank you buat kalian yang masih baca Ayudna sampai kadang DM aku di wattpad dan Ig buat update, maafkan ketelatanku ini ya😭🙏🏻 Dan terima kasih buat silent readers yang gak pernah vote dan komen tapi selalu baca (ya, walaupun cuman dikit doang readers aku, cuman ini berarti bangett)
Thank you juga buat yang udah mau baca cerita randomku ini hehe🤩
See you on the next part guys! ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)
Teen Fiction[SERIES CAHAYA CENDEKIA: 1] TW // Family issues CW // Containing any harsh word So, please be wise on yourself! 🙏🏻 Angkasa Prayuda Nakula, atau biasa dipanggil Yuda. Seorang murid baru pindahan dari SMA Insan Cendekia. Pendiam, tajam, namun meni...