Uap dingin lemari penyimpan minuman menyeruak ketika Reyhan membuka pintu benda tersebut. Netra Reyhan mengamati deretan botol kemasan minuman dingin yang akan ia pilih pada istirahat siang hari ini. Hingga pandangan laki-laki itu terhenti pada dua botol minuman dingin berisikan teh dan yoghurt rasa blueberry. Reyhan pun langsung mengambilnya dan berniat membayar ke kasir kantin.
Sedangkan di sisi lain, tampak Yuna yang tengah membungkukkan badannya menatap lemari pendingin lain dengan ekspresi menimang-nimang. "Kira-kira Yuda suka minuman apa, ya?"
Yuna menatap seluruh isi lemari pendingin kantin yang ada dihadapannya dengan tatapan mengamati. Sampai pilihan Yuna jatuh pada sebotol minuman teh bersoda yang ada di sudut atas freezer tersebut. Yuna pun langsung mengambil minuman tersebut.
Yuna berniat merengkuh minuman teh bersoda yang ia maksud. Akan tetapi, tangannya tak sampai. Botol minuman tersebut berada di bagian paling atas freezer kantin.
"Ck, tinggi banget, sih?" Yuna berdecak kesal seraya menjijitkan kakinya untuk menggapai minuman yang akan ia beli.
Yuna berusaha mengambil minuman yang akan ia beli. Namun, saat ia hampir menggapainya, tiba-tiba muncul sebuah tangan lain yang mengambil minuman incarannya tersebut.
Sontak hal itu membuat Yuna menghentakkan kedua kakinya dengan kesal. Yuna membalikkan tubuhnya ke belakang. Ingin memaki siapapun orang yang telah merebut minuman yang akan ia berikan pada Yuda.
"Heh! Kok kamu ngerebut minuman yang mau aku beli, sih?" cerocos Yuna dengan kedua bola mata yang membulat merah.
"Reyhan?"
Ocehan Yuna seketika berhenti ketika menyadari Reyhan adalah orang yang tengah mengerjainya sekarang. Kini, niat Yuna untuk memarahi orang tersebut pun luntur.
"Apa? Mau marah sama gue?" Reyhan ikut membulatkan kedua bola matanya. Seolah ingin mengejek Yuna.
Menyadari dirinya tengah dikerjai, Yuna pun langsung menyubitkan tangannya pada lengan Reyhan.
"Aduh-duh! Lepasin, Yun. Sakit tahu!" rintih Reyhan kesakitan.
"Ngeselin!" decak Yuna seraya melepaskan cubitannya.
Reyhan mengelus-elus lengan bekas cubitan Yuna. "Nah, gitu dong. Gue bercanda aja kalik."
"Iya-iya," jawab Yuna masih dengan ekspresi malas yang ia lontarkan pada Reyhan.
"Emangnya kamu ngapain sih tiba-tiba ada di sini?"
"Mana ngerebut minuman yang mau aku kasih ke Yuda lagi."
"Ya ini kan kantin, bebas dong siapa aja mau ke sini selama masih jam istirahat."
"Iya juga sih ..." Yuna mengangguk-anggukkan kepalanya secara perlahan sebelum kemudian menatap Reyhan kembali. "Tapi, kenapa gitu lho kamu nyamperin aku?"
Reyhan tersenyum tipis mendapati pertanyaan Yuna. "Gue mau ngajak lo ngomong."
"Ngajak ngomong? Ya, tinggal aja ngomong aja kalik. Kok kelihatannya ribet banget."
Yuna menatap botol yoghurt yang ada di tangan Reyhan. Ia langsung mengambil botol tersebut lalu membuka penutupnya. "Ini buat aku, 'kan?" tanya Yuna dengan pd.
Tak ada jawaban dari Reyhan. Dan Yuna pun langsung meneguk yoghurt blueberry dengan santai.
"Emangnya kamu mau ngomong apa?" tanya Yuna usai melepaskan tegukan yoghurt.
"Gue mau ngomongin soal pencarian bokap kandung gue."
"Kemarin gue ketemu sama dia."
"Seriously?" Yuna membulatkan kedua matanya dengan ekspresi terkejut saat mendengar penuturan Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)
Teen Fiction[SERIES CAHAYA CENDEKIA: 1] TW // Family issues CW // Containing any harsh word So, please be wise on yourself! 🙏🏻 Angkasa Prayuda Nakula, atau biasa dipanggil Yuda. Seorang murid baru pindahan dari SMA Insan Cendekia. Pendiam, tajam, namun meni...