Chapter 20🐬

566 59 4
                                    

🌼 HAPPY READING!!!🌼

"Kartu item!" ujar Yuna seraya meletakkan selembar kartu permainan 'UNO' di atas meja Kafe.

Yuna menempelkan telunjuknya pada ujung dagu. "Aku mau warna ... Warna apa, ya?" Gadis itu melihat seluruh warna kartu yang ia pegang.

Adit yang mendengar kebimbangan Yuna pun berdecak kesal. "Ck. Cepetan atuh, Yun!"

"Iya-iya," balas Yuna tak kalah kesal. Yuna melihat kembali lima buah kartu yang ia pegang dengan tatapan berbinar. "Aku mau warna merah!"

"Oke, merah plus dua," ujar Adit seraya meletakkan kartu miliknya di atas meja.

"Hijau plus dua," ujar Satria.

"Biru plus dua," ujar Bagas.

"Kuning plus dua," ujar Reyhan.

"Item plus empat. Next warna hijau," ujar Ernest.

"Hijau plus dua," ujar Fazran.

"Biru plus dua," ujar Yuda.

Yuna menatap tumpukan kartu bertanda plus yang terletak di atas meja itu dengan kedua bola mata yang membesar. Gadis itu menganga. Tampak menghitung jumlah tanda plus yang ada pada tumpukan kartu itu.

"Banyak banget, sih!" decaknya sebal.

"Gimana? Ada gak lo?" tanya Adit. Seolah menggoda Yuna.

Yuna tersenyum tipis mendengar ejekan Adit. "Ada dong!"

"Hijau, kuning, merah, biru plus dua!" ujar Yuna seraya meletakkan empat kartu sekaligus di atas meja. Menyisakan selembar kartu berwarna ungu yang ia bawa.

Yuna menatap Adit dengan tatapan kemenangan. "Jadi gimana?"

"Kamu punya gak?"

"Mampus. Senjata makan tuan ini namanya, mah," batin Adit kesal. Ia meneguk kasar ludahnya tatkala melihat tumpukan kartu UNO lain yang ada di depannya. Lelaki itu beranjak merengkuhkan tangannya untuk menghitung jumlah kartu yang akan ia ambil. Namun, seketika pergerakannya terhenti.

Pandangan lelaki itu beralih menatap Yuna yang tinggal memegang selembar kartu. "UNO!" ujarnya cepat.

"UNO!" ujar anak-anak lain yang ada di situ. Seolah ikut menyadari kesalahan Yuna.

"Ha? Eh, UNO- UNO GAMES!" gagap Yuna seraya menyerahkan kartu yang ia pegang di atas meja. Tampak baru menyadari kelalaiannya.

"Eits, No!" Satria menahan kartu Yuna. "Gak bisa gitu dong. Lo udah telat ngucapin kata itu (merujuk ke UNO), jadi gaboleh langsung naruh sisa kartu yang lo punya gitu aja, dong! Dan lo harus dihukum."

"Kok gitu? Ya bisa dong! Aku, 'kan--"

"Iya lo kalah," Reyhan memotong ucapan Yuna ikut menimpali sekaligus mengejek.

Yuna berdecak kesal. Ia mengerucutkan bibirnya. Lalu memalingkan wajahnya menatap Yuda yang duduk disampingnya.

"Yud," ujarnya merengek pada Yuda.

Yuda menghembuskan napas perlahan. "Gue gantiin hukuman Yuna."

Ucapan yang dilontarkan oleh Yuda membuat Yuna membulatkan kedua bola matanya antusias. Gadis itu melemparkan senyuman lebarnya pada Yuda. "Makasih Yuda!" ujar Yuna seraya menempelkan kepalanya pada dada bidang Yuda.

"Ck, bucin," sindir Bagas.

"Biarin, wlek!" balas Yuna seraya mengeratkan pelukannya pada Yuda. Semakin mengejek Bagas yang sempat menyindirnya. Dan tampak mengabaikan tatapan lelaki lain di tempat itu yang memandangnya dengan seutas senyuman getir.

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang