Chapter 32🐝

385 38 0
                                    

Hanna's Bakery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanna's Bakery

Halim dan Yuda menatap plang nama toko kue milik Hanna dengan raut wajah yang tak bisa diartikan. Kening keriput milik Halim tampak mengerut begitu lama. Dari sorot netra yang Halim pancarkan, tampak terlihat jelas ada seutas rasa ragu dalam dirinya.

Halim menatap Yuda yang berdiri disampingnya. "Ini beneran toko kue mamah yang kamu bilang kemarin, Yud?"

Sedikit jeda. "Nanti ternyata cuman nama toko kuenya yang pakai nama mamah," sambung Halim sesudah itu.

Yuda membals tatapan Halim dengan sebuah anggukan ringan. "Iya, Pah. Toko kue ini, adalah toko kue milik Mamah. Nama Hanna pada plang toko kue itu adalah nama mamah."

"Hanna Aldevara," ujar Yuda seraya mengeluarkan kartu nama milik Hanna dari dalam saku jas yang ia kenakan.

Halim menerima kartu nama pemberian Yuda. Laki-laki itu menundukkan pandangannya. Perlahan mulai mengeja rangkaian kata yang tertulis pada benda pipih tersebut. Hingga pandangan Halim terhenti tepat pada satu titik. Pas foto yang tertera pada kartu nama itu. Sesaat itu pula, tanpa ragu Halim langsung melangkahkan kakinya untuk memasuki Hanna's Bakery.

Yuda tersenyum tipis melihat tingkah laku Halim - ayahnya. Ia pun segera menyusul Halim untuk memasuki Hanna's Bakery.

"Permisi Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

Panggilan dari seorang pelayan toko membuat Halim menghentikan langkahnya. Halim menatap wajah pelayan tersebut. "Saya ingin bertemu dengan Ibu Hanna, pemilik toko kue ini."

Jawaban yang dilontarkan oleh Halim membuat pelayan toko itu mengerutkan keningnya. "Maaf sebelumnya, tuan ini siapa? Apa keperluan tuan ingin menemui Ibu Hanna? Apakah sudah membuat janji dengan Ibu Hanna? Karena seingat saya, hari ini Ibu Hanna tidak memberitahu saya apabila akan ada orang yang ingin bertemu dengan Ibu Hanna."

Halim tertawa ringan mendengar pelayan tersebut. "Hanna, Hanna, dari dulu sampai sekarang, ternyata kebiasaanmu menyuruh orang lain untuk mengusir pria lain selain aku yang ingin bertemu denganmu masih sama," batin Halim dalam hati.

Namun, Halim segera merubah raut wajahnya seperti sedia kala. Ia menatap kembali wajah pelayan tersebut. "Saya saudara jauh Hanna. Ini memang pertamakalinya saya berkunjung ke toko kue milik Hanna. Jadi wajar kalau kami tidak tahu. Tolong sampaikan pada Hanna untuk menemui saya segera, ya?"

Pelayan itu mengangguk. Lalu segera berjalan meninggalkan Halim untuk menemui Hanna.

Yuda melangkahkan kakinya untuk menghampiri Halim setelah sekian lama berdiri di depan pintu untuk mengamati perilaku ayahnya tersebut.

"Kenapa Papah nggak langsung bilang kalau Papah suami Mamah aja, sih? Atau Papah bisa nyuruh Yuda manggilin Mamah. Mamah udah kenal kok sama Yuda. Pelayan-pelayan di sini juga udah tahu siapa Yuda. Daripada ribet kayak tadi."

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang