Chapter 52🐏

334 45 4
                                    

"Reyhan?"

Yuna menghampiri Reyhan yang telah sadar. Ekspresi bahagia terpancar jelas dari wajah cantik Yuna. Senyuman haru ia lontarkan pada Reyhan yang tampak telah menunggu kehadirannya.

Ia menarik kursi yang ada di tempat itu. Sedikit mendekat pada ranjang yang Reyhan tiduri. Lalu bergerak mendudukinya.

Yuna menatap antusias Reyhan yang telah terbangun dari tidur panjangnya. "Reyhan. Akhirnya kamu bangun juga."

"Aku sama anak-anak yang lain dari kemarin nungguin kamu bangun terus tahu."

Reyhan membalas tatapan Yuna. Sorot netra teduh yang sempat terkatup erat beberapa saat lalu, kini telah terbuka kembali.

Ia mengelus perlahan puncuk kepala Yuna. "Gue udah sadar, Yun. Gue enggak mau tidur terlalu lama. Takut nanti lo kangen sama gue," ujarnya seraya tersenyum tipis.

"Dih, baru bangun juga, udah bisa gombal." Yuna tertawa ringan seraya melepas tangan Reyhan dari kepalanya.

Ucapan Yuna berhasil membuat Reyhan turut tertawa. "Oh, iya. Selama gue enggak sadar, ada kejadian apa di sekolah?"

"Hm. Kejadian apa, ya?" Yuna menempelkan telunjuknya pada dagu. Tampak tengah berpikir keras apa jawaban dari pertanyaan Reyhan.

Sesaat kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya. "Enggak tahu."

"Aku enggak masuk sekolah selama kamu dirawat di sini, Rey. Soalnya aku full nungguin kamu. Dari pagi sampai siang. Terus sore sampai malamnya anak - anak cowok yang lain. Gantian dua anak - dua anak sekali nungguin. Satria sama Bagas, Ernest sama Fazran, terus Adit sama Sancaka. Terus malam sampai paginya, Tante Hanna yang nungguin kamu."

Reyhan mengamati Yuna yang sedang memberikan jawaban dari pertanyaan yang Reyhan berikan dengan saksama. Tampak fokus menatap wajah cantik milik Yuna yang Reyhan rasa semakin bertambah kadarnya. Raut ekspresi Yuna yang tampak antusias ketika berbicara, menjadi daya tarik tersendiri bagi Reyhan. Raut ekspresi yang tak dapat Reyhan lihat ketika ia tengah terbaring lemah.

Menyadari Reyhan tengah menatapnya hingga melamun, Yuna pun mengayunkan telapak tangannya tepat di depan wajah Reyhan. "Rey, halo?"

"Eh, hai!"

Yuna berdecak kesal. "Kebiasaan ngelamun kamu nggak hilang-hilang dari dulu, ya, ternyata."

Reyhan tertawa kecil mendengar kekesalan Yuna. "Iya ternyata."

"Btw, gue mau nanya."

"Iya? Nanya apa? Nanya aja kalik."

"Enggak. Tadi kan lo bilang kalau selama gue gak sadar, lo full nungguin gue ... Terus, sekolah lo gimana, Yun? Emangnya gak ketinggalan?"

"Enggak kok. Tenang aja. Kan ada Ernest. Ketua kelas yang rajin ngasih catatan ke aku. Terus sejauh ini juga gak ada pr sih. Cuman tugas yang langsung dikerjain di sekolah aja."

Reyhan mengangguk paham. "Oh gitu ...."

"Oh iya, gue mau nanya lagi."

Yuna menatap Reyhan. Seolah menyuruh laki-laki itu melanjutkan pertanyaannya.

"Selama gue gak sadar, Yuda juga datang nungguin gue nggak?"

Pertanyaan Reyhan membuat raut ceria pada wajah Yuna seketika luntur. "Kamu ngapain nanyain Yuda?" Yuna melontarkan pertanyaan dengan nada ketus.

Reyhan yang menyadari perubahan ekspresi Yuna pun seketika mengangkat alisnya. "Emangnya kenapa?"

"Kok lo tiba-tiba sensi gitu?"

"Yuda njengukin kamu." Yuna tampak mengabaikan ucapan Reyhan. "Dia datang kok, nungguin kamu. Tapi, gak tahu lagi kemana sekarang."

Yuna menatap kembali wajah Reyhan. "Rey, bisa ganti topik obrolannya? Aku lagi males ngomongin Yuda."

Reyhan menatap penasaran wajah Yuna dengan sedikit lama. Sebelum pada akhirnya ia menganggukkan kepala, menyetujui permintaan Yuna.

🐏🐏🐏

"Adit, hati-hati ngedorong kursi rodanya. Takut nanti Reyhan kenapa-kenapa," ujar Yuna pada Adit yang tengah mendorong kursi roda yang diduduki oleh Reyhan.

Adit berdecak kesal. "Ck, iya-iya. Bawel amat. Gue juga gak bakal ngebut bawa dia kayak bawa motor gue kalik."

"Iya-iya. Aku tuh cuman takut kalau Reyhan kenapa-napa," jawab Yuna seraya berjalan menuju arah pintu keluar rumah sakit.

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Yuna puh telah tiba. Saat dimana Reyhan, sahabatnya yang terbaring lemah beberapa waktu yang lalu, pulang dari rumah sakit. Gadis itu membawa tas yang berisi baju ganti Reyhan selama di sini dengan perasaan riang gembira. Penantiannya akan kepulangan Reyhan, akhirnya dapat terwujud.

Tak hanya Yuna yang merasakan hal demikian. Namun, juga teman-teman Reyhan yang lain. Tampak Satria dan Bagas yang berjalan di sisi kanan Reyhan. Serta Fazran dan Ernest yang berjalan di sisi kiri Reyhan. Raut cerah terpancar dari raut ekspresi mereka ketika mobil yang akan menjemput Reyhan akhirnya tiba.

Yuna yang sedari tadi berjalan di belakang kursi roda bersama Adit pun, segera melangkahkan kakinya menuju mobil penjemput Reyhan. Gadis itu menarik pintu mobil lalu segera menaruh tas yang ia bawa pada bagian bagasi. Menatap Adit, seolah menyuruh laki-laki itu memindahkan Reyhan sekarang.

"Dit, pindahin Rey-"

"Biar gue aja."

Perintah Yuna seketika terhenti. Terpotong oleh ucapan Yuda yang entah bagaimana sudah ada di tempat itu.

Yuna mengamati lekat tubuh Yuda. Dari gerak-geriknya, Yuna dapat menangkap bahwa Yuda adalah orang yang menjemput Reyhan.

Yuda sebenarnya mengerti tatapan Yuna padanya menyiratkan sebuah ketidaksukaan. Namun, ia memilih mengabaikan hal tersebut. Laki-laki itu bergerak menghampiri Reyhan. Hendak memindahkan Reyhan dari kursi roda menuju kursi mobil yang ia bawa.

"Gak usah." Yuna membuat Yuda menghentikan tindakannya.

Yuna menatap Ernest. "Ernest, kamu aja yang pindahin Reyhan."

"Aku takut Yuda bakal ngelukain Reyhan lagi nanti," pungkas Yuna seraya menatap sinis wajah Yuda.

Perintah Yuna sebenarnya membuat Ernest cukup terkejut. Namun, ia memilih mengabaikan hal itu. Ia segera menuruti perintah Yuna. Menggendong Reyhan menuju mobil. Diikuti oleh Fazran yang bergerak melipat kursi roda yang digunakan oleh Reyhan dan meletakkannya ke dalam bagasi mobil.

Sementara itu, hal lain justru dirasakan oleh Yuda. Laki-laki itu dapat merasakan hatinya yang tengah menahan sesak karena diperlakukan secara kasar oleh Yuna. Ia menatap sendu wajah Yuna. "Segitu bencinya lo sama gue, Yun," ucapnya mengakhiri perdebatan dalam batin.

🐏🐏🐏

Kamis, 14 Juli 2022
900 kata

Thanks for read AYUDNA
See you at the next chapter, tommorow!❤️

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang