Chapter 44🦛

319 34 4
                                    

Reyhan melangkahkan kakinya keluar dari armada Lexus Lc 500 milik Yuda ketika mobil yang mereka tumpangi telah sampai tepat di depan warung pukul tujuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyhan melangkahkan kakinya keluar dari armada Lexus Lc 500 milik Yuda ketika mobil yang mereka tumpangi telah sampai tepat di depan warung pukul tujuh. Ia menepuk perlahan pintu mobil tersebut. "Thanks ya, Yud," ujarnya pada Yuda.

Tampak Yuda yang menganggukkan kepala dari dalam mobil. Ia tak menjawab pertanyaan Reyhan. Hanya memutar kembali kemudi mobil miliknya, sebelum membawa kendaraan itu melesat pergi menjauh dari warung pukul tujuh.

Reyhan mengamati kepergian Yuda sekilas. Lalu ia membalikkan tubuh dan segera berjalan menuju pintu markas Revenant Phoenix yang letakknya berada di ujung bawah tangga samping warung pukul tujuh. Karena sebenarnya ia memang bertujuan untuk menghadiri rapat dadakan Revenant Phoenix Generasi Lima yang diadakan oleh Satria, bukan untuk melepas penat di warung pukul tujuh.

Reyhan menatap pintu markas yang ada di depannya. Ia mengeluarkan id card keanggotaan yang tersimpan pada saku celana jeans yang tengah ia kenakan. Lalu menempelkan benda pipih itu pada scanner pengunjung.

Tit.
Silakan Masuk.

Reyhan berjalan memasuki ruangan tersebut usai pintu markas terbuka dan alarm interupsi berbunyi nyaring.

Menutup kembali pintu markas.

Reyhan segera melangkahkan kakinya menuju tengah markas. Tempat dimana Satria, Bagas, Ernest, dan beberapa anggota Revenant Phoenix lain yang lain tengah duduk melingkar. Bertatapan satu sama lain dengan ekspresi yang tak dapat diartikan.

Sorot wajah mereka yang seperti itu, sontak membuat Reyhan kebingungan. Laki-laki itu menatap wajah Satria. Seolah bertanya, 'Ada apa?'.

Satria sebenarnya mengetahui gelagat kebingungan Reyhan. Namun, laki-laki itu memilih tak menjawabnya. Ia hanya melambaikan telapak tangannya pada Reyhan. Seolah menyuruh Reyhan segera duduk di sampingnya.

Reyhan segera bergerak duduk pada kursi yang telah menjadi bangku kehormatannya selama satu tahun terakhir ini. Ia menatap wajah Satria. "Kenapa?" tanya Reyhan memulai pembicaraan.

"Lo tadi kesini sama siapa?"

Tingkah laku Satria yang enggan menjawab pertanyaan Reyhan dan justru membalas pertanyaan Reyhan dengan pertanyaan lain itu, membuat salah satu alis Reyhan terangkat naik. Ia menatap keheranan pada Satria. Seolah bingung, mengapa Satria menanyakan hal tak penting seperti itu.

Namun sayangnya, Satria tampak mengabaikan perubahan raut ekspresi wajah Reyhan. Laki-laki itu justru tampak menajamkan tatapannya pada Reyhan. Ia menaikkan nada bicaranya. "Gue tanya, lo tadi kesini sama siapa?"

Tak adanya jawaban yang terlontar dari mulut Reyhan, sontak membuat seluruh emosi yang terpendam dalam benak Satria membuncah. Urat kebiruan tercetak jelas pada pelipis laki-laki itu. Hingga tiba-tiba Satria beranjak berdiri dari kursi yang lalu menarik kerah baju milik Reyhan seraya menatap tajam wajah Reyhan.

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang