Chapter 1🦕

3.3K 328 189
                                    

Srekkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Srekkk

Terdengar suara gorden jendela kamar yang tersibak. Cahaya mentari pagi perlahan masuk. Menyapa setiap sudut ruangan tersebut dengan sinar hangatnya. Pun, jendela ikut dibuka. Seolah membiarkan pertukaran atmosfer hari ini.

Yuna menarik napasnya dalam-dalam. Menghembuskannya perlahan, kemudian tersenyum tipis. "Selamat pagi dunia!" ujarnya ceria.  

"Dunia, aku boleh minta 1 hal aja nggak buat hari ini?"

Yuna menempelkan telunjuknya di bawah bibir. "Ehm, tapi apa, ya?"

"Ah, iya!" Yuna mengacungkan jarinya dengan mantap. "Aku cuman pengen semua kegiatan yang akan aku lewati di sekolah, berjalan dengan lancar. Tanpa ada gangguan siapapun."

"Termasuk Alexa, Sonya, dan Cecylia yang selalu nge-bully aku di sekolah," ujar Yuna lirih sambil menatap pemandangan langit yang ada di hadapannya.

"Tapi kalau gak bisa...." Yuna tampak menggantungkan ucapannya. "Ya gak papa sih."

Yuna mengangguk dengan cepat. "Aku yakin, aku bisa melewati hari ini!"

"Hwaiting!!!!" ujar gadis itu dengan tangan yang dikepalkan.

TINNN TINNN

Suara klakson motor sontak membuyarkan Yuna dari ucapannya. Gadis itu menengok dengan cepat ke arah bawah kamar. "Ah, Bagas udah dateng ternyata." Disambarnya tas cangklong mini di atas meja belajar lalu berlalu pergi.

Menghampiri Bagas. Salah satu sahabat lelaki Yuna yang bertugas untuk mengantarkannya ke sekolah.

🦕🦕🦕

"Lama amat sih," ujar Bagas dingin.

"Masa sih?" Yuna melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Perasaan juga masih jam setengah 7 pagi."

"Tetep aja lama."

"Ya udah sih, maaf. Gitu doang juga." Yuna mengerucutkan bibirnya asal. Baru saja tadi ia berharap dapat menjalankan harinya dengan lancar. Namun sekarang? Ia sudah dibuat kesal dengan tingkah laku Bagas.

"Pegangan yang bener. Gue mau ngebut, 30 menit lagi kita telat. Time is money," instruksi Bagas.

"Y," jawab Yuna asal seraya melaksanakan instruksi tersebut.

Bagas mengamati ekspresi kekesalan yang terlontar dari wajah imut Yuna dari spion motornya. Lelaki berparas tampan nan tegas itu tersenyum tipis dibalik helm sport miliknya. Kemudian berdehem ringan untuk menetralkan kecanggungan diantara dirinya dan juga Yuna. "Udah?"

"Y," jawab Yuna.

Bagas menggenggam stang motor sport miliknya dengan sangat erat. Menatap jalanan yang ada dihadapannya dengan tajam. Bak melihat sirkuit Sentul yang harus dilibasnya dengan kecepatan maksimum. Hingga tiba-tiba dan tanpa aba-aba....

[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang