Pagi ini sang surya bersinar terang. Memancarkan cahaya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hangat kilauannya, seolah menyapa setiap insan agar bersemangat menjalani aktivitas di hari yang cerah ini. Liak-liuk jalanan ibu kota yang dipenuhi kendaraan beroda dua dan empat, dan juga pintu gerbang SMA Cahaya Cendekia yang tampak dipenuhi oleh desak murid-murid, ialah bukti betapa banyak insan yang tengah menunaikan aktivitasnya pagi ini. Bersemangat mengejar doku¹ dan juga menimba ilmu.
Tak terkecuali Yuna.
Raut muka siswi SMA Cahaya Cendekia ini, tampak sangat bersemangat pagi ini. Sebuah senyuman lebar terukir manis pada wajah cantik gadis tersebut. Paras menawan milik Yuna, tampak memancarkan aura keceriaan yang tak pernah terlihat sebelumnya. Tak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu ia awali dengan wajah muram, kali ini gadis itu justru melemparkan senyuman manisnya pada setiap orang yang ia jumpai pada lorong kelas yang tengah ia lewati.
Yuna memberhentikan langkahnya tatkala menyadari ia sudah sampai pada kelas tujuan. Sedikit menengok ke arah Bagas, sahabat lelaki yang telah mengantarkannya ke sekolah hari ini. Ia berkata, "Bagas, aku boleh enggak di kelas kamu dulu?"
Mendapati pertanyaan seperti itu, Bagas pun menaikkan tinggi salah satu alisnya. Seolah bertanya, 'Kenapa?'.
"Ah, itu ... Aku cuman mau ... Itu lho...." Yuna menggoyang-goyangkan badannya menatap Bagas.
"Yuda?" tanya Bagas.
Yuna mengangguk cepat. "Iya! Aku mau ..."
"Nungguin Yuda?" potong Bagas cepat.
Yuna mengangguk lagi. "Iya! Aku mau nungguin Yuda." Yuna mendekatkan tubuhnya menghadap Bagas. "Boleh, ya?"
Bagas memutarkan kedua bola matanya dengan malas. Lelaki itu menghembuskan napasnya perlahan. "Terserah lo aja," putus Bagas mengakhiri pembicaraan.
"Yeay! Makasih Bagas ganteng!" ucap Yuna antusias. Gadis itu pun segera mengekori Bagas. Mengikuti langkah laki-laki itu. Berjalan menuju bangku yang ia duduki bersama Yuda.
Yuna menarik bangku milik Yuda yang tampak tersandar pada meja lalu segera mendudukinya. Lalu segera memalingkan wajahnya untuk menatap wajah Bagas yang tengah duduk di sampingnya.
Yuna menatap penasaran Bagas yang tampak sedang berkutat berat dengan handphone yang ia genggam. Yuna menaikkan tinggi salah satu alisnya. "Bagas nggak keberatan, 'kan, kalau aku duduk di sini nungguin kedatangan Yuda?"
Bagas menggeleng. Seolah menjawab pertanyaan Yuna dengan kata 'Tidak'.
"Oh, okey ...." Yuna mengangguk. Tampak paham dengan isyarat gerak kepala Bagas.
Yuna menatap wajah Bagas lagi. "Emangnya Bagas lagi main game apa, sih?" Gadis itu mendekatkan wajahnya untuk menatap layar ponsel milik Bagas. "Oh, PUBG," ujar Yuna mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SCC: 1] AYUDNA (Antara Yuda dan Yuna)
Teen Fiction[SERIES CAHAYA CENDEKIA: 1] TW // Family issues CW // Containing any harsh word So, please be wise on yourself! 🙏🏻 Angkasa Prayuda Nakula, atau biasa dipanggil Yuda. Seorang murid baru pindahan dari SMA Insan Cendekia. Pendiam, tajam, namun meni...