Langit mendung siang ini sepertinya cukup mendukung suasana yang menegangkan di atas rooftop sebuah kampus.
Pasalnya ada seorang perempuan yang terllihat menyedihkan dan terintimidasi bahkan oleh tatapan lawan didepannya.
Di rooftop tersebut terdapat empat orang perempuan dengan tiga orang berdiri seperti menghadang dan satu lagi, iya si perempuan tersebut.
"Gak usah so lupa ingatan deh lo!" hardik salah satu dari ketiga perempuan itu yang berdiri ditengah kedua temannya tersebut.
Tatapan perempuan itu tajam dan didukung dengan wajahnya yang terlihat mengintimidasi, ya tau kan maksudnya "orang gak marah atau gak ngapa-ngapain tapi terlihat galak/sadis"
Tidak ada balasan dari lawan bicaranya, perempuan tersebut menunjuk-nunjuk badan orang didepannya yang hanya dibalas diam dan kepala menunduk seolah takut untuk melihat wajah orang dihadapannya.
"Lo!" ucapanya terhenti saat tiba-tiba orang dihadapannya itu mengadahkan wajahnya dan mencoba untuk membalas tatapan didepannya.
"Gue beneran gak tau maksud lo apa jin," ucapnya lirih
"Hah?! gak usah playing victim deh. Jelas-jelas lo salah, dan asal lo tau yah Soojin, lo bisa aja gue laporin ke polisi atas perbuatan lo itu."
Sengaja ada penekanan pada nama orang tersebut karena saking tidak mengerti dengan sikap berubah totalnya.
"Gue beneran gak tau Ryujin," ucap perempuan yang bernama Soojin itu lagi dengan sedikit lantang dan tiba-tiba meneteskan air matanya.
Jelas perempuan bernama Ryujin kaget dong, kenapa Soojin tiba-tiba menangis dan bahkan ini bukan diri Soojin banget, batin Ryujin.
"Cih, ngapain lo nangis!" Ryujin lebih mendekat kearah Soojin dan mencengkram bahunya kuat seraya menatap tajam mata Soojin.
Soojin diam saja diperlakukan seperti itu dan menambah tangisannya dengan isakan sesekali. Ryujin menjadi tambah geram, lalu ia menyeret tubuh Soojin kebelakang hingga tubuh Soojin menempel pada tembok dan terus menatap Soojin tajam.
Hingga tiba-tiba terdengar suara pintu rooftop terbuka dan bersamaan dengan Soojin yang terjatuh menundukkan kepalanya seraya memegang lengannya seolah-olah terllihat kesakitan.
Ryujin dan kedua temannya itupun terkejut. Pertama karena ada orang yang datang dan kedua lebih terkejut lagi dengan tindakan dari Soojin.
Ryujin memundurkan dirinya dan kini telah berdiri sejajar dengan kedua temannya. Sedangkan orang yang baru datang itu langsung menghampiri Soojin dan terlihat seperti menanyakan keadaanya gadis tersebut dan berusaha menenangkan karena Soojin menangis sejadi-jadinya.
Setelah berusaha menenangkan Soojin, orang tersebut berdiri dan menghampiri Ryujin dan kedua temannya itu dengan tatapan tajam dan sungguh itu mengerikan.
"Lo apain Soojin? sampe dia nangis dan kesakitan?" tanya orang tersebut.
Ryujin membalas menatap orang dihadapannya tersebut tanpa rasa takut sedikitpun padahal orang didepannya itu adalah laki-laki.
"Lo siapa? gak usah ikut campur urusan gue sama Soojin deh!"
"Lo ga perlu tau siapa gue, yang terpenting kenapa lo bully Soojin hah?!" hardik laki-laki itu
Ryujin melihat kearah Soojin sekilas lalu menatap laki-laki dihadapannya itu sambil tersenyum miring dan memangku kedua tangannya.
"Bully? Bully? Bully? haha."
Ryujin tertawa keras karena pernyataan bodoh laki-laki dihadapannya itu seraya berjalan lebih dekat kearah si lawan bicara dan membalas tatapan mengintimidasi.
"Lucu deh, bahkan lo gak ada urusan sama gue dan lo juga gak tau fakta yang sebenarnya terus lo dengan seenaknya judge gue ngebully tuh cewe br*ngs*k."
Ryujin menunjuk Soojin dengan telunjuknya dan yang ditunjuk hanya diam, sesekali masih terisak sambil menundukkan kepalanya.
"Gue liat lo udah mengitimidasi dia," bela si laki-laki
Ryujin hanya tertawa membalas ucapan tersebut dan kemudian berkata "Sepertinya lo udah salah bela orang deh bro."
Setelah berkata, Ryujin menghampiri kedua temannya itu dan sepertinya akan meninggalkan kedua orang bodoh dihadapanya tersebut karena memang sepertinya dijelaskan juga percuma.
Disini terlihat kalau Ryujin seperti membully dimata laki-laki tersebut dengan terbantu tindakan Soojin yang bahkan diluar faktanya.
Sebelum benar-benar melangkah pergi, Ryujin dihentikan oleh laki-kali itu dan dengan tatapannya seolah masih meminta penjelasan lebih, tapi sayang Ryujin sudah tidak peduli lagi dan akhirnya menubruk badan laki-laki itu dengan bahu kirinya.
Ryujin berjalan kearah Soojin seraya membisikkan sesuatu dan setelah itu melewati kedua orang tersebut dan benar-benar pergi dari rooftop.
Lelaki itu hanya menghela nafas berat seraya menunduk sebentar dan kembali kearah Soojin dan membantu gadis tersebut hingga merekapun sama-sama pergi dari rooftop.
.
.
.
Setelah benar-benar meninggalkan rooftop, kini Ryujin dan kedua temannya itu sudah ada diparkiran kampus. Mereka memang sudah selesai kelas sebelum kejadian di rooftop tadi.
"Minju, lo balik bareng Chae kan?" ucap Ryujin kearah temannya yang dipanggil Minju itu
"Iya nih, karna gue gak bisa balik bareng lo jadi gue bareng si Chae aja lah. Ngirit bun," ucapnya sambil sedikit terkekeh dan dibalas gelengan oleh Ryujin dan perempuan bernama Chae itu.
"Lo tiba-tiba ga bisa balik bareng Minju sih makanya nih anak harus nebeng gue deh," kata Chae sambil menyenggol lengan Minju dan seolah-olah memberikan tatapan tak rela kalau temannya itu nebeng pulang.
"Ya soalnya tadi bunda gue ngabarin kalau gue ga boleh pulang telat habis kelas dan minta gue cepet-cepet pulang. Mau ada acara katanya," balas Ryujin
"Berarti sekarang lo nungguin kak Jihoon dulu dong? tadi pagi kan kita berangkat bertiga bareng," timpal Minju dan dijawab anggukan oleh Ryujin.
"Yah.. masih lama ga lo nunggunya? ko belum datang juga orangnya. Gue gak bisa lama-lama juga nih udah laper banget. Tadi kita kan mau nongki dulu eh tapi ternyata lo gak bisa," cerocos Chae sambil memegangi perutnya yang memang sudah keroncongan
Dari rooftop tadi emang pada dasarnya si Chae ini cepat kelaparan dan memang jam makan siang pun sudah lewat, karena sekarang udah pukul 14.30
"Ya udah lo berdua balik aja ga usah nemenin gue,lagian bentar lagi datang orangnya. Sorry deh kita ga jadi nongki bareng gengs." Ryujin mencoba memasang wajah memelas seolah ingin dimaafkan dengan sedikit keimutan yang diberikan.
Ryujin itu memang terlihat seperti orang yang cuek, galak dan mengintimidasi tapi ketahuilah kalian kalau dia itu juga memiliki sisi lembutnya dan hanya beberapa orang saja yang tahu.
Setelahnya baik Chae dan Minju pamitan ke Ryujin dan mereka berjalan kearah mobil Chae dan pergi meninggalkan kampus.
Kini di parkiran kampusnya, Ryujin sendirian. Iya, benar-benar sendiri. Tumben banget ini kampus sepi, batin Ryujin.
Setelah menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya orang yang ditunggu datang juga dengan satu orang sama-sama berjalan bersampingan.
"Kuy balik," ucap orang tersebut yang tak lain adalah Jihoon, orang yang disebut Minju tadi.
Jihoon adalah kakak kandung dari Ryujin. Ryujin tidak menjawab Jihoon, dan Jihoon pun hanya langsung masuk ke dalam mobil Ryujin, karena daritadi Ryujin menunggu tepat disamping mobilnya.
"Hai Ryu," sapa seseorang dengan senyum manisnya.
Oh tuhan mengapa engkau ciptakan manusia dengan senyum manis yang mengalahkan gula ini, batin Ryujin. Kemudian dengan salah tingkahnya, Ryujin mencoba untuk menetralkan wajahnya karena terlalu kagum itu.
"Hai kak Junkyu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Perihal takdir, cinta, luka dan melepaskan" "Cintaku seperti mawar merah, sekarang memang terlihat indah tapi duriku yang tajam akan melukaimu. Cintaku seperti mawar merah, benar. Aromanya begitu harum tapi semakin kau dekati, semakin...