32

701 121 18
                                    

Junkyu sedang berada di rumah Ryujin siang ini, sedari tadi ia memperhatikan Ryujin yang sedang menyiram bunga di taman belakang rumah. 

Laki-laki ini teringat sesuatu saat Ryujin terang-terangan mengatakan kalau ia ingin membuat jarak dengan Junkyu, jarak disini mengenai cara panggilan. 

Dulu Junkyu dan Ryujin saling panggil "aku-kamu" tapi setelah kejadian pengungkapan perasaan tidak sengaja itu, Ryujin meminta saling panggil "gue-lo" saja. 

Mau tidak mau Junkyu harus mengiyakan permintaan Ryujin. Memang sih mungkin soal panggilan gitu biasa saja tidak terlalu penting tapi bagi Junkyu rasanya berbeda. Selain itu, pernah selama satu tahun Ryujin menjaga jarak bertemu padahal bertetangga. 

"Akhirnya selesai juga." 

Ryujin menaruh alat untuk menyiram itu dan duduk di kursi depan Junkyu. Jadi di taman belakang rumah itu ada tempat khusus untuk bersantai. 

"Kak Jun mau ketemu Jihoon?" 

"Enggak, gue kesini mau nemuin lo aja." 

"Gue kangen lo Ryujin" ucap Junkyu dalam hati.

"Oh iya, katanya udah mau sidang kak?" 

"Iya dua minggu lagi." 

"Lah kak Jihoon belum deh keknya." 

"Dia baru Acc tapi buat wisuda pasti sama sih," Ryujin hanya mengangguk-anggukan kepalanya. 

"Lo udah nemuin Soojin ya Ryu?" 

Ryujin tidak langsung menjawab, dari mana Junkyu tahu?

"Kok kak Junkyu tau?" 

Menyadari karena ia salah bertanya, Junkyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari tersenyum kaku. 

"Ah itu... itu gue nebak aja. Ya kan lo emang mau nemuin Soojin." 

Benar juga sih kata Junkyu, Ryujin memang berniat mau menemui Soojin tapi dia belum cerita pada siapa-siapa soal pertemuannya dengan Soojin. Tapi sepertinya Ryujin tidak menaruh curiga apa-apa. 

"Iya kak gue udah ketemu sama dia di apartnya. Dia juga udah jelasin kenapa dia berbuat gitu sama gue tapi dia gak minta maaf sama sekali dan tetep ngerasa dia gak salah." 

"Gue juga udah cari tau latar belakang keluarganya dan kita gak akan bisa bawa masalah ini ke ranah hukum." 

"Gue tau kak, dari awal gue juga emang gak mau ko ambil masalah ini ke hukum dan soal gue ngancem dia bakalan dilaporin ke polisi biar dia mau jelasin aja. Gue malah ngerasa bersalah sama dia."

"Bersalah?" Ryujin mengangguk dan mulai menjelaskan perihal kesalah pahamannya dengan Soojin.  

"Lo udah gak marah?"

"Dulu iya tapi sekarang biasa aja, gue rasa gak semuanya salah dia." 

"Tapi soal jebak lo buat lunasin hutangnya itu salah Ryu."

Ryujin setuju, memang kesalah pahaman itu berasal dari Ryujin dan Soojinnya sendiri tetapi soal lari dari tanggungjawab memang kesalahan Soojin. 

Tapi dari masalah itu justru membuat Ryujin menjadi pribadi yang lebih berhati-hati lagi. Ia hanya berharap semoga Soojin cepat menghapus egonya. 

"Gue pernah nganggep dia sahabat kak, walau dia udah jahat sama gue rasanya gue juga gak bisa selamanya benci sama dia. Semakin gue benci semakin hidup gue gak tenang. Makanya gue belajar ikhlas"

Saat Junkyu dan Ryujin mengobrol, Junghwan datang membawa dua gelas jus jeruk dan menaruhnya di meja. 

"Tumben." cibir Ryujin 

ROSE - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang