Asahi memarkirakan mobilnya disalah satu apotek. Ia dan Ryujin pulang dari resort sekitar jam 19.00 malam.
"Lo mau turun?"
"Gak Sa, gue tunggu disini aja."
Asahi turun dari mobilnya sedangkan Ryujin menunggu didalam mobil.
Tak lama saat Ryujin sedang memperhatikan sekitar melalui kaca mobil, ia melihat seseorang yang ia kenal. Walau belum pasti karena sedikit gelap.
Ryujin memutuskan untuk turun dan menghampiri orang tersebut yang hendak menaiki mobil.
"Minju."
Ternyata orang yang dimaksud oleh Ryujin adalah Minju. Minju sedikit terkejut saat ada Ryujin disitu.
"Minju lo kemana aja? udah dua hari lo gak masuk kuliah, telepon gue sama Chae gak lo angkat."
Minju hanya diam, ia bukan sengaja menghidar dari sahabatnya itu hanya saja ia belum siap untuk cerita dan selain itu memang harus kebagian jaga apotek menggantikan ibunya sementara.
"Ko gak jawab sih Min? Lo baik-baik aja kan?"
Ryujin mengecek Minju mulai dari atas sampai bawah, samping kanan dan kiri untuk memastikan kalau sahabatnya itu baik-baik saja.
"Gue baik-baik aja."
"Gue sama Chae khawatir banget sama lo. Lo disini habis ketemu nyokap lo? terus sekarang mau kemana? kita ngobrol dulu ya."
"Gue buru-buru Jin. Gue duluan."
"Oke, kalau ada apa-apa cerita ya"
Minju tidak membalas ucapan Ryujin. Sebenarnya ia juga tidak tega bersikap dingin pada Ryujin hanya saja karena masalah keluarganya ia jadi menutup diri.
Setelah menaiki mobilnya, Minju tidak langsung pergi dari situ. Ia memperhatikan Ryujin yang masih setia menunggu diluar. Hati Minju sakit, ia tau kalau ini salah dan harusnya ia terbuka. Minju akan cerita saat ia sudah siap.
"Maafin gue Jin," monolog Minju.
Mobil Minju kini sudah melaju pergi dari apotek tersebut.
Ryujin masih memandangi kepergian Minju, Ryujin yakin kalau Minju sedang tidak baik-baik saja. Tapi Ryujin mengerti mungkin memang Minju masih butuh waktu untuk menenangkan diri.
"Liatin siapa?"
Asahi sudah kembali dengan satu kantong plastik berisi beberapa vitamin dan obat titipan ibunya dan kini berada disamping Ryujin.
"Minju Sa."
Wajah Ryujin tidak memperlihatkan ekspresi senang karena bertemu dengan sahabatnya tapi malah sebaliknya.
"Lagi ada masalah?"
"Gapapa ko Sa."
Ryujin tidak ingin menceritakan pada Asahi karena ia sendiri belum tau apa yang membuat Minju seperti itu.
Asahi mengerti, ia tidak ingin mencampuri urusan pribadi orang lain. Mereka pasti punya cara untuk bisa memperbaiki setiap masalah.
.
.
.
Soojin membuka pintu apartemen dan terlihat ada seorang laki-laki yang langsung main masuk begitu saja, kemudian mengambil jus dalam botol dan menuangkannya di gelas dan duduk di minibar dapur Soojin.
"Ngapain lo kesini?"
"Ya elah gak usah sensi gitu."
Hari ini mood Soojin memang sedang tidak baik ditambah sekarang ada yang menggangu istirahatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE - Asahi Ryujin
Fiksyen Peminat[COMPLETED] ✓ "Perihal takdir, cinta, luka dan melepaskan" "Cintaku seperti mawar merah, sekarang memang terlihat indah tapi duriku yang tajam akan melukaimu. Cintaku seperti mawar merah, benar. Aromanya begitu harum tapi semakin kau dekati, semakin...