39

621 113 18
                                    

Sowon sudah tertidur dan Ryujin merapihkan selimut agar tidur bundanya lebih nyenyak. Setelahnya ia keluar dari ruang inap itu dan duduk di ruang tunggu depan ruangan tersebut. 

"Bunda udah tidur nak?"

"Udah ayah." 

Ryujin, Jihoon dan Junghwan sampai di Jakarta saat subuh, pulang ke rumah untuk menyimpan barang-barang lalu langsung ke rumah sakit. 

"Sebenarnya apa yang terjadi ayah?" 

"Kondisi bundamu sedang drop bang." 

"Tapi kenapa ayah? Jihoon tau kalau bunda sedang drop itu pasti karena ada masalah juga." 

"Udah tiga minggu salon sama vendor ada masalah. Ada orang yang fitnah salon gitu aja terus nyebar kemana-mana, sampe-sampe salon sepi banget dan puncaknya satu minggu ini sebelum wisuda abang." 

"Ko bisa ayah?" 

"Pekerja disalon kebanyakan pindah Hwan karena sepi dan bundamu denger katanya juga ada yang ngasih kerjaan dengan bayaran lebih besar." 

"Ya ampun ko gitu sih." 

"Begitulah kalau berbisnis Ryu, kita bisa kehilangan pekerja bahkan pelanggan sekalipun." 

"Terus kenapa bunda gak cerita ayah?"

"Bundamu gak mau kalian semua khawatir nak, ayah juga merasa gak tega saat bundamu harus menahan beban seperti itu. Karena tidak ada pelanggan, hutang ke pemasok buat vendor juga terbayar bukan dari penghasilan. Untung ayah dan bunda selalu nabung." 

Mendengar penjelasan Jinhwan sontak membuat ketiga anaknya itu sedih, mereka harus bisa menerima bahwa kondisi keuangan keluarga sedang tidak baik. 

"Maafkan ayah karena harus menceritakan ini pada kalian, ayah sama bunda minta maaf ya nak." 

Ryujin memegang jemari ayahnya seraya menenangkan " Ayah dan bunda gak harus minta maaf, kami paham ko." 

"Iya bener ayah, Jihoon janji bakalan bersungguh-sungguh cari pekerjaan." 

"Junghwan juga akan lebih serius sekolah." 

"Terimakasih anak-anak ayah." 

Jinhwan memeluk ketiga anaknya itu, ia selalu bersyukur mempunyai mereka yang selalu mengerti dengan kondisi orang tuanya. 

Tak ada yang lebih berharga dari ketulusan cinta orang tua dan anaknya, harta yang hilang dapat dicari dengan kembali bekerja keras. 

.

.

.

Satu minggu berlalu, Asahi dan yang lainnya juga sudah di Jakarta. Asahi tidak mendapatkan kabar apa-apa dari Ryujin, pesan text yang ia kirim tak pernah dibalas Ryujin. 

Haruto yang sudah menayakan pada Junghwan juga tidak diberitahu mengapa waktu itu harus mendadak pulang, Junghwan hanya bilang tidak ada apa-apa semua baik-baik saja.

Hari ini Asahi mengunjungi rumah sakit untuk mengkonsultasikan keadaannya. 

"Sudah lama sekali ya nak Asahi." 

"Iya dok." 

"Lalu ada apa kembali kesini?"

"Sepertinya trauma saya masih ada dok." 

"Apa gejala yang kamu rasa?"

"Masih sama, saya merasa cemas yang berlebih dan sesak nafas dan parahnya saya masih tidak bisa terlepas dari kejadian masa lalu." 

ROSE - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang