47

611 126 6
                                    

Terdapat unsur sensitif dalam chapter ini, mohon untuk bijak dalam menanggapinya. Adegan sensitif tidak untuk ditiru, makasih :)

***

Beberapa menit sebelum Renjun mengancam dengan pisaunya.

"Maafkan bunda yang telat menyadarinya nak." 

"Apa menurutmu hanya dengan maaf bisa menyelesaikan semuanya?"

Sowon menarik nafas dalam, matanya juga sudah mulai berkaca-kaca.

"Iya bunda tau, bunda terpaksa harus lakuin itu. Bunda udah coba beberapa cara untuk bisa mendapatkanmu kembali tapi nenekmu tidak membiarkannya." 

"Bohong."

"Enggak nak, bunda gak bohong. Bunda tau perbuatan bunda dulu saat meninggalkanmu salah, semua itu terpaksa bunda lakuin demi kamu. Keluarga ayahmu waktu itu tidak menyukai bunda, apalagi saat kecelakaan itu. Mereka menyalahkan bunda atas kematian ayahmu."

"Nenek bilang kamu senang saat ayah meninggal."

"Bunda sangat terpukul saat ayahmu meninggal, mana ada bunda senang. Ayahmu itu orang yang bunda sayang, walau saat itu kita nikah muda dan ditentang oleh keluarga ayahmu." 

"Bohong bohong bohong." 

"Setelah menikah bunda langsung hamil kamu nak dan saat itu juga bunda diberi pilihan. Bunda diminta untuk menggugurkanmu atau pergi setelah melahirkanmu dan menyerahkanmu pada mereka." 

Kini Sowon sudah tak kuasa menahan tangisnya, ia bercerita sembari terus terisak. Kejadian masa lalu yang tidak pernah ia lupakan, manahan sakit harus ditinggal oleh orang yang ia sayang dan terpisah dari putranya sendiri. 

Mendengar itu, Ryujin dan Renjun sama-sama terkejut. Ryujin terkejut ternyata Renjun benar kakaknya, selain  itu ia juga sedih melihat Sowon yang pernah menderita tapi tidak pernah menceritakan semua penderitaannya. 

Renjun juga terkejut karena apa yang diceritakan oleh kakek dan nenenknya berbeda dengan yang sebenarnya terjadi. 

"Jadi bunda mohon, kita ngobrolin ini baik-baik ya nak." 

Renjun hanya diam, entah mengapa amarah untuk membalas dendam agar Sowon melihat kehilangan Ryujin dan dirinya sedikit menghilang. 

Jadi Renjun berencana untuk menenggelamkan dirinya bersama dengan Ryujin di laut tapi sebelumnya akan meminum obat yang bisa menghentikan fungsi tubuh sehingga kemungkinan akan sulit untuk menolong dirinya sendiri dan Ryujin juga sudah memegang obat tersebut. 

"Bunda juga terpaksa merahasiakanmu karena keluarga ayamu juga yang ingin bunda melupakan semuanya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Itulah sebabnya, bunda jarang sekali mengajak berlibur ke Bogor dan selalu membawa orang tua bunda ke Jakarta."

"Bunda sangat menyayangi mu nak, maafkan kesalahan bunda, bunda mohon hentikan semua ini." 

"Bunda mohon ya nak."

Belum juga Renjun menjawab, terdengar suara sirine mobil polisi dan para polisi sudah berlari menghampiri tempat mereka bertiga. 

"Sial." 

Karena sudah merasa terpojok seperti itu, Renjun mengeluarkan pisau yang ia pegang sedari tadi dan menempelkannya pada leher Ryujin. 

"Jangan mendekat atau pisau ini akan melukai leher Ryujin." 

Sowon berteriak dan terjatuh, ia benar-benar takut kalau Renjun akan melukai Ryujin. 

"Bunda mohon nak, bunda janji akan melakukan apapun yang kamu minta. Lepasin Ryujin ya, jangan lukain dia." 

ROSE - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang