"Mbak ini kucing yang katanya galak itu kan?"
Ryujin bertanya pada salah satu pekerja disana yang kebetulan sedang merawat kucing lain dekat dengan kucing yang dimaksud.
Pekerja itu hanya tersenyum, tapi senyumnya misterius gitu.
"Beneran galak?" tanya Asahi untuk memastikan lagi. Asahi tidak melihat tanda-tanda kucing itu terlihat galak, malahan kucingnya sedang duduk santai saja.
"Mau coba pegang?" tanya mbak pekerja.
"Gue dulu ya Sa," Asahi mengangguk
Sebenarnya Ryujin ragu untuk mulai duluan, syukur-syukur yang katanya galak tidak benar tapi kalau ternyata benar gimana coba? kan Ryujin juga takut kena cakarnya.
Ryujin mencoba mendekatkan dirinya dengan kucing tersebut, tangannya sudah siap untuk mengelus tapi tiba-tiba kucing itu mengeong dengan ekspresi galaknya otomatis Ryujin terkejut.
Bukan hanya Ryujin yang terkejut tapi Asahi juga, sedangkan pekerja itu hanya tersenyum saja.
"Gue coba lagi."
Dengan mental yang tidak sekuat tadi, Ryujin mencoba untuk mengelus kucing itu lagi. Kali ini tangannya sudah menempel dengan bulu kucingnya tapi sayang saat akan mulai mengelus, kucing itu mengeong dengan galaknya lagi bahkan kali ini hampir mencakar jemari Ryujin.
"Kayaknya gue nyerah."
Ryujin tidak ingin mencobanya lagi, seumur-umur ia belum pernah memelihara kucing jadi ia masih takut.
Sekarang giliran Asahi, tapi kucing itu malah pergi. Pekerja itu bangun dari duduknya, mengangkat kucing itu untuk duduk kembali dihadapan Ryujin dan Asahi.
"Ko sama mbaknya gak galak."
"Mungkin karena belum akrab," jawab mbak pekerja.
Ryujin menjadi kesal sendiri, ia mengerutkan bibirnya. Melihat Ryujin seperti itu lagi-lagi membuat Asahi tidak fokus.
"Sa giliran lo."
Asahi sedikit terhentak oleh ucapan Ryujin dan kemudian mengembalikan fokusnya lagi. Kini Asahi menatap kucing tadi dengan yakin tidak yakin untuk menaklukannya.
Asahi bukan takut sama kucing, tapi ia trauma saat kecil pernah kena cakar jadi ia tidak mau untuk berdekatan dengan kucing lagi.
"Meong."
Lagi-lagi kucing itu mengeong dengan galak dan alhasil Asahipun tidak bisa menyentuh sama sekali. Bahkan karena saking takut dicakar lagi, Asahi sampai berjalan mundur menghindar hingga terjatuh.
Ryujin menertawakan tingkah Asahi, ia tak habis pikir ternyata Asahi lebih penakut darinya.
"Hahaha, lo gapapa?"
Asahi tidak menjawab, ia gengsi. Dengan gaya sok cool nya ia mulai berdiri dan berpura-pura merapihkan bajunya. Hal tersebut justru membuat Ryujin makin menertawakan Asahi.
Sayangnya, Asahi tidak kesal ditertawakan Ryujin. Justru ia senang bisa melihat Ryujin tertawa lepas seperti itu. Sesekali Ryujin mempraktikan ekspresi kaget Asahi saat kucing itu mengeong padanya dan saat Asahi terjatuh.
Walaupun Asahi terlihat biasanya saja tidak ikut tertawa tapi fokus Asahi selalu memandangi Ryujin.
Ketawa Ryujin terhenti saat menyadari kalau ia sedang dipandangi oleh Asahi dan otomatis Ryujin jadi salah tingkah sendiri, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan melihat ke sembarang arah.
"Mbak sudah selesai."
Salah satu pekerja yang mengurus kucing adopsi Ryujin memberitahukan kalau kucingnya sudah bisa dibawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/265673071-288-k559746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE - Asahi Ryujin
Fanfic[COMPLETED] ✓ "Perihal takdir, cinta, luka dan melepaskan" "Cintaku seperti mawar merah, sekarang memang terlihat indah tapi duriku yang tajam akan melukaimu. Cintaku seperti mawar merah, benar. Aromanya begitu harum tapi semakin kau dekati, semakin...