27

723 122 8
                                    

Turnamen basket tim Haruto sudah berjalan satu babak dengan hasil kemenagan di timnya. Lawan Tim basket Haruto adalah Tim basket Doyoung, laki-laki yang menjemput Wonyoung itu. 

Haruto dan Doyoung sendiri jelas sudah saling kenal, karena mereka sama-sama sebagai ace di timnya. Setiap turnamen pasti selalu bertemu dan setiap sekolah sudah tau siapa mereka berdua. 

"Pertahankan terus, jangan sampai lengah," ucap pelatih tim Haruto. 

Perkataan pelatih tidak terlalu Haruto dengarkan karena saat ini ia sedang fokus mencari keberadaan ayahnya. Sebelum pertandingan dimulai, yang sudah datang hanya Jeongwoo, Wonyoung dan Jihan. 

Mina tidak bisa menonton turnamen Haruto kali ini, tadi pagi-pagi sekali ibunya itu ditelpon oleh pekerja di rumah ibu Mina alias nenek Haruto karena beliau masuk rumah sakit. 

Hanbin tidak bisa menjenguk bersama Mina dari pagi-pagi karena ada rapat penting di kantor dan supaya Haruto tidak kecewa, Mina meyakinkan Haruto bahwa ayahnya itu pasti datang menonton sebelum mengunjungi rumah sakit. 

Sedangkan Asahi datang tak lama saat pertandingan sudah dimulai di babak pertama, dan ia duduk bersama dengan Jeongwoo, Jihan dan Wonyoung.  

"Bang, om Hanbin gak dateng?" 

"Gak tau Woo, semoga aja bokap dateng." 

Jeongwoo mengangguk mengiyakan perkataan Asahi. Ia tahu dibalik label "sempurna" yang melekat pada Haruto, sahabatnya itu kurang perhatian dari ayahnya.

.

.

.

Ryujin baru sampai di depan gor basket dan kini mulai mencari tempat duduk. 

Anggota keluarga Ryujin yang lain tidak ada yang bisa menonton pertandingan Junghwan hari ini, mereka sedang ada keperluan semua. 

Pertandingan babak selanjutnya sudah dimulai dan penonton mulai heboh meneriaki sembari memberi semangat para pemain. 

Ternyata dibabak ini Junghwan diberi kesempatan untuk ikut bertanding, Ryujin senang melihatnya. Saat asik menonton pertandingan, secara tak sengaja Ryujin seperti mengenali sesorang. 

Orang itu duduk di kursi penonton tepat di seberangnya. Walaupun jaraknya agak jauh, entah mengapa ia cukup mengenalinya. 

"Asahi," gumam Ryujin pelan, tak lama senyum mengembang dibibir Ryujin. 

Di tempat ramai dengan dipenuhi banyak orang sekalipun, Ryujin masih bisa mengenali Asahi. Keberadaan Asahi bagaikan magnet, Asahi selalu memberikan tarikan tersendiri dan apabila ingin menjauh malah akan tertarik mendekat. 

"Permisi." 

Pandangan Ryujin terhalang oleh seseorang yang berjalan di depannya, ternyata ada seorang wanita memakai pakaian yang terlalu rapi untuk sekedar menonton basket. 

Awalnya Ryujin tidak terlalu memperhatikan tapi setelah melihat siapa orang yang berada dibelakangnya membuat Ryujin terkejut, bahkan mereka saling bergandengan tangan. 

.

.

.

Bukan hanya Ryujin yang dapat menemukan Asahi dari banyaknya orang di gor basket itu, tapi Asahi juga juga berhasil menemukan Ryujin. 

Sama seperti Ryujin, ia juga tidak sengaja mencari keberadaan Ryujin. Bedanya adalah, Ryujin langsung mengenali sedangkan Asahi butuh lama untuk benar-benar memastikan. 

Walaupun wajah Asahi terlihat datar-datar saja, nyatanya kini pandangannya tak henti-hentinya melihat ke arah Ryujin. 

Asahi melihat Ryujin setelah Ryujin melihat Asahi terlebih dahulu, jadi memang mereka tidak saling pandang.

ROSE - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang