Ryujin meminta Jihoon untuk menemaninya pergi ke rumah Younghoon. Rumah Younghoon berada paling ujung komplek mereka jadi lumayan cukup jauh dan mereka memutuskan untuk mengendarai mobil.
Setelah Jihoon mendengar cerita dari Junkyu, Ryujin juga menceritakan semuanya. Beberapa kali Jihoon menayakan apakah adiknya benar-benar ingin menyampaikan selamat tinggal pada Younghoon.
Ryujin sudah memantapkan diri, apabila ia goyah sekarang belum tentu kedepannya ada keberanian lagi.
Tersisa satu belokan lagi menuju area blok rumah Younghoon. Saat hampir sampai, Ryujin dan Jihoon dikagetkan oleh sesuatu.
Dari depan pagar rumah Younghoon terlihat dua orang laki-laki dimana satu laki-laki itu memukul wajah orang dihadapannya.
"Itu kak Junkyu bukan sih hoon?"
Dengan buru-buru Jihoon memberhentikan mobilnya tepat didepan kedua orang itu yang tak lain adalah Younghoon dan Junkyu. Benar, orang yang memukul wajah Younghoon adalah Junkyu.
Jihoon segera melerai keduanya saat Younghoon juga termakan emosi untuk mencoba membalas pukulan Junkyu. Usaha Jihoon kurang maksimal, nyatanya kini Junkyu dan Younghoon malah saling membentak satu sama lain.
"STOP!"
Younghoon melepaskan tangan Jihoon yang mencoba menahan untuk memukul Junkyu tadi dan melihat kearah sumber suara, begitu pula Junkyu. Ia tak mengira kalau Ryujin akan datang ke rumah Younghoon.
Ryujin melangkah kearah mereka bertiga, mendekati Younghoon dan memberikan kotak yang sudah ia bawa dari rumah.
Younghoon mengernyitkan dahinya, ia bingung dengan kotak tersebut.
"Terimakasih atas semua perhatiaan kak Younghoon buat Ryujin. Terimakasih udah selalu jagain Ryu dari kecil, aku gak marah. Aku ingin benar-benar melepas semuanya biar gak ada yang tersisa. Aku pamit kak."
Ryujin membalikkan badannya dan hendak meninggalkan Younghoon dan Junkyu.
Melihat adiknya sudah berlajan meninggalkan kedua sahabatnya itu, Jihoon segera menyusul Ryujin. Tapi ucapan Younghoon menghentikan langkah Ryujin.
"Junkyu suka sama kamu Jin, dia sayang dan tulus buat kamu. Kamu akan lebih bahagia bersamanya."
Junkyu langsung melihat kearah Younghoon, ia kaget mengapa Younghoon membicarakan rahasianya itu.
"Gue gak bisa nyimpen rahasia lo jun. Gue pengen semuanya kelar sebelum gue pergi."
Mendengar kata pergi Ryujin membalilkkan badannya dan memandang dua orang kesayangannya itu dengan mata yang berkaca-kaca.
Pikiran dan hatinya sedang kalut, mengapa kini Younghoon bicara soal pergi secara tiba-tiba.
"Lo mau kemana bang?"
Jihoon belum mengetahui perihal rencana pindah rumah Younghoon. Junkyu juga baru tahu hari ini saat baru sampai rumah Younghoon, ia diberitahu bahwa Younghoon akan ikut kedua orang tuanya ke Semarang. Ayah Younghoon dipercaya memegang perusahaan cabang disana.
"Semarang, gue ikut ortu pindah karena kerjaan mereka."
Tak terasa Ryujin sudah menangis, ia tak berani mendekat pada Younghoon.
Bukan ini yang ingin dia dengar, ia ingin menghindari Younghoon tapi apabila Younghoon dengan cepat sudah lebih dulu meninggalkan Ryujin, ini membuanya lebih sedih.
"Maafin gue, tadinya gue mau pamitan baik-baik sama kalian, bukan malah gini. Tapi ternyata gak sesuai rencana"
"Thanks Ji, Jun, Ryu. Gue pamit."

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE - Asahi Ryujin
أدب الهواة[COMPLETED] ✓ "Perihal takdir, cinta, luka dan melepaskan" "Cintaku seperti mawar merah, sekarang memang terlihat indah tapi duriku yang tajam akan melukaimu. Cintaku seperti mawar merah, benar. Aromanya begitu harum tapi semakin kau dekati, semakin...