Mari kembali pada 3 tahun silam. Di taman komplek perumahan yang letaknya tepat ditengah-tengah komplek tersebut, Ryujin bersama seorang laki-laki tinggi tampan duduk di ayunan sembari menikmati suasana sore hari.
Laki-laki itu hanya duduk tanpa berniat untuk mengayunkan ayunannya, sedangkan Ryujin sangat semangat berayun dengan senyum selalu terlihat diwajahnya.
Ryujin menghentikan ayunannya saat laki-laki itu mengatakan sesuatu.
"Jin, aku mau bilang sesuatu," ucap laki-laki tersebut tanpa menatap Ryujin dan hanya melihat lurus kedepan.
"Mau bilang apa kak?"
Ryujin menatap laki-laki disampingnya itu sembari menunggu dengan sabar apa yang akan diucapkannya.
"Kamu suka sama kakak?"
Deg - seketika hati Ryujin seperti tertimpa sesuatu. Ada dua hal yang mengganggunya, pertama darimana laki-laki tahu Ryujin memiliki perasaan padanya dan kedua pertanyaan itu terucap sangat dingin seolah sang pemilik tidak ingin mengucapkannya.
Ryujin tak sanggup menjawab, ia bingung harus membalas bagaimana. Hening, hanya ada hembusan angin sore yang saling menerpa mereka.
"Aku tau, mungkin aku udah salah selama ini. Aku salah menempatkan kedekatan kita sampai membuatmu menaruh rasa padaku. Aku gak bermaksud untuk memberikan harapan palsu sejak awal, tapi aku tidak bisa menjauh darimu. Aku tulus perhatian dan sayang padamu tapi nyatanya sayangku hanya sebatas kakak pada adiknya."
"Bukan aku yang terlalu percaya diri, hanya saja semua ketara atas perlakuanmu padaku yang berbeda dengan saat kamu memperlakukan Junkyu atau Jihoon. Aku sudah disampingmu dari kecil begitu juga dengan Junkyu dan Jihoon. Aku tidak ingin membuatmu terluka, tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku kalau aku tidak menganggapmu lebih dari seorang adik."
Laki-laki itu menghembuskan nafas berat dan menunduk.
Mendengar perkataan itu Ryujin seperti dihujani es yang tajam dan menusuk tepat dihatinya. Wajah Ryujin memerah menahan tangisnya. Gadis itu tidak sanggup untuk berkata apapun.
"Kamu berhak menerima cinta bukan hanya memberikan cinta jin. Kamu.."
"Berhenti kak Younghoon" Ucap Ryujin lirih, suaranya bergetar. Ia tidak ingin mendengar lebih dalam lagi, sudah cukup.
"Maaf kak, boleh kak Younghoon pergi dari sini?"
Ryujin mencoba untuk menatap laki-laki bernama Younghoon walau terlihat sangat jelas mata gadis itu berkaca-kaca.
Younghoon tidak ingin meninggalkan Ryujin sendirian, ia bangun dari duduknya kemudian berjalan mendekat kearah Ryujin dan hendak menjongkok untuk menyamakan tinggi mereka tapi langkahnya terhenti.
"Pergi kak, aku mohon."
Ryujin sudah tidak bisa menahan air matanya, ia menunduk.
Younghoon menjambak rambutnya kasar dan menghela nafas berat sebelum akhirnya benar-benar pergi dari hadapan Ryujin.
.
.
.
Junkyu gelisah, sedari tadi ia hanya mondar mandir di kamar yang sesekali mengecek ponselnya. Ia sedang menunggu kabar dari seseorang, bahkan dari semalam ia tidak bisa tidur.
Hingga ponselnya bergetar dan ada satu pesan masuk disana.
Bang Younghoon
"Ryujin di taman komplek sendirian, temenin dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Perihal takdir, cinta, luka dan melepaskan" "Cintaku seperti mawar merah, sekarang memang terlihat indah tapi duriku yang tajam akan melukaimu. Cintaku seperti mawar merah, benar. Aromanya begitu harum tapi semakin kau dekati, semakin...