EMPAT

2.5K 317 98
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading♥

Lisa merasakan kepalanya sangat pusing jadilah ia memilih tak banyak bicara dan merebahkan tubuhnya di sandaran kursi mobil.

"Apa mau ke rumah sakit?" tanya Mark ia tahu dari teman-teman Lais soal kekasihnya yang di kasari oleh Sila dan ia berjanji akan membalasnya besok.

"Engga mau, tapi kepala lisa sakit" ujar Lisa, Lais mencengkram setir mobilnya ini pertama kalinya ia mendengar keluhan Lisa karena seseorang yang menyakitinya.

"Abang engga akan biarin kamu di gituin lagi, kamu punya mulut bisa minta temen kamu panggil abang" ujar Lais.

"Iya nanti kalo lisa di gituin lagi" ujar Lisa.

"Lisa cengeng ya bang? Lisa bego ya Malk?" tanya Lisa pada Lais dan Mark.

"Kamu bukan cengeng, dan kamu engga bego, berhenti dengerin omongan sampah" ujar Lais.

"Lo tenang aja, gue engga akan tinggal diem" sahut Mark di angguki Lais. Lais menoleh ke arah kiri ia memejamkan matanya kala mengingat malam itu dijalan ini, wajah kekasihnya yang berlumur darah dan ternyata juga itu adalah pelukan terakhir. Namun Lais masih belum menemukan penyebab kecelakaan itu bahkan Zaki dan Samuel sudah menduga pasti ini adalah sabotase.

"Udah hijau bang" ujar Mark saat lampu yang tadi merah kembali hijau.

"Bang kenapa ngerem mendadak?" tanya Mark, saat Lais tiba-tiba berhenti.

"Dia sama siapa?" gumam Lais saat matanya tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal bersama orang lain di dalam kafe yang terbuka, dan orang yang ia kenal menyerahkan amplop coklat.

"Lo laper bang?" tanya Mark memperhatikan Lais yang menatapa ke arah kafe.

"Engga" ujar Lais ia sebenarnya masih penasaran dan ada rasa yang mengganjal sangat ingin ia ketahui.

.
.
.
.
.

Mobil Lais memasuki petarangannya.

"Gendong adek gue" ujar Lais di angguki Mark.

"Eugh" lenguh Lisa saat tubuhnya di angkat.

"Gue kepo" gumam Lais.

"Bong, gue keluar bentar jaga adek gue" ujar Lais ia kembali memasuki mobilnya menuju kafe tadi.

Tak butuh waktu lama Lais pun sudah sampai di kafe, namun sayang ia telat dan kedua orang tadi sudah pergi meninggalkan rasa penasaran.

"Anjing" desis Lais ia geram karena baru kali ini ia merasa penasaran dan harus bisa ia hilangkan dengan cara ia mengetahui apa yang ia ingin tahu.

Drtttt

Ponsel Lais berdering tertera nama kecebong.

"Apa?" ujar Lais.

"Adek lo badannya panas"

"Otw!" Lais langusung mematikan panggilannya ia yakin ini efek dari sakit kepala Lisa.

Di tempat Mark, ia tak berhenti mengumpat karena rumah ini begitu sepi, ia bisa pastikan Raina mami Lisa sedang bersama Mamanya ke acara Ibu2 arisan.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang