EMPAT PULUH SATU

2K 311 118
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Rahayu tengah mengingat kejadian semalam yang membuatnya sial, ia takut video itu tersebar ia menjambak rambutnya sendiri dengan kasar juga ia mencakar lengannya ia sangat tertekan jika seperti ini terus.

"Gue harus apa?" gumamnya dengan nada gemetar ia kira hanya rekaman dirinya yang masih mengenakan pakaian, tapi salah semuanya ada di dalam rekaman itu hingga ia yang memohon untuk di puaskan pun ada di dalam rekaman itu. Ia mencengkram rambutnya dan juga menggigit bibir bawahnya kuat-kuat sampai berdarah (mampus kena mental lo).

"Gue gak mau, di bilang jalang" ujar Rahayu menggelengkan kepalanya.

"Tapi video itu bikin gue keliatan jalang hiks" Rahayu menangis takut, sungguh ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia tidak tau siapa kedua lelaki yang masuk kedalam kamarnya dan menjebaknya.

"Ap- apa ini ada sangkutannya sama Lisa?" lirihnya jika benar ia akan membunuh Lisa, tapi untuk melangkah maju saja ia takut dengan ancaman itu.

"Hiks gue gak mau di cap jalang" Rahayu terisak menggigit tangannya menahan suara tangisannya di kamar mandi siswi.

LO BODOH RAHAYU! serunya dalam hati, merutuki kebodohannya.

Mark kini berada di kelasnya, Ruben tak berhenti memukuli meja begitu dengan Kemal dan Hamid.

"KAU SEDANG BERCUMBU"

"SAKITNYA TUH DISINI, DI DALAM HATIKU"

"SAKITNYA TUH DISINI, KAU MENDUAKAN AKU"

"SAKIT, SAKIT, SAKITNYA TUH DISINI"

"SAK-

BRAK

Semua mendadak diam saat guru kiler masuk ke dalam kelas, semua melirik Mark dengan tatapan garang bukankah tadi Mark bilang jika guru kiler ini tak datang? Mark tersenyum kikuk lalu duduk dengan santai, dalam hati teman sekelasnya memaki nama Mark.
.
.
.
.
.

Sedangkan di kelas Lisa, tak jauh beda malah lebih ramai semua bersorak saat Bara, Lukman dan yang lainnya menaiki meja yang sudah di gabung menjadi seperti panggung yang lain berdiri di bawah seolah mereka menonton konser.

"BIARKU PUTUSKAN SAJA, KU TAK MAU  HATIKU TERLUKA"

"LEBIH BAIK KU CUKUPKAN SAJA, KU TAK MAU BATINKU TERSIKSA"

"JANGAN KAU SELALU MERASA, WANITA BUKAN DIRIMU SAJA"

"LEBIH BAIK KU PUTUSKAN SAJA, CARI PACAR LA-

BRAK

"CENDOL DAWET, CEN-

Semua diam Lukman menutup mulutnya karena ia malah bercendol dawet.

"Bagus, kalian ini harusnya mengerjakan tugas" ujar guru kiler yang mengajar kelas 11.

"Bukannya nyanyi, ini sekolah bukan tempat hiburan" lanjutnya semua murid kelas Lisa menunduk berbeda dengan Lisa masih menyecap permen kaki yang di belikan Mark tadi sebelum masuk.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang