TIGA PULUH SEMBILAN

1.8K 283 210
                                    


Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Sesuai rencana, Mark kini memakai baju serba hitam sesuai yang Lais katakan ia juga menggunakan penutup wajah karena Lais mengajaknya bermain.

Tok,Tok,Tok

Jendela kamar Mark di ketok seseorang, Mark pun membuka.

"AAA-JANCUK LO BANG" hampir saja jantung Mark loncat karena terlalu terkejut saat tau Lais yang mengetok dengan wajah tertutup topeng jurig.

"Ck, mental tempe lo" ujar Lais masuk ke kamar Mark.

"Kenapa dari jendela sih?" tanya Mark.

"Ini udah malem, yakali gue masuk dari bawah pake baju ginian" ujar Lais ia meneliti kamar Mark yang di penuhi bingkai dan poster foto Lisa, bahkan yang Lais tak punya pun Mark punya.

"Btw foto bocil makin hari makin banyak aja" ujar Lais.

"Ya sesuai" ujar Mark.

"Maksudnya?" tanya Lais.

"Ya sesuai sama perasaan gue makin hari makin banyak" ujar Mark, Lais mengangguk Mark sangat menyayangi Lisa dan selalu membuat kenyamanan untuk Lisa, dan Lais tak akan membiarkan keduanya berpisah.

"Gimana? Sekarang?" tanya Mark.

"Ikutin perintah gue" ujar Lais berjalan keluar balkon lalu ia melompat dengan mulus selanjutnya Mark.

"Jangan sampe ketauan" ujar Mark ia mengendap dari pinggiran dinding rumah Rahayu.

"Kamarnya yang mana? Lo tau?" tanya Mark.

"Liat aja, yang kamarnya keliatan alay" ujar Lais menunjuk jendela yang sedikit gordenya tersikap lampu kamar itu menyala terlihat jika kamarnya berwarna pink.

"Jijik anjing" ujar Mark.

"Adek gue suka pink gak segitunya" ujar Lais keduanya sudah berada di pinggiran kamar Rahayu.

"Bang, mata gue terbodohi" ujar Mark ia dapat melihat Rahayu hanya mengenakan baju tidur yang sexy.

"Nodai sat" ujar Lais menyikut lengan Mark.

"Body kek galon aja sok keras" ujar Lais berdecih.

"Gue jadi ngebayangin Lis-

"Gue dorong lo dari sini" sarkas Lais menatap tajam Mark yang langsung ciut jika bersama Lais.

"Canda bang, lo juga pasti bayangin kak Ron-

"Gak usah di bayangin juga nanti gue bakal liat tiap hari" ujar Lais.

"Lo mau minta kak Rona yang en-

"Kalo gue udah nikah sama dia lah, yakali gue ck, jangan bahas" ujar Lais ia kembali memperhatikan Rahayu yang memoleskan salep pelet yang tak mempan pada wajahnya.

"Si anjing, tuh bibit pelakor kapan tidurnya sih?" gerutu Mark.

"Lo tidurin sono" ujar Lais.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang