ENAM PULUH LIMA

1.8K 282 175
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Hujan turun semakin deras membuat Mark tak bisa fokus mengendarai motornya, Mark melebarkan matanya saat motornya tak bisa mengerem.

"Sialan" umpat Mark.

Tinnnnnn

Mark berhasil menghindar dari mobil besar, ia berdoa dalam hati agar di selamatkan dari bahaya ini.

"Kalo emang ini hari terakhir gue, jangan disini gue mau di rumah dan gue mau di peluk Lisa sekali lagi aja" gumam Mark banyak kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi di derasnya hujan, saat Mark ingin belok ke kiri sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya.

"SIALAN" umpat Mark memejamkan matanya.

Tinnnnnnn

BRAKKKKK

Mark terguling di aspal kasar, ia melirik mobil yang hampir menabraknya kini menabrak tiang besar ia menoleh ke arah motor yang menggantikan dirinya yang seharusnya tertabrak.Mark terkejut saat tau siapa yang menyelamatkannya. Pemuda itu melepas helmnya membuat Mark mematung, Pemuda itu tersenyum miring dengan darah yang mengalir dari hidung dan mulutnya. Mark menggeleng lirih ia bangkit.

"BANG DAVI-

BRAKKK

"Bodoh" gumam Davin saat mobil lain menabrak Mark hingga terpental tak jauh darinya, kondisi keduanya tidak baik-baik saja. Mark mengerjap matanya beberapa kali kini tubuhnya mati terasa mati ia bahkan tak bisa menggerakan kakinya, ia menoleh ke arah Davin yang menatapnya tajam.

"So-rry b-bang uhuk" ujar Mark dengan terbatuk darah.

"Lo bodoh Mark, anjing" umpat Davin ia tak kalah parah dari Mark. Keduanya menoleh kearah pengendara yang berlarian ke arahnya. Davin menatap tajam mobil yang hampir menghilangkan nyawa Mark kekasih dari cinta pertamanya, sumber bahagia cinta pertamanya. Ia bersyukur karena bisa menggantikan Mark namun ia memaki Mark dalam hati karena membuat pengorbanannya sia-sia. Davin memejamkan matanya erat, tubuhnya kini mati rasa. Warga sudah menelpon ambulans dan keluarga dari korban lewat ponsel Davin dan Mark yang meminta langsung datang ke rumah sakit.
.
.
.
.
.

Keduanya di dalam ambulan dengan alat pernafasan yang terpasang.

"Gue titip Lisa" lirih Mark terbata.

"Gue gak bisa" jawab Davin.

"Gue mak-sa, thanks un-tuk segalanya, maaf sampein maaf gue kare-na gak bi-sa nepa-tin jan-ji gue" ujar Mark dengan nafas tercekat.

"Lisa milik lo jangan buat pengorbanan gue selama ini jadi sia-sia" lirih Davin namun tak mendapat jawaban dari Mark.

Flashback on

Meski libur Davin selalu datang kesekolah dan itu hanya untuk mengintai Lisa mengawasi gadis itu agar baik-baik saja. Ia akan datang jika jam sudah mendekati pulang dan ia akan melihat dari jauh jika Lais selalu menjemput Lisa dan setelah melihat Lisa di jemput ia akan pulang. Namun hari ini ia datang lebih awal karena saat ia melihat cuaca sepertinya akan datang hujan, dan memastikan Lisa tidak pulang telat dan jangan sampai kehujanan. Davin membuka helm nya namun matanya menyipit saat seseorang yang ingin ia musnahkan tengah berbincang dengan siswa lain, Davin turun ia menguping.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang