DUA PULUH SEMBILAN

1.9K 310 84
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨


Happy Reading❤

Lisa sudah pulang dari sekolahnya, ia cukup sedih Mark tidak masuk sekolah karena sakit jadilah ia di sekolah hanya mau bersama Abangnya saja.

"Abang mau kemana?" tanya Lisa melihat Lais sudah berganti pakaian.

"Abang mau jenguk temen" ujar Lais ia mengenakan topi hitamnya, ini topi yang Samuel belikan dari Jepang baru ia pakai.

"Ikutttt" rengek Lisa.

"Ganti baju dulu, abang tunggu di depan" ujar Lais di angguki Lisa.

Lais menunggu Lisa di luar ia akan pergi mengenakan mobil barunya. Ia membuka gerbangnya, rumahnya ini tidak ada supir atau penjaga karena Samuel tak mau keluarganya dalam bahaya karena bisa saja orang itu berniat jahat.

"Najis" cibir Lais ia melihat Rahayu turun dari mobilnya dengan berbagai paperbag di tangannya.

"Kamu gak liat, dia lebih ganteng dari Mark" ujar mama Rahayu tak sengaja matanya bertubrukan dengan mata Lais yang menatapanya datar, Lais tak kalah tampan dari Samuel papi nya.

"Iya sih, tapi aku mau nya Mark" ujar Rahayu.

"Kalo gak bisa Mark, siapa itu nam-

"Lais mah" ujar Rahayu ia meneliti Lais dari atas sampai bawah itu juga dari jauh, Tampan sih tapi ia tak yakin bisa mendapatkan Lais yang sifatnya dingin, kaku dan kasar. Mark juga sama seperti Lais pada dirinya tapi ia tak bisa berbohong saat pertama kali melihat Mark ia sudah berniat akan menjadikan Mark miliknya.

"Iya Lais aja, kamu bakal hidup bergelim-

"HACHIM CORONA" seru Wulan ia dapat mendengarkan ucapan Rahayu dan mamanya dari sebelah rumahnya karena dirinya tengah menyirami tanaman.

"Pantes menurun dari sang mama" gumam Wulan.
.
.
.
.
.

Lisa dan Lais sudah berada di dalam mobil yang kini di kendarai Lais.

"Bang, kalo mobil ini buat Lisa boleh engga?" tanya Lisa membuat Lais terkekeh.

"Sampai kapanpun engga akan abang izinin kamu pakai mobil" ujar Lais mengusap rambut Lisa dengan tangan satunya menyetir.

"Ish, mm bang siapa yang sakit?" tanya Lisa.

"Perempuan" jawab Lais sekenaknya.

"Siapa namanya?" tanya Lisa kepo.

"Nanti kamu juga tau" ujar Lais.

"Abang aja belum tau namanya" lanjutnya.

Setelah beberapa menit mereka sudah sampai di rumah sakit.

"Ayo" Lais menggandeng tangan Lisa, banyak gadis2 yang tak mengalihkan pandangannya dari pemuda tampan yang terlihat bak pangeran kerajaan ini.

"Ish, mau Lisa colok matanya" ujar Lisa membuat Lais mengapit leher adiknya agar mempercepat langkahnya.

Ceklek

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang