ENAM PULUH ENAM

1.7K 289 173
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Pemuda tampan kini sudah melewati masa kritisnya tak butuh waktu lama untuknya kembali membuka mata.

"Kamu butuh sesuatu?" tanya mamanya.

"Minum" jawab pemuda itu pelan.

"Perlu Mama panggilkan Dokter?" ucapan mama hanya di balas gelengan.

"Dimana Papa?" tanyanya.

"Di pemakaman" jawab mama.

"Aku mau sendiri dulu, Mama bisa keluar?" tanyanya.

"Bisa, kamu kalo butuh sesuatu panggil Mama ya? Mama di depan" pemuda itu pun mengangguk.

Flashback on

Kedua pemuda yang sama parahnya kini beriringan di dalam ruang UGD.

"Dokter, pasien bernama Mark semakin parah" ujar suster. Davin menoleh ke arah Mark yang sedari tadi terbatuk dengan tangan mencengkram pinggang.

"Ginjalnya yang sudah rusak kini rusak total" Davin tercengang mendapati fakta itu.

"Arghh" Davin meringis dengan cepat Dokter menanganinya.

"Keduanya sama-sama parah, pemuda ini mengalami kerusakan pada bagian hatinya" Davin diam dengan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Ambil hati saya" Davin menoleh pada Mark yang kini menatapnya dengan lembut, Davin membuang pandang ia terkekeh sumbang.

"Hati lo? Gue gak mau" ujar Davin memejamkan matanya.

"Gue maksa, D-dokter ambil ha-ti sa-ya" ujar Mark terbata.

"Gue ma-u lo selalu di de-kat Li-sa" ujarnya pada Davin.

"Dengan adanya hati lo di tubuh gue, gak bikin gue bersatu sama Lisa" ujar Davin.

"Se-gak nya lo bi-sa ja-ga dia sam-pai dia nem-uin co-wok yang bi-sa dia Sa-rang-hae in" Mark terkekeh sumbang ia mencengkram pinggangnya kuat-kuat.

"Ambil aja ginjal gue gak ada penolakan" ujar Davin tanpa keraguan.

"Thanks, so-rry gue no-lak

Tittttttttttttttttttt

Flashback off

Davin, pemuda yang sekarang tengah memengan luka bekas operasi yang ia lakukan semalam.

"Bodoh" gumam Davin tersenyum miring dengan menatap luka bekas operasinya.

"Sudah membaik?" tanya Danis ia baru datang dengan pakaian serba hitamnya.

"Bisa liat sendiri kan?" ujar Davin.

"Gimana pemakamannya?" tanya Davin membuat Danis tersenyum menenangkan.

"Berjalan lancar" ujar Danis mengusap kepala putranya dengan sayang.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang