TIGA PULUH TIGA

1.9K 296 217
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Lisa membuka matanya, tapi ia tak merasakan ada seseorang di sebelahnya.

"Abang" panggil Lisa masih dengan mata terpejam.

"Abang, oh abang" panggil Lisa lagi ia membuka matanya ternyata Lais tidak di sebelahnya, ia melihat jam dinding di kamar Lais ternyata jam 5 pagi.

"Abang kemana sih?" ujar Lisa ia bangun dari kasur namun sedetik kemudian ia menjerit.

"AAAAAAAAAAAAA" jeritan Lisa sukses membuat Raina dan Samuel yang baru selesai shubuh langsung menghampiri Lisa.

"Kenapa?" tanya Raina dan Samuel khawatir.

"Dalah, ada dalah hiks" Lisa menunjuk sprai kamar Lais ada bercak darah.

"Kamu tembus?" tanya Raina membalik tubuh Lisa benar, celan tidur Lisa terdapat darah.

"Kamu ini buat papi khawatir, Quin suruh Lisa ganti, aku mau ke abang" ujar Samuel.

"Ayo cepet, kamu ini cengeng darah kamu sendiri juga" ujar Raina menarik pelan tangan Lisa membawa Lisa ke kamarnya sendiri.

"Mana pembalutnya?" tanya Raina.

"Disana, mami Lisa mau nyoba yang stlawbeli" ujar Lisa.

"Hm, sana ke kamar mandi dulu" ujar Raina.

"Bang, bangung sholat" ujar Samuel mengguncang lengan Lais, ia melirik Alice sangat damai tidur di pelukan Lais.

"Eugh" lenguh Lais ia membuka matanya melihat Samuel yang masih mengenakan pakaian sehabis sholat.

"Lah, papi sama mami engga balik kesini lagi semalem?" tanya Lais di balas gelengan keduanya.

"Lihat Lice, awas kalo lo gak bilang ke papa lo gue yang urus lo" ujar Lais menjawil pipi Alice lalu keluar dari kamar Lisa, ia mengacak rambutnya.
.
.
.
.
.

Lisa sudah selesai membersihkan dirinya kini ia menunggu Raina membuatkan sarapan dengan ia menjaga Alice.

"Enak banget ya kamu, tidul sama abang Lisa" ujar Lisa ia menepuk-nepuk pantat Alice yang hanya memakai popok dan baju tanpa lengan sedangkan Lisa sudah memakai seragam.

"Kamu mau jadi plinces di lumah ini? Oh tidak bisa, kalena hanya Lisa Adianla William plinces di lumah ini" ujar Lisa berbangga diri.

"Iya cuma lo dah serah lo" ujar Mark yang tiba-tiba datang.

"Ih Malk ngomongnya yang ikhlas dong" ujar Lisa.

"Itu ikhlas Lisa, cuma lo princes di rumah ini bahkan di hati ini" ujar Mark menyentuh dadanya.

"Mana muat" ujar Lisa menepuk keras dada Mark.

"Muat di belah dulu" ujar Mark terkekeh.

"Jangan nanti Malk kesakitan" ujar Lisa.

SARANGHAE MARK [END] [#S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang